{11} Hud / هود | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الرعد / Ar-Ra’d {13} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yusuf يوسف (Nabi Yusuf) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 12 Tafsir ayat Ke 24.
وَلَقَدْ هَمَّتْ بِهِ ۖ وَهَمَّ بِهَا لَوْلَا أَنْ رَأَىٰ بُرْهَانَ رَبِّهِ ۚ كَذَٰلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ ۚ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ ﴿٢٤﴾
wa laqad hammat bihī wa hamma bihā, lau lā ar ra`ā bur-hāna rabbih, każālika linaṣrifa ‘an-hus-sū`a wal-faḥsyā`, innahụ min ‘ibādinal-mukhlaṣīn
QS. Yusuf [12] : 24
Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya (Yusuf). Dan Yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, Kami palingkan darinya keburukan dan kekejian. Sungguh, dia (Yusuf) termasuk hamba Kami yang terpilih.
Istri pembesar Mesir itu telah condong hatinya untuk berbuat keji dengan Yusuf dan terbesit di hati Yusuf pun untuk melakukan hal yang sama, andaikata dia tidak melihat tanda dari Rabb-nya yang mengusir apa yang terbesit di hatinya. Sesungguhnya Kami memperlihatkan hal itu agar Yusuf terhindar dari berbuat jahat dan keji dalam seluruh urusannya. Sesungguhnya Yusuf termasuk hamba-hamba Kami yang disucikan, yang terpilih mengemban tugas kerasulan, dari kalangan orang-orang yang ikhlas beribadah hanya kepada Allah dan mengesakan-Nya.
Pendapat ulama dan ungkapan mereka (yakni penafsirannya) sehubungan dengan makna ayat ini berbeda-beda. Sehubungan dengan hal ini telah disebutkan banyak riwayat oleh Ibnu Jarir dan lain-lainnya yang bersumber dari Ibnu Abbas, Mujahid, Sa’id ibnu Jubair, dan sejumlah ulama Salaf lainnya.
Menurut suatu pendapat, makna yang dimaksud dengan hamma dalam ayat ini ialah bisikan hati. Demikianlah menurut riwayat Al-Bagawi, dari sebagian ulama ahli tahqiq.
Kemudian Al-Bagawi —sehubungan dengan hal ini— mengetengahkan hadis Abdur Razzaq, dari Ma’mar, dari Hammam, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Apabila hamba-Ku berniat melakukan suatu amal kebaikan, maka catatlah untuknya pahala satu amal kebaikan. Jika dia mengerjakannya, maka catatkanlah baginya sepuluh kali lipat amal kebaikannya. Dan jika dia berniat hendak melakukan suatu perbuatan buruk (dosa), lalu dia tidak mengerjakannya, maka catatkanlah satu kebaikan. Karena sesungguhnya dia meninggalkannya sebab (takut kepada)-Ku, dan jika dia mengerjakannya, maka catatkanlah satu amal keburukan.
Hadis ini diketengahkan di dalam kitab Sahihain dengan berbagai lafaz dan apa yang disebutkan di atas merupakan salah satunya.
Menurut pendapat lain, makna hamma di sini ialah berniat hendak mengerjainya. Dan menurut pendapat yang lainnya, Yusuf berniat menjadikannya sebagai istrinya.
Menurut pendapat lainnya lagi, Yusuf tidak tergiur oleh godaannya. Tetapi bila ditinjau dari segi bahasa, pendapat ini masih perlu dipertimbangkan kebenarannya, menurut riwayat Ibnu Jarir dan lain-lainnya.
Adapun mengenai tanda yang dilihat oleh Nabi Yusuf, sehubungan dengannya pendapat para ulama berbeda-beda pula. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Sa’id, Mujahid, Sa’id ibnu Jubair, Muhammad ibnu Sirin, Al-Hasan, Qatadah, Abu Saleh, Ad-Dahhak, Muhammad ibnu Ishaq, dan lain-lainnya, disebutkan bahwa Yusuf melihat gambar ayahnya Ya’qub sedang menggigit jari telunjuknya.
