{11} Hud / هود | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الرعد / Ar-Ra’d {13} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yusuf يوسف (Nabi Yusuf) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 12 Tafsir ayat Ke 40.
مَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِهِ إِلَّا أَسْمَاءً سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ ۚ إِنِ الْحُكْمُ إِلَّا لِلَّهِ ۚ أَمَرَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَـٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٤٠﴾
mā ta’budụna min dụnihī illā asmā`an sammaitumụhā antum wa ābā`ukum mā anzalallāhu bihā min sulṭān, inil-ḥukmu illā lillāh, amara allā ta’budū illā iyyāh, żālikad-dīnul-qayyimu wa lākinna akṡaran-nāsi lā ya’lamụn
QS. Yusuf [12] : 40
Apa yang kamu sembah selain Dia, hanyalah nama-nama yang kamu buat-buat baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang hal (nama-nama) itu. Keputusan itu hanyalah milik Allah. Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Apa yang kalian sembah selain Allah, tidak lain hanyalah nama-nama yang tidak bermakna di baliknya. Kalian dan leluhur kalian menjadikannya sebagai sesembahan karena kebodohan dan kesesatan kalian. Allah tidak menurunkan satu bukti atau satu keterangan pun yang menyatakan kebenarannya, sesungguhnya hukum yang hak itu hanyalah milik Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah memerintahkan agar kalian tidak tunduk selain kepada-Nya dan agar kalian menyembah hanya kepada-Nya semata. Inilah agama yang lurus tidak ada yang menyimpang di dalamnya. Akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui akan hal itu, sehingga tidak mengetahui hakikatnya.
Maksudnya, tiada suatu hujah atau keterangan pun dari Allah yang memperkuatnya. Selanjutnya Yusuf memberitahukan kepada mereka bahwa keputusan dan pengaturan serta kehendak dan kerajaan hanyalah milik Allah semuanya. Dia pun telah memerintahkan kepada semua hamba-Nya, janganlah menyembah kecuali hanya kepada Dia. Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Itulah agama yang lurus.
Yakni apa yang aku serukan kepada kalian —yaitu mengesakan Allah dan mengikhlaskan diri kepada-Nya dalam beramal— adalah agama yang lurus yang diperintahkan oleh Allah untuk dijalankan, dan Allah menurunkan hujah serta bukti yang disukai dan diridai-Nya tentang agama ini.
…tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
Karena itulah kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang musyrik, seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat yang lain:
Dan sebagian besar manusia tidak akan beriman, walaupun kamu sangat menginginkannya. (Yusuf:103)
Ibnu Juraij mengatakan, sesungguhnya Yusuf membelokkan pembicaraannya kepada mereka dari ta’bir mimpi kepada seruan ini tiada lain karena ia mengetahui bahwa ta’bir mimpi itu mengandung bahaya bagi salah seorang dari keduanya. Untuk itulah, maka Yusuf membelokkan pembicaraannya dengan hal lain agar mereka tidak menanyainya. Dan ketika mereka kembali menanyainya tentang ta’bir mimpi, Yusuf kembali pula menasihati mereka.
Akan tetapi, pendapat ini masih perlu dipertimbangkan kebenarannya, karena pada mulanya Yusuf telah berjanji akan menceritakan ta’bir mimpi keduanya. Pertanyaan yang diajukan oleh keduanya kepada Yusuf a.s. dengan penuh rasa hormat ini dijadikan oleh Yusuf a.s. sebagai sarana (media) untuk menyeru keduanya memeluk ajaran tauhid. Pada tabiat dan watak keduanya Yusuf a.s. melihat benih kebaikan yang siap menerima kebaikan dan mau mendengarkan perkataannya dengan rasa penuh taat. Karena itulah setelah Yusuf a.s. menyeru keduanya, ia menjelaskan ta’bir mimpi yang dialami keduanya tanpa mengulangi pertanyaan lagi. Dalam ayat berikutnya dijelaskan jawaban Nabi Yusuf a.s. kepada keduanya.
Dan sudah dapat dimaklumi bahwa Dzat yang karakteristik dan sifatNya demikian ini lebih baik daripada sesembahan-sesembahan beraneka macam yang hanya berbentuk nama-nama (kosong) semata, tanpa ada unsur kesempurnaan dan kemampuan baginya. Oleh karenanya, beliau berkata, مَا تَعْبُدُونَ مِنْ دُونِهِ إِلَّا أَسْمَاءً سَمَّيْتُمُوهَا أَنْتُمْ وَآبَاؤُكُمْ “Kamu tidak menyembah yang selain Allah جَلَّ جَلالُهُ kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya”, maksudnya, kalian telah memberikan predikat nama-nama padanya, dan kalian menamakannya sebagai tuhan. Padahal benda-benda itu tidak ada artinya sama sekali, juga tidak mempunyai sifat-sifat ketuhanan sedikit pun.
