{11} Hud / هود | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الرعد / Ar-Ra’d {13} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yusuf يوسف (Nabi Yusuf) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 12 Tafsir ayat Ke 77.
۞ قَالُوا إِنْ يَسْرِقْ فَقَدْ سَرَقَ أَخٌ لَهُ مِنْ قَبْلُ ۚ فَأَسَرَّهَا يُوسُفُ فِي نَفْسِهِ وَلَمْ يُبْدِهَا لَهُمْ ۚ قَالَ أَنْتُمْ شَرٌّ مَكَانًا ۖ وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا تَصِفُونَ ﴿٧٧﴾
qālū iy yasriq fa qad saraqa akhul lahụ ming qabl, fa asarrahā yụsufu fī nafsihī wa lam yubdihā lahum, qāla antum syarrum makānā, wallāhu a’lamu bimā taṣifụn
QS. Yusuf [12] : 77
Mereka berkata, “Jika dia mencuri, maka sungguh sebelum itu saudaranya pun pernah pula mencuri.” Maka Yusuf menyembunyikan (kejengkelan) dalam hatinya dan tidak ditampakkannya kepada mereka. Dia berkata (dalam hatinya), “Kedudukanmu justru lebih buruk. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terangkan.”
Saudara-saudara Yusuf berkata, “Jika ini mencuri, maka sesungguhnya saudara kandungnya telah mencuri sebelumnya (yang mereka maksud adalah Yusuf).” Yusuf menyembunyikan dalam hatinya apa yang ia dengar berupa kedustaan mereka, dan berkata dalam hatinya, “Kalian lebih buruk kedudukannya daripada orang yang kalian sebutkan, ketika kalian merencanakan keinginan kalian, dan Allah lebih mengetahui tentang kedustaan dan kepalsuan yang kalian sifatkan itu.”
Ketika saudara-saudara Yusuf melihat piala raja dikeluarkan dari karung milik Bunyamin, berkatalah mereka:
Jika ia mencuri, maka sesungguhnya telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum itu.
Mereka membela dirinya di hadapan Aziz dan membersihkan diri mereka dari ketularan sifat mencuri. Mereka menyebutkan pula bahwa perbuatan ini pernah dilakukan oleh saudara sekandungnya sebelum itu. Yang mereka maksudkan adalah Yusuf a.s.
Sa’id ibnu Jubair telah meriwayatkan dari Qatadah, bahwa dahulu Yusuf pernah mencuri sebuah berhala milik kakeknya dari pihak ibu, lalu berhala itu ia pecahkan.
Muhammad ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Abdullah ibnu Abu Nujaih, dari Mujahid yang mengatakan, “Menurut berita yang sampai kepadaku, mula-mula musibah (cobaan) yang menimpa diri Yusuf ialah disebabkan bibinya, yaitu anak perempuan Nabi Ishaq. Bibinya itu adalah anak tertua Nabi Ishaq, dialah yang memiliki ikat pinggang Nabi Ishaq. Mereka mewarisinya secara turun-menurun bagi orang yang paling tua di antara mereka. Dan tersebutlah bahwa Yusuf dituduh menyimpan ikat pinggang itu dari bibi yang memeliharanya, sehingga dirinya menjadi milik bibinya yang memperlakukannya menurut apa yang dikehendakinya.
Tersebutlah bahwa ketika Ya’qub mempunyai anak (yaitu Yusuf), Yusuf dipelihara oleh bibinya yang mencintainya dengan kecintaan yang sangat mendalam. Selang beberapa tahun kemudian, ketika Yusuf tumbuh bertambah besar, maka Ya’qub merasa rindu kepada Yusuf. Lalu ia datang untuk mengambil Yusuf dan berkata, ‘Wahai saudara perempuanku, kembalikanlah Yusuf kepadaku. Demi Allah, aku tidak kuat lagi berpisah dengannya barang sesaat pun.’ Bibi Yusuf menjawab, ‘Demi Allah, aku tidak akan membiarkannya terlepas dariku.’ Kemudian bibi Yusuf berkata, ‘Biarkanlah Yusuf berada di rumahku beberapa hari lagi, aku akan mempertimbangkannya, barangkali saja pendapatku berubah.’ atau alasan lainnya.
Setelah Ya’qub keluar dari rumah bibi Yusuf, maka dengan sengaja bibi Yusuf mengambil ikat pinggang Nabi Ishaq, lalu ia ikatkan di pinggang Yusuf, di bawah bajunya. Setelah itu ia berpura-pura merasa kehilangan ikat pinggang Ishaq, lalu ia memerintahkan kepada semua orang untuk mencari siapa orang yang mengambilnya.
Bibi Yusuf berpura-pura sibuk mencari-cari ikat pinggang itu, lalu ia berkata, ‘Periksalah semua ahli bait.’ Lalu mereka memeriksa semua ahli bait, dan ternyata mereka mendapatkan ikat pinggang itu ada pada Yusuf. Maka bibi Yusuf berkata, ‘Demi Allah, sesungguhnya Yusuf sejak sekarang telah menjadi milikku, aku menguasainya sepenuhnya menurut apa yang aku kehendaki.’