Menurut riwayat lain yang bersumber dari Muhammad ibnu Ishaq, disebutkan bahwa lalu ayah Yusuf memukul dada Yusuf.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa Yusuf melihat bayangan tuannya. Hal yang sama dikatakan oleh Muhammad ibnu Ishaq menurut riwayat sebagian di antara mereka, bahwa sesungguhnya tanda yang dilihat oleh Yusuf adalah bayangan tuannya —Qiftir— saat Qitfir mendekati pintu.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Waki’, dari Amu Maudud, ia pernah mendengar Muhammad ibnu Ka’b Al-Qurazi mengatakan bahwa Yusuf mengangkat pandangan matanya ke atap rumah, tiba-tiba di atap rumah itu terdapat tulisan firman-Nya yang mengatakan:
Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (Al Israa’:32)
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Abu Ma’syar Al-Madani, dari Muhammad ibnu Ka’b.
Abdullah ibnu Wahb mengatakan, telah menceritakan kepadaku Nafi’ ibnu Yazid, dari Abu Sakhr yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Al-Qurazi mengatakan sehubungan dengan makna tanda yang dilihat oleh Yusuf. Tanda tersebut merupakan tiga ayat dari Kitabullah, yaitu firman-Nya:
Padahal sesungguhnya bagi kalian ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaan kalian). (Al-Infithar: 10)
Kamu tidak berada dalam suatu keadaan., hingga akhir ayat.
Maka apakah Tuhan yang menjaga setiap diri terhadap apa yang diperbuatnya. (Ar Ra’du:33), hingga akhir ayat.
Nafi’ mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Hilal mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan oleh Al-Qurazi, tetapi ia menambahkan ayat yang keempat, yaitu firman-Nya:
Dan janganlah kalian dekati zina.
Al-Auza’i mengatakan bahwa Yusuf melihat suatu ayat dari Kitabullah di tembok rumah itu yang melarangnya berbuat hal itu.
Ibnu Jarir mengatakan, pendapat yang benar ialah yang mengatakan bahwa Yusuf melihat suatu tanda dari tanda-tanda Allah yang mencegahnya untuk melangsungkan niatnya. Mungkin saja tanda itu berupa gambar ayahnya, Nabi Ya’qub, mungkin berupa gambar tuannya, mungkin pula yang dilihatnya berupa tulisan larangan pada tembok rumah itu yang melarangnya berbuat demikian. Tetapi tidak ada bukti yang kuat yang menentukan sesuatu dari tanda-tanda tersebut. Maka yang benar ialah bila dimutlakkan sesuai dengan apa yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat ini.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian.
Yakni sebagaimana Kami memperlihatkan kepadanya suatu tanda yang memalingkannya dari apa yang diniatkannya, demikian pula Kami menjaganya dari perbuatan keji dan mungkar dalam semua urusannya.
Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.
Yakni termasuk orang yang terpilih, disucikan, dan didekatkan kepadaNya, semoga salawat dan salam Allah terlimpahkan kepadanya.
23-24. hal itu karena, yusuf tinggal di rumah al aziz dalam keadaan terhormat. ia memiliki ketampanan, kesempurnaan dan daya terpikat yang mengakibatkan “wanita (zulaikha) yang yusuf tinggal di rumahnya menggoda yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya)” maksud yusuf adalah budaknya, berada di bawah pengaturannya sementara tempat tinggal keduanya sama, hingga menjadi mudah untuk menjalankan perbuatan buruk tanpa disadari atau diketahui orang orang. ”dan” tingkat beratnya musibah semakin bertambah dengan “dia menutup pintu pintu” sehingga tempat menjadi benar benar kosong, dan mereka berdua merasa aman dari kehadiran seseorang kepada mereka berdua karena pintu pintu sudah terkunci. sang wanita memintanya untuk menggaulinya, sembari berkata, ”marilah kesini” lakukan perbuatan yang dibenci ini, marilah kemari! ditambah lagi, ia seorang asing (disana) rasa malu orang seperti dirinya tidak seperti malu yang muncul ketika ia berada dikampung halamannya sendiri dan ditengah orang orang yang mengenalnya. ia bagai tawanan ditangan wanita tersebut. sedangkan wanita itu adalah majikannya. pada diri wanita itu terpancar kecantikan yang berpotensi untuk menyeret yusuf menuju perbuatan itu. yusuf sendiri seorang pemuda lajang, yang diancam wanita itu dengan hukuman penjara atau siksa yang pedih bila tidak menyambut apa yang diperintahkan majikan perempuannya.
