{11} Hud / هود | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الرعد / Ar-Ra’d {13} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yusuf يوسف (Nabi Yusuf) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 12 Tafsir ayat Ke 38.
وَاتَّبَعْتُ مِلَّةَ آبَائِي إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ ۚ مَا كَانَ لَنَا أَنْ نُشْرِكَ بِاللَّهِ مِنْ شَيْءٍ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّاسِ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ ﴿٣٨﴾
wattaba’tu millata ābā`ī ibrāhīma wa is-ḥāqa wa ya’qụb, mā kāna lanā an nusyrika billāhi min syaī`, żālika min faḍlillāhi ‘alainā wa ‘alan-nāsi wa lākinna akṡaran-nāsi lā yasykurụn
QS. Yusuf [12] : 38
Dan aku mengikuti agama nenek moyangku: Ibrahim, Ishak dan Yakub. Tidak pantas bagi kami (para nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (semuanya); tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur.
Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishaq dan Ya’qub dan aku menyembah hanya kepada Allah semata. Tidak patut bagi kita untuk mempersekutukan Allah dengan apa pun dalam beribadah kepada-Nya. Itulah tauhid, yaitu menyembah hanya kepada Allah Yang Maha Esa. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah kepada kami dan manusia seluruhnya, akan tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur kepada Allah atas nikmat tauhid dan iman.”
Yusuf mengatakan, “Sesungguhnya pengetahuan itu berkat apa yang telah diajarkan oleh Allah kepadaku, karena aku menjauhi agama orang-orang yang kafir kepada Allah dan hari kemudian. Mereka adalah orang-orang yang tidak mengharapkan pahala dan tidak takut akan siksaan di hari kemudian.”
Dan aku mengikut agama bapak-bapakku, yaitu Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub., hingga akhir ayat.
Yusuf a.s. berkata, “Aku menjauhi jalan kekafiran dan kemusyrikan, dan aku mengikuti jalan para rasul. Demikianlah keadaan orang yang menempuh jalan hidayah dan mengikuti jalan para rasul serta berpaling dari jalan orang-orang yang sesat. Maka sesungguhnya Allah akan memberikan petunjuk ke hatinya dan mengajarkan kepadanya hal yang belum ia ketahui, serta akan menjadikannya sebagai pemimpin yang diikuti kebaikannya dan akan menjadi penyeru kepada jalan petunjuk.”
Tiadalah patut bagi kami (para nabi) mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Yang demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya).
Inilah pernyataan tauhid, yaitu mengakui bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya.
…dari karunia Allah kepada kami.
yang diwahyukan kepada kami, dan kami diperintahkan untuk mengerjakannya.
…dan kepada manusia (seluruhnya).
Karena Allah telah menjadikan kami (para nabi) sebagai penyeru mereka yang mengajak mereka kepada hal tersebut.
…tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukurinya.
Yakni mereka tidak mengetahui akan nikmat Allah kepada mereka yang telah mengutus para rasul kepada mereka, bahkan:
mereka menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan. (Ibrahim:28)
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Sinan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah, telah menceritakan kepada kami Hajjaj, dari Ata, dari Ibnu Abbas, bahwa kakek disebut pula dengan sebutan ayah. Lalu Ibnu Abbas mengatakan, “Demi Allah, siapakah yang berani bersumpah denganku di dekat Al-Hijir, bahwa Allah tidak pernah menyebutkan kata kakek dan nenek?” Allah telah berfirman menceritakan perihal Yusuf a.s.:
Dan aku mengikut agama bapak-bapakku, yaitu Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub.
وَاتَّبَعْتُ مِلَّةَ آبَائِي إِبْرَاهِيمَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ “Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak, dan Ya’qub.” Kemudian dia menerangkan apa yang dimaksud dengan millah (agama) tadi dengan ucapannya مَا كَانَ لَنَا “Tiadalah patut bagi kami (para Nabi)”, artinya tidak sepatutnya dan tidak pantas bagi kami أَنْ نُشْرِكَ بِاللَّهِ مِنْ شَيْءٍ “mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah جَلَّ جَلالُهُ.” Bahkan kami hanya mengesakan Allah جَلَّ جَلالُهُ dengan tauhid dan memurnikan agama dan ibadah bagiNya.