مَا أَنْزَلَ اللَّهُ بِهَا مِنْ سُلْطَانٍ “Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak menurunkan suatu keterangan pun tentang nama-nama itu”, bahkan Allah جَلَّ جَلالُهُ telah menurunkan keterangan tentang larangan untuk menyembahnya dan penjelasan tentang kebatilannya. Apabila Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak menurunkan sebuah bukti penguat apa pun, maka tidak ada jalan, cara dan petunjuk tentang ketuhanan benda-benda itu. Karena keputusan itu لله “hanyalah kepunyaan Allah جَلَّ جَلالُهُ”, semata. Dialah Dzat yang memerintahkan, melarang dan menetapkan aturan-aturan syariat dan menggariskan hukum-hukum. Dialah Dzat yang memerintahkan kalian أن لَا تَعْبُدُوا إِلا إِيَّاهُ ذَلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ “agar kamu tidak menyembah melainkan kepadaNya. Itulah agama yang lurus”, maksudnya, agama yang lurus lagi mengantarkan kepada segala kebaikan. Sedangkan semua agama selainnya, merupakan agama yang tidak lurus, jalan yang bengkok, menyeret kepada segala kejelekan. وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ “Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”, hakikat-hakikat segala sesuatu. Kalau tidak demikian, maka sesungguhnya perbedaan antara beribadah kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ semata (tidak ada sekutu bagiNya) dengan praktik syirik termasuk perkara yang jelas lagi terang. Namun, lantaran tidak adanya ilmu pada kebanyakan orang tentang itu, maka terjadilah apa yang telah terjadi, berupa praktik syirik. Yusuf ‘alaihissalam ‘alaihissalam mengajak penghuni penjara untuk beribadah kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ semata, dan mengikhlaskan agama bagiNya. Ini mengandung kemungkinan bahwa mereka berdua menyambut ajakan itu dan menaatinya, hingga kenikmatan Allah جَلَّ جَلالُهُ terwujud pada mereka berdua. Dan ada juga kemungkinan bahwa mereka tetap berada dalam kesyirikan mereka, sehingga hujjah telah tegak pada mereka berdua.
Apa yang kamu sembah selain dia dan kamu percayai sebagai tuhan, hanyalah nama-nama yang kamu buat-buat lalu dianggap baik oleh kamu sendiri maupun oleh nenek moyangmu, padahal ia hanyalah benda mati yang tidak bisa memberi manfaat maupun mendatangkan mudarat. Allah tidak menurunkan suatu keterangan pun baik berupa dalil yang pasti maupun bukti yang kuat tentang suatu hal mengenai nama atau status benda yang kamu jadikan sesembahan itu. Keputusan yang adil tentang akidah, ibadah, dan ketentuan dalam muamalah yang benar itu hanyalah milik Allah, karena dialah pencipta segalanya sehingga mengetahui segala sesuatu tentang ciptaan-Nya. Dia telah memerintahkan agar kamu dengan tulus ikhlas tidak menyembah selain dia, karena Allah adalah pencipta, pemberi rezeki, yang menghidupkan dan mematikan. Itulah agama yang lurus lagi benar yang dijelaskan dalam kitab suci dan disampaikan para rasul-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui hakikat kebenaran itu disebabkan oleh sifat sombong mereka yang selalu mengikuti hawa nafsunya. Setelah nabi yusuf terlebih dahulu menyampaikan risalah Allah tentang ketuhanan, ayat berikutnya menjelaskan tentang takwil mimpi kedua pemuda itu sebagaimana dijelaskan pada ayat 36. Hal ini dilakukan agar ajaran tauhid mudah diterima oleh mereka. Wahai kedua penghuni penjara, dengarkanlah takwil mimpi kamu, adapun salah seorang di antara kamu yang bermimpi memeras anggur, maka dalam waktu dekat akan dibebaskan dari penjara dan akan bertugas kembali menyediakan minuman khamar bagi tuannya. Adapun yang seorang lagi yang bermimpi membawa roti di atas kepalanya, dia akan dijatuhi hukuman mati dengan cara disalib, lalu burung hinggap dan memakan sebagian daging kepalanya. Dengan demikian telah terjawab perkara yang kamu tanyakan kepadaku perihal takwil mimpi kamu.
Yusuf Ayat 40 Arab-Latin, Terjemah Arti Yusuf Ayat 40, Makna Yusuf Ayat 40, Terjemahan Tafsir Yusuf Ayat 40, Yusuf Ayat 40 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yusuf Ayat 40
Tafsir Surat Yusuf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)