{11} Hud / هود | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الرعد / Ar-Ra’d {13} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yusuf يوسف (Nabi Yusuf) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 12 Tafsir ayat Ke 31.
فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَأً وَآتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ سِكِّينًا وَقَالَتِ اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ ۖ فَلَمَّا رَأَيْنَهُ أَكْبَرْنَهُ وَقَطَّعْنَ أَيْدِيَهُنَّ وَقُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ مَا هَـٰذَا بَشَرًا إِنْ هَـٰذَا إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ ﴿٣١﴾
fa lammā sami’at bimakrihinna arsalat ilaihinna wa a’tadat lahunna muttaka`aw wa ātat kulla wāḥidatim min-hunna sikkīnaw wa qālatikhruj ‘alaihinn, fa lammā ra`ainahū akbarnahụ wa qaṭṭa’na aidiyahunna wa qulna ḥāsya lillāhi mā hāżā basyarā, in hāżā illā malakung karīm
QS. Yusuf [12] : 31
Maka ketika perempuan itu mendengar cercaan mereka, diundangnyalah perempuan-perempuan itu dan disediakannya tempat duduk bagi mereka, dan kepada masing-masing mereka diberikan sebuah pisau (untuk memotong jamuan), kemudian dia berkata (kepada Yusuf), “Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka.” Ketika perempuan-perempuan itu melihatnya, mereka terpesona kepada (keelokan rupa)nya, dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri. Seraya berkata, “Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusia. Ini benar-benar malaikat yang mulia.”
Ketika istri Al Aziz mendengar gunjingan mereka mengenai dirinya dari upaya mereka mencercanya, maka dia mengundang mereka semua untuk mengunjunginya. Dia menyediakan bantal-bantal untuk membuat mereka nyaman dan menyuguhkan jamuan makanan, kemudian kepada tiap perempuan itu diberikan pisau untuk memotong makanan. Kemudian dia berkata kepada Yusuf, “Keluarlah engkau menemui mereka.” Maka tatkala melihat Yusuf, semua perempuan itu mengagungkannya dan memujinya. Ketampanan dan keelokan rupa Yusuf telah mempesona mereka. Karena begitu tercengan dan takjub, mereka semua melukai jari tangan mereka tanpa sengaja ketika sedang memotong makanan. Mereka berkata dengan kagum, “Aku berlindung kepada Allah, dia bukanlah manusia, karena ketampanannya tidak ada pada manusia manapun. Sesungguhnya dia tidak lain adalah malaikat yang mulia.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Maka tatkala wanita itu mendengar cercaan mereka.
Yang dimaksud ialah perkataan mereka (kaum wanita) kepada sebagian dari mereka, bahwa cinta telah membuat istri Al-Aziz mabuk kepayang.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, “Bahkan telah sampai kepada mereka berita tentang ketampanan Yusuf, maka mereka ingin menyaksikannya. Lalu mereka melontarkan kata-kata tersebut sebagai siasat agar mereka dapat menyaksikan dan melihat dengan mata kepala mereka sendiri akan ketampanan Yusuf.” Maka pada saat itu istri Al-Aziz:
…mengundang mereka.
ke rumahnya dan menjamu mereka sebagai tamu-tamunya.
…dan menyediakan bagi mereka tempat duduk.
Ibnu Abbas, Sa’id ibnu Jubair, Mujahid, Al-Hasan, As-Saddi, dan lain-lainnya mengatakan bahwa yang dimaksud dengan muttaka-an ialah tempat duduk (majelis) yang berhamparkan permadani dilengkapi dengan bantal-bantal, lalu padanya terdapat hidangan yang harus dikupas dengan pisau, seperti buah lemon dan lain-lainnya. Karena itulah disebutkan dalam firman-Nya:
…dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau.
Hal ini merupakan siasat dan tipu muslihat wanita itu untuk membalas cercaan mereka terhadap dirinya, yaitu dengan memperlihatkan Yusuf kepada mereka.
…kemudian dia berkata (kepada Yusuf), “Keluarlah (tampakkan lan dirimu) kepada mereka!”
Sebelum itu Zulaikha menyembunyikan Yusuf di tempat yang lain agar tidak kelihatan oleh mereka.
…Maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (ketampanan rupa)nya.
Ketika Yusuf keluar menemui mereka, maka mereka merasa kagum dan terpesona oleh ketampanannya, sehingga lupa diri dan pisau yang ada di tangan mereka melukai tangan mereka sendiri. Mereka menduga (merasa) bahwa dirinya sedang memotong buah lemon dengan pisau masing-masing. Makna yang dimaksud ialah bahwa mereka memotong tangan mereka dengan pisau, menurut ulama yang bukan hanya seorang. Disebutkan dari Mujahid dan Qatadah bahwa mereka memotong tangannya hingga terputus jatuh.
