{11} Hud / هود | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الرعد / Ar-Ra’d {13} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yusuf يوسف (Nabi Yusuf) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 12 Tafsir ayat Ke 19.
وَجَاءَتْ سَيَّارَةٌ فَأَرْسَلُوا وَارِدَهُمْ فَأَدْلَىٰ دَلْوَهُ ۖ قَالَ يَا بُشْرَىٰ هَـٰذَا غُلَامٌ ۚ وَأَسَرُّوهُ بِضَاعَةً ۚ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِمَا يَعْمَلُونَ ﴿١٩﴾
wa jā`at sayyāratun fa arsalụ wāridahum fa adlā dalwah, qāla yā busyrā hāżā gulām, wa asarrụhu biḍā’ah, wallāhu ‘alīmum bimā ya’malụn
QS. Yusuf [12] : 19
Dan datanglah sekelompok musafir, mereka menyuruh seorang pengambil air. Lalu dia menurunkan timbanya. Dia berkata, “Oh, senangnya, ini ada seorang anak muda!” Kemudian mereka menyembunyikannya sebagai barang dagangan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Kemudian datanglah sekelompok musafir. Lalu mereka menyuruh seseorang untuk mengambilkan air untuk mereka, maka ketika dia menurunkan embernya ke dalam sumur, Yusuf bergantung pada ember itu. Orang yang mengambil air itu pun senang karena menemukan seorang bocah laki-laki, dia berkata, “Oh kabar gembira, ini ada seorang bocah yang berharga.” Orang yang mengambil air itu dan teman-temannya menyembunyikan Yusuf dari anggota kelompok musafir yang lain dan tidak menunjukkannya pada mereka. Mereka (yang menemukan Yusuf) berkata, “Ini adalah barang dagangan yang laku jual.” Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat terhadap Yusuf.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan apa yang dialami oleh Yusuf setelah ia dilemparkan oleh saudara-saudaranya di dalam dasar sumur, lalu ia ditinggalkan seorang diri di dalam sumur itu oleh saudara-saudaranya. Yusuf a.s. tinggal di dasar sumur itu selama tiga hari, menurut Abu Bakar ibnu Ayyasy.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa setelah saudara-saudara Yusuf melemparkannya ke dalam sumur itu, mereka duduk-duduk di sekeliling sumur tersebut seraya memikirkan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Maka Allah menggerakkan suatu kafilah ke arah Yusuf, dan mereka turun istirahat di dekat sumur tersebut. Lalu mereka menyuruh tukang mengambil air mereka untuk menimbakan air buat mereka.
Setelah penimba air itu datang ke sumur tersebut dan menjulurkan timbanya ke dalam sumur, maka Nabi Yusuf bergantung kepada tali timba itu. Akhirnya ia keluar dari sumur itu, dan si penimba air merasa gembira dengannya, lalu berkata:
Oh, kabar gembira, ini seorang anak muda!
Sebagian ulama membacanya, “Ya Busyraya” As-Saddi menduga bahwa kata-kata ini adalah nama seorang yang dipanggil oleh si penimba air itu yang memberitahukan kepadanya bahwa dia telah mendapatkan (menemukan) seorang anak muda. Pendapat yang dikemukakan oleh As-Saddi ini garib, karena sesungguhnya As-Saddi belum pernah mengemukakan tafsir qiraat ayat ini kecuali dalam riwayat dari Ibnu Abbas. Sesungguhnya makna qiraat ini berarti me-mudaf-kan lafaz busyra kepada ya mutakallim, lalu ya idafah-nya dibuang, tetapi makna yang dimaksud menyatakan bahwa si pembicara menghendakinya.
Perihalnya sama dengan kata-kata orang Arab, “Hai diriku, bersabarlah.” dan “Hai pelayan, datanglah kepadaku!”, yakni dengan membuang huruf idafah. Dalam keadaan seperti ini diperbolehkan bacaan kasrah dan rafa’ Sedangkan penafsiran seperti itu merujuk kepada qiraat lainnya yang mengatakan, “Ya Busyraya”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Kemudian mereka menyembunyikannya sebagai barang dagangan.
Yakni dan para pengambil air itu menjadikan Yusuf sebagai budak belian. Mereka mengatakan, “Kami telah membelinya dari pemilik air, karena takut iringan kafilah mereka ikut ambil bagian jika mereka mengetahui cerita yang sebenarnya.” Demikianlah yang dikatakan Mujahid, As-Saddi, dan Ibnu Jarir.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan firman-Nya:
Kemudian mereka menyembunyikannya sebagai barang dagangan.
