{11} Hud / هود | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الرعد / Ar-Ra’d {13} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yusuf يوسف (Nabi Yusuf) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 12 Tafsir ayat Ke 57.
وَلَأَجْرُ الْآخِرَةِ خَيْرٌ لِلَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ ﴿٥٧﴾
wa la`ajrul-ākhirati khairul lillażīna āmanụ wa kānụ yattaqụn
QS. Yusuf [12] : 57
Dan sungguh, pahala akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa.
Sungguh pahala akhirat di sisi Allah itu jauh lebih besar daripada balasan dunia, bagi orang-orang yang beriman dan bertakwa, yaitu orang-orang yang takut azab Allah menaati-Nya berkenaan dengan perintah dan larangan-Nya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan bahwa apa yang disimpan-Nya bagi Nabi Yusuf di hari kemudian jauh lebih besar, lebih banyak, dan lebih agung daripada pengaruh dan kekuasaan yang diperolehnya di dunia ini. Perihalnya sama dengan apa yang dialami oleh Nabi Sulaiman a.s. yang disebutkan oleh firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Inilah anugerah Kami, maka berikanlah (kepada orang lain) atau tahanlah (untuk dirimu sendiri) dengan tiada pertanggungjawaban. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan yang dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik. (Shaad:39-40)
Makna yang dimaksud ialah, Yusuf diangkat oleh Raja Mesir —Ar-Rayyan ibnul Walid— sebagai perdana menteri di negeri Mesir, menggantikan kedudukan orang yang pernah membelinya dahulu, yaitu suami wanita yang pernah menggodanya. Raja Mesir masuk Islam di tangan Nabi Yusuf a.s. Demikianlah menurut Mujahid.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa ketika Yusuf berkata kepada Raja Mesir:
Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir), sesungguhnya aku adalah orang yang pandai menjaga lagi berpengetahuan.
Raja berkata kepadanya, “Saya terima,” lalu raja mengangkatnya yang menurut pendapat ulama menyebutkan bahwa Yusuf menggantikan kedudukan Qitfir, sedangkan Qitfir sendiri dipecat dari jabatannya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Dan demikianlah Kami memberi kedudukan kepada Yusuf di negeri Mesir, (dia berkuasa penuh) pergi menuju ke mana saja ia kehendaki di bumi Mesir itu. Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki dan Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan bahwa menurut kisah yang sampai kepadanya —hanya Allah yang lebih mengetahui— Qitfir meninggal dunia di hari-hari itu. Lalu Raja Ar-Rayyan ibnul Walid mengawinkan Yusuf dengan bekas istri Qitfir, yaitu Ra’il. Ketika Rail masuk ke kamar Yusuf, maka Yusuf berkata kepadanya, “Bukankah ini lebih baik daripada apa yang engkau inginkan dahulu?” Menurut mereka, Ra’il berkata kepada Yusuf, “Hai orang yang dipercaya, janganlah engkau mencelaku, sesungguhnya aku seperti apa yang engkau lihat sendiri adalah seorang wanita yang cantik jelita lagi bergelimang di dalam kemewahan kerajaan dan duniawi, sedangkan bekas suamiku dahulu tidak dapat menggauli wanita. Dan keadaanmu seperti apa yang dijadikan oleh Allah dalam keadaan demikian ganteng dan tampannya (sehingga membuatku tergoda karenanya).”
Mereka menduga bahwa ketika Yusuf menggaulinya menjumpainya dalam keadaan masih perawan, dan melahirkan anak darinya dua orang lelaki, yaitu Ifrasim ibnu Yusuf dan Maisya ibnu Yusuf. Lalu Ifrasim melahirkan Nun —orang tua Yusya’ ibnu Nun— dan Rahmah, istri Nabi Ayyub a.s.