Banyak ulama yang menyebutkan bahwa wanita itu (Zulaikha) berkata kepada mereka sesudah menjamu mereka makan hingga mereka senang, lalu menyajikan hidangan buah lemon kepada mereka, dan masing-masing dari mereka diberinya sebuah pisau, “Apakah kalian hendak melihat Yusuf?” Mereka menjawab, “Ya.” Zulaikha memanggil Yusuf dan menyuruhnya agar memperlihatkan dirinya kepada mereka. Ketika mereka melihat Yusuf, tanpa terasa mereka memotong tangannya masing-masing. Lalu Zulaikha kembali memerintahkan kepada Yusuf untuk menampakkan dirinya kepada mereka dari arah depan dan belakang, dan seiring dengan itu mereka kembali memotong tangan mereka sendiri. Ketika mereka sadar, barulah merasakan sakitnya sambil mengaduh. Zulaikha berkata kepada mereka, “Kalian baru sekali pandang telah melakukan hal itu, maka terlebih lagi diriku (yang serumah dengannya).”
…dan berkatalah mereka, “Mahasempurna Allah, ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia.”
Kemudian mereka berkata kepada Zulaikha, “Kami tidak mencelamu lagi sesudah ini yang kami lihat sendiri,” karena pada diri Yusuf mereka melihat ketampanan yang tiada taranya di kalangan manusia, dan tiada seorang pun yang mirip dengannya dalam hal ketampanan. Sesungguhnya Nabi Yusuf telah dianugerahi separo dari ketampanan, seperti yang telah disebutkan di dalam hadis sahih yang diriwayatkan dalam hadis Isra, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersua dengan Yusuf a.s. di langit yang ketiga, lalu beliau bersabda:
Dan ternyata Yusuf dianugerahi separo dari ketampanan rupa.
Hammad ibnu Salamah telah meriwayatkan dari Sabit, dari Anas yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Yusuf dan ibunya dianugerahi separo ketampanan rupa.
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Abul Ahwas, dari Abdullah ibnu Mas’ud yang mengatakan bahwa Yusuf dan ibunya dikaruniai sepertiga ketampanan rupa.
Abu Ishaq telah meriwayatkan pula dari Abul Ahwas, dari Abdullah, bahwa wajah Yusuf bagaikan kilat (kemilaunya), apabila ada seorang wanita yang datang kepadanya karena suatu keperluan, maka Yusuf menutupi wajahnya karena khawatir bila wanita itu tergoda oleh ketampanannya.
Al-Hasan Al-Basri telah meriwayatkan secara mursal dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda:
Yusuf dan ibunya dianugerahi sepertiga keindahan penduduk dunia, sedangkan seluruh manusia dianugerahi dua pertiganya. Atau Al-Hasan Al-Basri mengatakan: Yusuf dan ibunya dianugerahi dua pertiga, sedangkan manusia dianugerahi sepertiganya.
Sufyan telah meriwayatkan dari Mansur, dari Mujahid, dari Rabi’ah Al-Jarasyi yang mengatakan bahwa keindahan itu dibagi menjadi dua bagian, separonya diberikan kepada Yusuf dan ibunya (yaitu Sarah), sedangkan separonya lagi diberikan kepada manusia semuanya di antara sesama mereka.
…Imam Abul Qasim As-Suhaili mengatakan bahwa Yusuf a.s. mempunyai ketampanan separo dari ketampanan Adam a.s., karena sesungguhnya Allah menciptakan Adam dengan tangan kekuasaan-Nya sendiri dalam rupa dan bentuk yang paling indah (tampan). Tiada seorang pun dari anak cucunya yang menyamai ketampanannya, dan Yusuf dianugerahi separo dari ketampanannya. Karena itulah di saat kaum wanita itu melihatnya, mereka mengatakan: Mahasempurna Allah.
Menurut Mujahid dan lain-lainnya yang bukan hanya seorang, makna kalimat ini ialah ‘Kami berlindung kepada Allah’.
…ini bukanlah manusia.
Sebagian ulama membacanya bisyara yang artinya ‘Ini bukanlah orang yang didapat dari pembelian’.