Artinya, saudara-saudara Yusuf menyembunyikan identitas Yusuf, dan Yusuf sendiri tidak menyangkalnya karena dia merasa khawatir saudara-saudaranya akan membunuhnya bila ia menyebutkan identitas pribadinya yang sesungguhnya, bahwa dia adalah saudara mereka. Yusuf rela dirinya diperjualbelikan demi keselamatan dirinya. Lalu saudara-saudara Yusuf bercerita kepada si penimba air itu bahwa Yusuf adalah budak mereka. Maka si penimba air kaum itu berseru memanggil teman-temannya: Oh, kabar gembira, ini seorang anak muda! (Yusuf:19) yang diperjualbelikan, dan saudara-saudara Yusuf menjualnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
Allah Maha Mengetahui apa yang dikerjakan oleh saudara-saudara Yusuf dan orang-orang yang membelinya. Dengan kata lain, Allah berkuasa untuk mengubah hal itu dan menolaknya, tetapi kebijaksanaan dan takdirNya telah menentukan hal tersebut, maka Dia biarkan hal itu untuk dilangsungkan sesuai dengan takdir dan apa yang telah direncanakanNya.
Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah, Mahasuci Allah, Tuhan semesta alam. (Al A’raf:54)
Di dalam ayat ini terkandung makna kiasan yang ditujukan kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, sekaligus sebagai pemberitahuan kepadanya bahwa Allah mengetahui semua gangguan yang menyakitkan dari kaum Rasulullah terhadap diri Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Dan Allah mampu untuk menangkal hal itu, tetapi sengaja Allah menangguhkan mereka dan membiarkan takdir-Nya berjalan, kelak Allah akan menjadikan akibat yang terpuji dan kekuasaan bagi Rasul-Nya atas mereka. Sama halnya seperti yang dilakukan Allah kepada Nabi Yusuf, Dia menjadikan akibat yang terpuji dan kekuasaan baginya atas saudara-saudaranya.
Maksudnya, Yusuf ‘alaihissalam berada di dasar sumur selama beberapa waktu yang dia jalani di sana. Sampai akhirnya جَاءَتْ سَيَّارَةٌ “datanglah beberapa kelompok musafir”, sebuah kafilah yang bertolak menuju Mesir. فَأَرْسَلُوا وَارِدَهُمْ “Lalu mereka menyuruh seorang pengambil air”, orang yang pertama dan terdepan (dalam rombongan) yang menimba air bagi mereka dan mengumpulkannya serta mempersiapkan pembuatan kolam atau semacamnya bagi mereka. فَأَدْلَى “Maka ia menurunkan”, yaitu pengambil air itu (menurunkan) دَلْوَهُ “timbanya”. Maka Yusuf ‘alaihissalam menggantungkan diri padanya dan berhasil keluar. Ia berkata, يَا بُشْرَى هَذَا غُلَامٌ “oh, kabar gembira, ini seorang anak muda”, orang ini begitu gembira seraya berkata, “Ini bocah kecil yang berharga mahal” وَأَسَرُّوهُ بِضَاعَةً “kemudian mereka menyembunyikannya sebagai barang dagangan”.
Setelah mereka berhasil mencelakai nabi yusuf dengan memasukkannya ke dalam sumur, ayat ini menceritakan lanjutan kisah nabi yusuf, yaitu ditemukannya dia oleh rombongan kafilah yang hendak pergi ke mesir. Dan setelah nabi yusuf diceburkan ke dalam sumur oleh saudaranya, maka datanglah sekelompok musafir dari madyan yang hendak menuju mesir, kemudian di antara mereka menyuruh salah seorang pengambil air untuk minum para kafilah. Lalu dia menurunkan timbanya, ketika timba diturunkan di sumur, bergantunglah nabi yusuf pada tali timba itu. Dengan nada terkejut, dia pun berteriak sambil berkata, oh, senangnya, ini ada seorang anak muda yang sehat lagi elok parasnya! setelah nabi yusuf diangkat, kemudian mereka menyembunyikannya dengan maksud akan menjadikannya sebagai barang dagangan. Dan Allah maha mengetahui apa yang mereka kerjakan, karena tidak ada satu pun yang bisa disembunyikan dari-Nya. Dan setelah musafir itu tiba di mesir, mereka pun menjualnya yakni nabi yusuf dengan harga rendah atau murah, yaitu beberapa dirham saja, sebab mereka tidak tertarik kepadanya untuk memiliki dan mengambilnya sebagai anak atau sebagai budak yang dipekerjakan.
Yusuf Ayat 19 Arab-Latin, Terjemah Arti Yusuf Ayat 19, Makna Yusuf Ayat 19, Terjemahan Tafsir Yusuf Ayat 19, Yusuf Ayat 19 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yusuf Ayat 19
Tafsir Surat Yusuf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)