{11} Hud / هود | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الرعد / Ar-Ra’d {13} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yusuf يوسف (Nabi Yusuf) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 12 Tafsir ayat Ke 76.
فَبَدَأَ بِأَوْعِيَتِهِمْ قَبْلَ وِعَاءِ أَخِيهِ ثُمَّ اسْتَخْرَجَهَا مِنْ وِعَاءِ أَخِيهِ ۚ كَذَٰلِكَ كِدْنَا لِيُوسُفَ ۖ مَا كَانَ لِيَأْخُذَ أَخَاهُ فِي دِينِ الْمَلِكِ إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ ۚ نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ ۗ وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ ﴿٧٦﴾
fa bada`a bi`au’iyatihim qabla wi’ā`i akhīhi ṡummastakhrajahā miw wi’ā`i akhīh, każālika kidnā liyụsuf, mā kāna liya`khuża akhāhu fī dīnil-maliki illā ay yasyā`allāh, narfa’u darajātim man nasyā`, wa fauqa kulli żī ‘ilmin ‘alīm
QS. Yusuf [12] : 76
Maka mulailah dia (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan (piala raja) itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami mengatur (rencana) untuk Yusuf. Dia tidak dapat menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendakinya. Kami angkat derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas setiap orang yang berpengetahuan ada yang lebih mengetahui.
Mereka pun membawa kembali saudara-saudara Yusuf kepadanya, lalu Yusuf memeriksa sendiri barang-barang mereka. Mula-mula dia memeriksa barang-barang mereka sebelum memeriksa barang saudara kandungnya; dengan maksud mengukuhkan apa yang telah direncanakannya untuk tetap membiarkan saudara kandungnya bersamanya. Kemudian, terakhir, ia memeriksa wadah saudara kandungnya, ternyata ia mengeluarkan bejana (milik raja) darinya. Demikianlah, Kami mudahkan bagi Yusuf rencana ini yang mengantarkannya untuk mendapatkan saudaranya. Padahal tidaklah patut bagi Yusuf menghukum saudaranya menurut hukum raja Mesir; karena menjadikan pencuri sebaagai hamba sahaya tidak ada dalam agama yang dianut raja. Hanya saja kehendak Allah menetapkan rencana ini, dan berhukum kepada syariat saudara-saudara Yusuf yang menetapkan bahwa pencuri dijadikan sebagai budak. Kami tinggikan derajat siapa yang Kami kehendaki di dunia atas selainnya, sebagaimana Kami meninggikan kedudukan Yusuf. Dan di atas tiap-tiap orang yang memiliki ilmu ada lagi yang lebih berilmu daripadanya, hingga ilmu berakhir kepada Allah, Yang Mengetahui perkara ghaib dan nyata.
Cara ini merupakan tipu muslihat yang disukai dan diridai Allah, karena mengandung hikmah dan maslahat yang diperlukan.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja.
Artinya, hukuman yang dijatuhkan oleh Yusuf terhadap saudaranya bukanlah berdasarkan undang-undang raja yang berlaku. Demikianlah menurut Ad-Dahhak dan lain-lainnya. Sesungguhnya Allah telah menetapkan bagi Yusuf agar memberikan keputusan terhadap saudara-saudaranya dengan keputusan yang mereka ketahui dari syariat mereka. Atas hal itu dalam firman selanjutnya dipuji oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melalui firman-Nya:
Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki.
Ayat ini semisal dengan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat lainnya:
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antara kalian dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (Al Mujaadalah:11)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan, tiada seorang alim pun melainkan di atasnya ada orang yang lebih alim lagi, hingga hal ini berakhir sampai kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Abdur Razzaq, dari Sufyan As-Sauri, dari Abdul A’Ia As-Sa’Iabi, dari Sa’id ibnu Jubair yang menceritakan, “Ketika kami sedang berada di hadapan Ibnu Abbas, maka Ibnu Abbas menceritakan suatu hadis yang menakjubkan. Kemudian ada seorang lelaki yang karena takjubnya lalu berkata, ‘Segala puji bagi Allah, di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi yang lebih alim (daripadanya).’ Ibnu Abbas berkata, ‘Seburuk-buruk ucapan adalah apa yang kamu katakan. Maksudnya Allah Maha Mengetahui di atas semua orang yang berpengetahuan’.”
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Sammak, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
…dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui.
Maksudnya, orang ini lebih alim (berpengetahuan) daripada yang lainnya, dan ada lagi yang lebih berpengetahuan darinya, sedangkan Allah di atas semua orang yang berpengetahuan. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ikrimah.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
…dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui. hingga pengetahuan ini sampai kepada Allah, dan hanya dari Allah-lah pengetahuan itu, lalu dipelajari oleh para ulama, dan hanya kepada-Nyalah ilmu pengetahuan kembali.
Menurut qiraat sahabat Abdullah ibnu Mas’ud disebutkan wafauqa kulli alimin ‘alim, yang artinya ‘dan di atas tiap-tiap orang yang alim ada lagi Yang Mahaalim’.