Ketika Ya’qub datang berkunjung kepada bibi Yusuf dan bibi Yusuf menceritakan peristiwa itu (yang direkayasa olehnya), maka Ya’qub berkata kepada saudara perempuannya, ‘Jika dia memang mengambilnya, maka dia diserahkan kepadamu secara utuh, aku tidak dapat berbuat apa-apa lagi selain itu.’ Maka bibi Yusuf memegang Yusuf, dan Ya’qub tidak mempunyai kekuasaan apa pun untuk merenggut Yusuf dari tangan bibinya, hingga bibinya meninggal dunia. Setelah itu barulah Yusuf kembali kepada ayahnya.
Mujahid mengatakan bahwa hal itulah yang dimaksud oleh saudara-saudara Yusuf dalam pembelaan diri mereka di saat saudara mereka dituduh mencuri. Jika ia mencuri, maka sesungguhnya telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum itu.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Maka Yusuf menyembunyikan kejengkelannya itu pada dirinya.
Yakni ungkapan rasa kejengkelannya yang disebutkan dalam firman selanjutnya, yaitu:
…Kalian lebih buruk kedudukan kalian (sifat-sifat kalian) dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian terangkan itu.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
Maka Yusuf menyembunyikan kejengkelan itu pada dirinya.
Maksudnya, Yusuf menyimpan kata-kata berikut di dalam hatinya, yaitu yang disebutkan oleh firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
“Kalian lebih buruk kedudukan kalian (sifat-sifat kalian), dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian terangkan itu.”
Ketika para saudara Yusuf menyaksikan peristiwa yang terjadi قَالُوا إِنْ يَسْرِقْ “Mereka berkata, ‘Jika ia mencuri’,” yakni sau-dara kami ini, maka hal itu tidak aneh terjadi padanya فَقَدْ سَرَقَ أَخٌ لَهُ مِنْ قَبْلُ “sesungguhnya telah pernah mencuri pula saudaranya sebelum ini”, mereka mengarahkan (pembicaraan) kepada Yusuf j. Tu-juan mereka, untuk membersihkan nama mereka. Sesungguhnya orang ini dan saudaranya, pernah melakukan perbuatan pencurian. Mereka berdua itu bukanlah saudara kandung kami. Dalam ung-kapan ini, terdapat pendiskreditan mereka kepada Yusuf dan Bu-nyamin. Oleh karena itu, فَأَسَرَّهَا يُوسُفُ فِي نَفْسِهِ وَلَمْ يُبْدِهَا لَهُمْ “maka Yusuf me-nyembunyikan kejengkelan itu pada dirinya dan tidak menampakkannya kepada mereka”, maksudnya, dia tidak membalas ucapan mereka dengan sesuatu yang tidak mereka sukai. Akan tetapi dia menahan amarahnya dan menyembunyikan perasaan hatinya. قَالَ “Dia berkata”, dalam hatinya, أَنْتُمْ شَرٌّ مَكَانًا “Kamu lebih buruk keduduk-kanmu (sifat-sifatmu)”, di mana kalian telah mencela kami berdua dengan suatu ungkapan yang keadaan kalian lebih buruk darinya. وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا تَصِفُونَ “Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu terang-kan itu”, daripada kami, dengan menempelkan predikat pencurian kepada kami yang mana Allah mengetahui bahwa kami terbebas darinya.
Betapa terperanjat saudara-saudara nabi yusuf menerima kenyataan bahwa piala ditemukan dalam karung bunyamin. Untuk menutupi malu, mereka berkata, jika dia, bunyamin, benar-benar mencuri, maka sungguh sifat buruk itu sama dengan sifat buruk saudara kandungnya, nabi yusuf. Sebelum itu saudara kandung-Nya pun pernah pula mencuri. Maka saat mendengar ucapan itu, nabi yusuf merasa jengkel, tetapi ia dapat menyembunyikan kejengkelan itu dalam hatinya dan tidak ditampakkannya kepada mereka. Dia hanya berkata dalam hati, kedudukanmu justru lebih buruk karena kamu telah berbohong kepada ayah kamu, mencuri, dan menganiaya yusuf dengan memasukkannya ke dalam sumur. Dan Allah maha mengetahui apa yang kamu terangkan dan apa yang kamu sembunyikan. Jawaban saudara-saudara nabi yusuf itu sedikit pun tidak membantu untuk membebaskan bunyamin, padahal mereka sudah bersumpah akan menjaga bunyamin dalam perjalanan ini. Untuk itulah mereka berkata dan memohon kepada nabi yusuf, wahai al-aziz!’panggilan kehormatan’dia, bunyamin, mempunyai ayah yang juga ayah kami. Ayah kami itu sudah lanjut usia, dan kami sudah bersumpah kepadanya untuk membawa pulang bunyamin. Karena itu, ambillah salah seorang di antara kami sebagai gantinya. Sesungguhnya kami melihat engkau termasuk orang-orang yang berbuat baik.
Yusuf Ayat 77 Arab-Latin, Terjemah Arti Yusuf Ayat 77, Makna Yusuf Ayat 77, Terjemahan Tafsir Yusuf Ayat 77, Yusuf Ayat 77 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yusuf Ayat 77
Tafsir Surat Yusuf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)