Al-Fudail ibnu Iyad mengatakan bahwa istri Al-Aziz berdiri di pinggir jalan saat Yusuf sedang lewat, lalu ia berkata, “Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan budak seorang raja berkat ketaatannya, dan raja menjadi budak karena kedurhakaannya.”
56-57. Allah berfirman, “Dan demikianlah”, dengan faktor-faktor dan pendahuluan yang sudah berlalu, “Kami memberi keduudukan kepada Yusuf di negeri Mesir; (dia berkuasa penuh) pergi menuju ke mana saja dia kehendaki di bumi Mesir ini”, dalam gaya hidup yang enak, kenikmatan yang luas dan jabatan yang terhormat. “Kami melimpahkan rahmat Kami kepada siapa yang Kami kehendaki”, maksudnya ini merupakan bagian dari rahmat Allah bagi Yusuf yang Allah curahkan kepada beliau dan sudah ditetapkan bagi beliau. Tidak hanya terbatas pada kenikmatan duniawi semata.
Sesungguhnya Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik. Dan Yusuf sendiri termasuk dari kalangan pembesar orang-orang yang berbuat baik. Di dunia beliau meraih kebaikan dan di akhirat beliau menerima kebaikan.
Karena itu, Allah berfirman, “Dan sungguh pahala di akhirat itu lebih baik”, daripada pahala dunia “bagi orang-orang yang beriman dan selalu bertakwa”, yaitu bagi orang yang telah memadukan antara ketakwaan dan keimanan. Dengan ketakwaan, perkara-perkara yang diharamkan yang berupa dosa-dosa besar dan kecil ditinggalkan. Dan dengan keimanan yang sempurna, muncul pembenaran hati terhadap perintah Allah dan mengimaninya, yang akan diikuti oleh amalan-amalan hati dan amalan-amalan anggota tubuh lainnya, berupa ibadah-ibadah yang wajib maupun Sunnah.
Maksudnya, manakala Yusuf memegang pengaturan perbendaharaan hasil bumi, maka beliau mengelolanya dengan cara yang terbaik. Lalu beliau menanam tanaman dalam jumlah yang sangat besar di seluruh tanah Mesir sepanjang tahun yang subur, dan membuat tempat-tempat gudang besar untuk menampungnya serta berhasil memunguti (bahan) makanan dalam jumlah besar. Dia menjaga dan menelitinya dengan ketat sekali. Ketika musim-musim kering telah tiba, dan masa paceklik berjalan bahkan sampai menerjang Palestina yang menjadi tempat tiinggal Ya’qub dan anak-anaknya, maka Ya’qub mengutus anak-anaknya untuk mengambil persediaan bahan makanan dari Mesir.
Dan ketahuilah, sungguh pahala akhirat itu pasti lebih baik bagi orangorang yang beriman dan selalu bertakwa. Ketika menjabat sebagai bendahara kerajaan, nabi yusuf menunjukkan kemampuannya mengatasi paceklik yang melanda mesir dengan kebijakan membagi-bagikan makanan kepada penduduk yang membutuhkan. Kabar tentang keberhasilan ini tersebar ke seluruh penjuru negeri, bahkan ke palestina, kampung halaman nabi yakub dan anak-anaknya. Bersamaan dengan mesir, palestina juga mengalami masa paceklik. Nabi yakub menyuruh anak-anaknya, kecuali bunyamin, untuk berangkat ke mesir. Dan saudara-saudara yusuf datang ke mesir untuk memperoleh makanan. Sesampai di mesir, lalu mereka masuk ke tempat-Nya, yakni nabi yusuf, yang sedang mengawasi pembagian makanan. Maka nabi yusuf pun mengenali mereka, sedang mereka tidak mengenalinya.
Yusuf Ayat 57 Arab-Latin, Terjemah Arti Yusuf Ayat 57, Makna Yusuf Ayat 57, Terjemahan Tafsir Yusuf Ayat 57, Yusuf Ayat 57 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yusuf Ayat 57
Tafsir Surat Yusuf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)