{11} Hud / هود | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الرعد / Ar-Ra’d {13} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yusuf يوسف (Nabi Yusuf) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 12 Tafsir ayat Ke 55.
قَالَ اجْعَلْنِي عَلَىٰ خَزَائِنِ الْأَرْضِ ۖ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ ﴿٥٥﴾
qālaj’alnī ‘alā khazā`inil-arḍ, innī ḥafīẓun ‘alīm
QS. Yusuf [12] : 55
Dia (Yusuf) berkata, “Jadikanlah aku bendaharawan negeri (Mesir); karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga, dan berpengetahuan.”
Namun, Yusuf ingin memberikan kemanfaatan kepada manusia dan menegakkan keadilan di tengah mereka, maka ia berkata kepada raja, “Jadikanlah aku sebagai pejabat yang mengurusi perbendaharaan negeri Mesir (bendaharawan). Sesungguhnya aku adalah bendaharawan yang terpercaya, memiliki pengetahuan dan mumpuni dengan jabatan yang aku pegang.”
Maka Yusuf berkata:
Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir), sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan.
Yusuf memuji dirinya, hal ini diperbolehkan jika lawan bicara tidak mengetahui perihal dirinya karena sesuatu yang penting. Yusuf a.s. menyebutkan bahwa dirinya adalah orang yang pandai menjaga—yakni seorang bendaharawan yang dapat dipercaya— lagi berpengetahuan, yakni mempunyai ilmu yang luas dan pengalaman yang mendalam dalam pekerjaan yang ditanganinya.
Syaibah ibnu Nu’amah mengatakan bahwa lafaz hafiz artinya dapat menjaga apa yang dititipkan kepadanya, dan lafaz ‘alim artinya mengetahui akan musim paceklik mendatang dan hal ikhwalnya. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.
Yusuf meminta pekerjaan itu karena ia memiliki pengetahuan yang menguasai bidang tersebut dan ia dapat menanganinya, serta akan membawa kemaslahatan bagi manusia.
Sesungguhnya Yusuf a.s. meminta kepada raja agar mendudukkannya di jabatan kebendaharaan negara —yang saat itu bermarkas di piramida-piramida sebagai lumbung tempat pengumpulan bahan makanan— guna menghadapi musim paceklik mendatang yang diberitakan olehnya. Dengan demikian, Yusuf a.s. dapat mengaturnya dengan cara yang hati-hati, baik, dan tepat. Dan ternyata permintaannya itu dikabulkan sebagai kehormatan buatnya.
Maka Yusuf berkata dalam rangka meminta (keduduk-an) untuk kemaslahatan umum, اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir)”, perbendaharaan hasil-hasil bumi dan panenannya sebagai pemegang wewenang, penjaga dan pengatur إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ “sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan”, maksudnya saya akan memelihara (tanggung jawab urusan) yang saya tangani, sehingga tidak ada sesuatu yang hilang pada selain posnya, dan meneliti secara seksama barang yang masuk maupun keluar, mengetahui teknik pengaturan, pendistri-busian, penahanan (barang) dan segala jenis pengelolaan. Hal itu bukanlah bentuk ketamakan terhadap jabatan dari Yusuf. Itu hanya-lah kehendak beliau untuk menciptakan kemanfaatan kepentingan umum. Beliau mengetahui kapasitas diri sendiri berupa kecakapan, sifat amanah dan penjagaan yang belum mereka mengerti. Oleh karena itu, beliau meminta Raja agar mendudukkannya sebagai bendaharawan negara. Maka Raja mendaulat beliau sebagai benda-harawan negara dan menyerahkan urusan itu kepada beliau. Dan pelajaran yang dapat diambil dari ayat ini adalah: Sesungguhnya tidak masalah seseorang memberitahukan tentang (kecakapan) dirinya yang berbentuk sifat-sifat yang sem-purna, berupa ilmu dan amal jika menyebabkan kemaslahatan. Se-lama hamba tersebut tidak berniat untuk riya (pamer) dan selamat dari kedustaan, berdasarkan perkataaan Yusuf, قَالَ اجْعَلْنِي عَلَى خَزَائِنِ الْأَرْضِ إِنِّي حَفِيظٌ عَلِيمٌ “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir), sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga dan berpengetahuan.” (Yusuf: 55). Begitu pula, (memegang) jabatan tidak tercela, jika pemegang-nya melaksanakan sesuai dengan kemampuannya yang berkaitan dengan hak-hak Allah dan hak-hak sesama manusia, dan bahwa tidak masalah memintanya bila dia adalah orang yang paling besar kecakapannya daripada orang lain. Sisi celaannya muncul, bila tidak ada kecakapan pada dirinya atau masih ada orang lain yang sebanding dengannya atau bahkan lebih tinggi (keahliannya) dari-padanya, atau dia tidak berniat untuk menegakkan perintah Allah. Dengan sebab-sebab ini, meminta jabatan dan menawarkan diri padanya adalah dilarang (dalam agama).
Dia (yusuf ) menerima tawaran raja, lalu dia berkata, jadikanlah aku sebagai bendaharawan negeri mesir ini; karena sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga amanat dan berpengetahuan luas tentang kebendaharaan. Permohonan nabi yusuf diterima oleh raja. Dan demikianlah kami memberi kedudukan kepada yusuf di negeri mesir ini; untuk itu dia bebas tinggal di mana saja yang dia kehendaki. Kami melimpahkan rahmat kepada siapa yang kami kehendaki, dan kami tidak menyia-nyiakan sedikit pun pahala bagi orang yang berbuat baik.
Yusuf Ayat 55 Arab-Latin, Terjemah Arti Yusuf Ayat 55, Makna Yusuf Ayat 55, Terjemahan Tafsir Yusuf Ayat 55, Yusuf Ayat 55 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yusuf Ayat 55
Tafsir Surat Yusuf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)