Pernyataan tersebut hanyalah bentuk tipu daya wanita-wanita itu saja, bukan murni untuk mencerca dan menghinanya. Tetapi mereka menjadikan perkataan tadi sebagai jembatan yang akan mengantarkan mereka guna menyaksikan Yusuf ‘alaihissalam yang menjadi penyebab terfitnahnya istri al-Aziz agar ia menjadi geram dan selanjutnya supaya mau memperlihatkan Yusuf ‘alaihissalam kepada mereka hingga mereka pun memaklumi kondisinya. Oleh karenanya, Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutnya sebagai makar. Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ أَرْسَلَتْ إِلَيْهِنَّ “Maka tatkala wanita itu (Zulaikha) mendengar cercaan mereka, diundangnyalah wanita-wanita itu”, ia meminta mereka datang ke kediamannya untuk bertamu وَأَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَأً “dan disediakannya bagi mereka tempat duduk”, tempat yang telah dipersiapkan dengan bermacam permadani dan bantal-bantal serta kelengkapannya berupa macam-macam makanan dan minuman yang lezat. Di antara suguhan yang ia sodorkan dan hadirkan dalam jamuan tersebut adalah sebuah makanan yang membutuhkan pisau, baik itu merupakan buah utrujah (jenis buah limau) atau buah lainnya. وَآتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ سِكِّينًا “Dan diberikannya kepada masing-masing mereka sebuah pisau (untuk memotong jamuan)”, untuk memotong makanan itu dengannya وَقَالَتِ “kemudian dia berkata”, kepada Yusuf ‘alaihissalam اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ “Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka”, dalam pesona ketampanan dan pancaran keelokannya, فَلَمَّا رَأَيْنَهُ أَكْبَرْنَهُ “maka tatkala wanita-wanita itu melihatnya, mereka kagum kepada (keelokan rupa)nya”, maksudnya mereka mengaguminya di hati mereka dan menyaksikan sebuah panorama yang tidak pernah mereka lihat seindah itu وَقَطَّعْنَ َ “dan mereka melukai”, lantaran kekaguman mereka أَيْدِيَهُنّ “(jari) tangannya”, dengan pisau-pisau itu yang mereka bawa وَقُلْنَ حَاشَ لِلَّهِ “dan berkata, ‘Mahasempurna Allah جَلَّ جَلالُهُ’,” sebagai bentuk penyucian terhadap Allah مَا هَذَا بَشَرًا إِنْ هَذَا إِلَّا مَلَكٌ كَرِيمٌ “ini bukanlah manusia. Sesungguhnya ini tidak lain hanyalah malaikat yang mulia”, demikian itu, lantaran Yusuf ‘alaihissalam dikaruniai ketampanan yang fantastis dan pesona yang menjadi tanda (kebesaran Allah جَلَّ جَلالُهُ) bagi orang-orang yang memperhatikannya.
Maka ketika perempuan itu, yaitu istri al-aziz mendengar cercaan mereka sehingga menjadi bahan pembicaraan umum, maka ia pun ingin membuat siasat terhadap perempuan-perempuan yang mencercanya, lalu diundangnyalah perempuan-perempuan itu dalam sebuah jamuan dan disediakannya tempat duduk dan sandaran yang nyaman bagi mereka, dan kepada masing-masing mereka diberikan sebuah pisau untuk memotong hidangan yang disediakan berupa buah-buahan dan lainnya, kemudian dia berkata kepada nabi yusuf, keluarlah dan tampakkanlah dirimu kepada mereka. Ketika perempuan-perempuan itu melihatnya, mereka terpesona kepada ketampanan rupanya, dan mereka yang hadir itu pun tanpa sadar telah melukai tangannya sendiri dengan pisau yang dipegangnya seraya berkata, mahasempurna Allah yang menciptakan makhluk dengan wajah yang sempurna dan rupawan, pemuda ini bukanlah manusia biasa pada umumnya. Tetapi ini benar-benar malaikat yang mulia dan suci, karena baru kali ini kita melihat manusia yang sangat sempurna. Setelah istri al-aziz memperlihatkan nabi yusuf kepada mereka, lalu dia berkata, itulah orangnya yang menyebabkan kamu mencela aku karena aku tertarik kepadanya, dan sungguh benar, aku memang telah menggoda untuk menundukkan dirinya tetapi dia menolak ajakanku dan berlindung kepada tuhan-Nya. Jika dia tidak melakukan apa yang aku perintahkan kepadanya, yaitu melayani keinginanku, niscaya dia akan dipenjarakan, dan dia akan menjadi orang yang hina, karena tidak mendapatkan tempat terhormat dan fasilitas pelayanan yang baik.
Yusuf Ayat 31 Arab-Latin, Terjemah Arti Yusuf Ayat 31, Makna Yusuf Ayat 31, Terjemahan Tafsir Yusuf Ayat 31, Yusuf Ayat 31 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yusuf Ayat 31
Tafsir Surat Yusuf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)