ذَلِكَ مِنْ فَضْلِ اللَّهِ عَلَيْنَا وَعَلَى النَّاسِ “Yang demikian itu adalah dari karunia Allah جَلَّ جَلالُهُ kepada kami dan kepada manusia (seluruhnya)”, ini termasuk anugerah, curahan kebaikan dan keutamaan paling tinggi kepada kami dan kepada orang-orang yang Allah جَلَّ جَلالُهُ berikan hidayah kepada mereka, sebagaimana Dia telah memberikan hidayah kepada kami. Sesungguhnya, tidak ada karunia yang lebih baik daripada karunia Allah جَلَّ جَلالُهُ kepada para hambaNya dengan Islam dan agama yang lurus. Barangsiapa menerima dan mematuhinya, maka itulah bagian keberuntungannya. Sungguh dia telah meraup kebaikan yang terbesar dan keutamaan yang paling mulia.
وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَشْكُرُونَ “Tetapi kebanyakan manusia itu tidak mensyukuri(Nya).” Oleh karenanya, (ketika) karunia dan curahan kebaikan (Allah جَلَّ جَلالُهُ) datang kepada mereka, maka mereka tidak menerimanya, tidak melaksanakan hak Allah جَلَّ جَلالُهُ dengan sebaik-baiknya. Dalam ayat ini, terkandung ajakan (dari Yusuf ‘alaihissalam) menuju jalan yang dia pegang teguh, sebagaimana terlihat jelas. Sesungguhnya dua pemuda itu, ketika menurut Yusuf ‘alaihissalam mereka berdua memandang dirinya dengan penuh penghormatan dan pengagungan, dan mereka mengetahui bahwa dia adalah seorang yang berbuat baik lagi mendidik, maka Yusuf ‘alaihissalam menjelaskan “Bahwa kemampuan yang aku miliki berasal dari keutamaan dan curahan kebaikan dari Allah جَلَّ جَلالُهُ. Dia telah memberikan kepadaku anugerah untuk meninggalkan kesyirikan dan hanya mengikuti agama moyangku saja. Dengan itulah aku mampu mencapai tingkat yang kalian saksikan. Seyogyanya kalian berdua pun mengikuti apa yang aku peluk.”
Dan aku mengikuti agama nenek moyangku, yaitu nabi ibrahim, nabi ishak, dan nabi yakub. Aku hanya menyembah tuhan yang maha esa dan memurnikan agama untuk-Nya. Tidak pantas bagi kami para nabi mempersekutukan sesuatu apa pun dengan Allah. Memurnikan agama tauhid lagi lurus itu adalah bagian dari karunia yang diberikan Allah kepada kami dan kepada seluruh umat manusia; tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur terhadap karunia dan nikmat dari-Nya. Setelah nabi yusuf menjelaskan tentang agama tauhid yang dianutnya, pada ayat berikut ini nabi yusuf mengajak kepada dua orang pemuda yang ada dalam penjara bersamanya untuk mengikuti agama tauhid seraya bertanya, wahai kedua penghuni penjara! manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-macam itu yang berhak disembah ataukah tuhan Allah yang maha esa, lagi mahaperkasa’ dialah Allah tuhan yang maha menciptakan, dan maha memberi rezeki. Karena itu, hanya dia-lah yang berhak disembah.
Yusuf Ayat 38 Arab-Latin, Terjemah Arti Yusuf Ayat 38, Makna Yusuf Ayat 38, Terjemahan Tafsir Yusuf Ayat 38, Yusuf Ayat 38 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yusuf Ayat 38
Tafsir Surat Yusuf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)