Maka petugas pelacak mulai memeriksa karung-karung mereka sebelum (membuka) karung saudaranya, Bunyamin. Tindak-an itu, gunanya untuk menghilangkan kecurigaan yang menyangka bahwa kejadian tersebut dilakukan dengan unsur kesengajaan. Ke-tika tidak menemukan apa pun di karung-karung mereka, ia ثُمَّ اسْتَخْرَجَهَا مِنْ وِعَاءِ أَخِيهِ “kemudian mengeluarkan piala raja itu dari karung saudara-nya”, Allah tidak menggunakan ungkapan, ‘ia menemukannya atau saudaranya telah mencurinya’ dalam rangka mempertimbangkan fakta yang sebenarnya. Saat itulah, terealisasilah keinginan Yusuf untuk bersama dengan saudaranya (Bunyamin) di sisinya dengan cara yang tidak disadari oleh saudara-saudara lainnya. Allah berfirman, كَذَلِكَ كِدْنَا لِيُوسُفَ “Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf”, maksudnya Kami telah mempermudah jalannya strategi bagi Yusuf untuk menggapai suatu tujuan yang tidak tercela. مَا كَانَ لِيَأْخُذَ أَخَاهُ فِي دِينِ الْمَلِكِ “Tiadalah patut Yusuf menghu-kum saudaranya menurut undang-undang raja”, karena bukan terma-suk kandungan ajaran agama sang raja bahwa seorang pencuri (yang tertangkap) dijadikan sebagai budak yang dimiliki. Mereka punya aturan hukuman yang lain. Bila kasusnya diajukan kepada ajaran raja, maka Yusuf tidak bisa membuat saudaranya tinggal menetap bersamanya. Akan tetapi, Yusuf menyerahkan putusan hukum ke-pada saudara-saudaranya, agar apa yang ia kehendaki terwujud. Allah c berfirman, نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ “Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki”, dengan ilmu yang bermanfaat dan mengeta-hui jalur-jalur yang mengantarkan kepada tujuannya, sebagaimana Kami mengangkat derajat Yusuf وَفَوْقَ كُلِّ ذِي عِلْمٍ عَلِيمٌ “dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi yang Maha Mengetahui.” Setiap orang alim, di atasnya masih ada yang lebih tahu daripada-nya, sampai habislah ilmu pada Dzat yang mengetahui alam ghaib dan alam nyata. Dan pelajaran yang dapat diambil dari ayat ini adalah: Bolehnya memanfaatkan tipu daya yang dapat mengantar-kan pada peraihan hak-hak dan bahwa mengetahui cara-cara raha-sia yang dapat merealisasikan tujuan-tujuan adalah termasuk aspek yang membuat seorang hamba dipuji. Yang terlarang ialah, me-munculkan rekayasa untuk menggugurkan kewajiban atau berbuat haram.
Para pembantu nabi yusuf menyepakati tawaran anak-anak nabi yakub. Maka mulailah dia, salah satu pembantu nabi yusuf, memeriksa karung-karung mereka, yakni saudara-saudara tiri nabi yusuf, sebelum memeriksa karung bunyamin, saudara kandung-Nya sendiri. Setelah cukup lama menggeledah dengan teliti, kemudian dia (pembantu nabi yusuf ) mengeluarkan piala itu dari karung bunyamin, saudara kandungnya. Demikianlah cara kami, yakni Allah, mengatur rencana untuk yusuf agar ia dapat tetap bersama saudara kandungnya, bunyamin. Dia (nabi yusuf ) tidak dapat menghukum saudara kandung-Nya menurut undangundang raja mesir, kecuali Allah menghendakinya, yakni hukuman yang diusulkan oleh saudara-saudara tirinya sendiri. Kami angkat derajat orang yang kami kehendaki; dan ketahuilah bahwa di atas setiap orang yang berpengetahuan pasti ada orang-orang yang lebih mengetahui, dan di atas semua itu ada Allah yang maha mengetahui. Betapa terperanjat saudara-saudara nabi yusuf menerima kenyataan bahwa piala ditemukan dalam karung bunyamin. Untuk menutupi malu, mereka berkata, jika dia, bunyamin, benar-benar mencuri, maka sungguh sifat buruk itu sama dengan sifat buruk saudara kandungnya, nabi yusuf. Sebelum itu saudara kandung-Nya pun pernah pula mencuri. Maka saat mendengar ucapan itu, nabi yusuf merasa jengkel, tetapi ia dapat menyembunyikan kejengkelan itu dalam hatinya dan tidak ditampakkannya kepada mereka. Dia hanya berkata dalam hati, kedudukanmu justru lebih buruk karena kamu telah berbohong kepada ayah kamu, mencuri, dan menganiaya yusuf dengan memasukkannya ke dalam sumur. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu terangkan dan apa yang kamu sembunyikan.
Yusuf Ayat 76 Arab-Latin, Terjemah Arti Yusuf Ayat 76, Makna Yusuf Ayat 76, Terjemahan Tafsir Yusuf Ayat 76, Yusuf Ayat 76 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yusuf Ayat 76
Tafsir Surat Yusuf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)