Lalu dia mampu bersabar untuk tidak bermaksiat kepada Allah meskipun ada rangsangan kuat untuk melaukannya. Karena dia telah berkeinginan melakukannya dengan si wanita itu, lalu dia menyingkirkan keinginan tersebut karena Allah. Ia lebih mengutamakan ridha Allah daripada keinginan pribadi yang kerap memerintahkan kepada perkara yang buruk. ia telah melihat petunjuk Rabbnya berupa ilmu dan iman yang menumbuhkan sikap menghindari perbuatan yang diharamkan Allah, yang mewajibkannya mengambil jarak dan menahan diri dari maksiat yang besar ini. Dan “dia berkata” ‘aku berlindung kepada Allah’ maksudnya aku berlindung kepada Allah dari perbuatan yang buruk ini. Karena itu termasuk tindakan yang membuat Allah murka dan menjauhkan diriku dariNya. Itu adalah sebuah bentuk penghianatanku terhadap hak kehormatan majikan (lelakiku) yang telah memuliakan keberadaanku, maka tidak sepantasnya aku membalasnya dengan memperlakukan istrinya dengan balasan yang sangat jelek. Itu bentuk perbuatan aniaya yang paling besar, dan orang yang berbuat kezhaliman tidak akan pernah jaya.
Ringkasannya, Allah menyusun berbagai pengahalang baginya dari perbuatan itu yaitu ketakwaan kepada Allah, memperhatikan hak majikan yang telah memuliakannya, memelihara diri dari tindakan aniaya yang mana pelakunya tidak akan selamat. Demikian pula anugerah yang Allah berikan kepadanya berupa petunjuk iman yang menuntut munculnya ketaatan untuk mengerjakan perintah perintah dan menghindari larangan larangan.
Inti dari itu semua, Allah telah memalingkannya dari keburukan dan perbuatan yang keji itu. Karena ia tergolong hamba hambaNya yang ikhlas kepadaNya dalam beribadah, dan Allah sudah mengikhlaskan hati mereka, memilih dan mengistimewakan mereka bagi diriNya, mencurahkan kepada mereka beraneka kenikmatan dan menyelamatkan mereka dari berbagai keburukan. Dengan itu semua, mereka menjadi insan insan pilihanNYa.
Dan sungguh, perempuan itu telah berkehendak kepadanya, yakni nabi yusuf untuk melayani nafsu birahinya. Dan nabi yusuf pun berkehendak kepadanya, sekiranya dia tidak melihat tanda dari tuhannya, niscaya dia akan terjatuh dalam perbuatan maksiat. Demikianlah, kami kuatkan keimanannya sehingga kami palingkan darinya perilaku keburukan dan kekejian. Sungguh, dia’nabi yusuf’termasuk hamba kami yang terpilih untuk mengemban risalah Allah dan selalu taat kepada perintah-Nya. Dan ketika itu keduanya pun berkejaran lari menuju pintu, dan perempuan itu mencoba menghalangi nabi yusuf keluar pintu dengan menarik baju gamisnya dari belakang hingga koyak, dan pada saat nabi yusuf berhasil membuka pintu, keduanya mendapati suami perempuan itu di depan pintu. Ketika al-aziz menyaksikan istrinya bersama nabi yusuf keluar pintu, dia pun berkata kepada suaminya seraya meminta, apakah balasan terhadap orang yang bermaksud buruk terhadap istrimu wahai paduka, selain dipenjarakan atau dihukum dengan siksa yang pedih’ istri al- aziz berkata demikian, untuk menutupi kesalahannya dan menjaga nama baik dirinya.
Yusuf Ayat 24 Arab-Latin, Terjemah Arti Yusuf Ayat 24, Makna Yusuf Ayat 24, Terjemahan Tafsir Yusuf Ayat 24, Yusuf Ayat 24 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yusuf Ayat 24
Tafsir Surat Yusuf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)