{11} Hud / هود | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الرعد / Ar-Ra’d {13} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yusuf يوسف (Nabi Yusuf) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 12 Tafsir ayat Ke 84.
وَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَا أَسَفَىٰ عَلَىٰ يُوسُفَ وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ ﴿٨٤﴾
wa tawallā ‘an-hum wa qāla yā asafā ‘alā yụsufa wabyaḍḍat ‘aināhu minal-ḥuzni fa huwa kaẓīm
QS. Yusuf [12] : 84
Dan dia (Yakub) berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata, “Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf,” dan kedua matanya menjadi putih karena sedih. Dia diam menahan amarah (terhadap anak-anaknya).
Ya’qub berpaling dari mereka dalam keadaan sesak dadanya karena apa yang mereka katakan seraya berucap, “Aduhai kesedihanku terhadap Yusuf” Kedua matanya menjadi putih, karena hitam mata keduanya hilang akibat kesedihan yang parah. Hatinya penuh dengan kesedihan, tapi ia sangat menyembunyikannya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Ya’qub berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata, “Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf.
Yakni berpaling dari anak-anaknya dan berkata mengingatkan akan kesedihannya terhadap Yusuf di masa lalu. Aduhai dukacitaku terhadap Yusuf.
Kesedihan akan kehilangan anaknya yang kedua ini membangkitkan kesedihan yang pertama yang lebih mendalam.
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami As-Sauri, dari Sufyan Al-Usfuri, dari Sa’id ibnu Jubair, bahwa ia telah mengatakan bahwa tiada seorang pun yang diberi istirja’ (kalimat inna lillahi wa inna ilaihi raji’un di saat tertimpa musibah) selain dari umat ini (yakni umat Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ). Nabi Ya’qub sendiri telah mengatakan:
“Aduhai kesedihanku terhadap Yusuf, ” dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan dan dia adalah seorang yang menahan amarahnya (terhadap anak-anaknya).
Makna kazim artinya diam tidak mengadukan urusannya kepada seorang makhluk pun. Demikianlah menurut pendapat Qatadah dan lain-lainnya. Ad-Dahhak mengatakan, kazim artinya dukacita dan sedih.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Hammad ibnu Salamah, dari Ali ibnu Zaid, dari Al-Hasan, dari Al-Ahnaf ibnu Qais, bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sesungguhnya Daud a.s. pernah berdoa, “Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaum Bani Israil memohon kepada Engkau melalui Ibrahim, Ishaq, dan Ya’qub, maka jadikanlah diriku orang yang keempatnya bagi mereka.” Maka Allah menurunkan wahyu-Nya kepada Daud, “Bahwasanya, hai Daud, sesungguhnya Ibrahim pernah dilemparkan ke dalam api karena Aku, dan dia bersabar. Dan itu adalah cobaan yang belum pernah kamu alami. Dan sesungguhnya Ishaq telah mengorbankan darah dirinya karena Aku dan dia bersabar. Dan itu merupakan cobaan yang belum pernah kamu alami. Dan sesungguhnya Ya’qub telah diambil orang yang dikasihinya dari sisinya, sehingga kedua matanya putih karena menangis kesedihan, dia bersabar, dan itu adalah cobaan yang belum pernah kamu alami.”
Hadis ini mursal, dan di dalam isinya terdapat hal yang munkar. Karena sesungguhnya hal yang benar ialah bahwa Ismaillah yang disembelih (bukan Ishaq). Dan lagi Ali ibnu Zaid ibnu Jad’an (salah seorang yang disebutkan dalam sanad hadis ini) mempunyai banyak hadis yang berpredikat munkar dan garib.
Penilaian yang lebih dekat kepada kebenaran sehubungan dengan hadis ini ialah bahwa Al-Ahnaf ibnu Qais meriwayatkan hal ini dari sebagian kaum Bani Israil (yang telah masuk Islam), seperti Ka’b, Wahb, dan lain-lainnya. Karena orang-orang Bani Israil telah menukil dari Nabi Ya’qub, bahwa ia berkirim surat kepada Yusuf ketika Yusuf menahan saudaranya karena dituduh mencuri, dalam suratnya itu Ya’qub memohon belas kasihan kepada Yusuf untuk mengembalikan anaknya kepadanya. Disebutkan pula bahwa mereka adalah ahli bait yang tertimpa musibah, Ibrahim diuji dengan api, Ishaq disembeiih, dan Ya’qub berpisah dari Yusuf. Hal ini disebutkan di dalam sebuah hadis panjang yang tidak sahih predikatnya.
Ya’qub ‘alaihissalam berpaling dari anak-anaknya usai mereka mengabarkan berita ini. Kesedihan dan dukanya semakin besar. Dua matanya memutih lantaran deraan kesedihan di kalbu, dan kepilu-annya yang membuat beliau sering menangis di mana dua matanya menjadi putih. وَتَوَلَّى عَنْهُمْ “Dan dia adalah seorang yang menahan ama-rahnya (terhadap anak-anaknya)”, maksudnya, hatinya penuh dengan kesedihan yang menyayat وَقَالَ يَا أَسَفَى عَلَى يُوسُفَ “Dia berkata, ‘Aduhai duka citaku terhadap Yusuf’,” maksudnya tampak pada beliau perasaan yang tersembunyi (di hatinya) berupa kesedihan yang sudah lama dan kerinduan yang selalu menghampiri. Musibah yang ringan ini -ditilik dari (beratnya) musibah pertama- mengingatkan memori beliau terhadap musibah yang pertama (hilangnya Yusuf dari beliau). Dan pelajaran yang dapat diambil dari ayat ini adalah: Sesungguhnya ini merupakan cobaan besar yang mana Allah menguji nabi dan insan pilihanNya, Ya’qub j dengan memisah-kan antara beliau dan putranya yang mana beliau tidak tahan untuk lepas darinya sejenak saja dan membuatnya sangat bersedih, hingga perpisahan antara keduanya benar-benar terjadi dalam waktu yang panjang, tidak kurang dari tiga puluh tahun, dalam keadaan kese-dihan itu belum hilang dari hatinya selama rentang waktu ini, وَابْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ “Dan kedua matanya menjadi putih karena kesedihan, dan dia ada-lah orang yang menahan amarahnya (kepada anak-anaknya).” (Yusuf: 84). Kemudian keadaan semakin berat bagi beliau ketika terjadi perpisahan lagi dengan anak keduanya, (Bunyamin), saudara kan-dung Yusuf. Demikianlah, beliau tetap bersabar terhadap keputusan Allah, mengharapkan pahala dari Allah. Bahkan beliau sudah ber-janji pada diri sendiri untuk bersabar dengan cara yang baik. Tidak diragukan lagi, beliau sudah menepati janjinya. Perkataan beliau tidak menafikan hal itu, إِنَّمَا أَشْكُو بَثِّي وَحُزْنِي إِلَى اللَّهِ “Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihan.” (Yusuf: 86). Sesungguhnya mengeluh kepada Allah tidak menafikan ke-sabaran. Jenis yang bertentangan dengannya ialah mengadu kepada sesama manusia.
Dan setelah berkata demikian, dia (nabi yakub) berpaling dari mereka untuk menyendiri seraya berkata, aduhai duka citaku terhadap yusuf, dan karena terlalu banyak meneteskan air mata, kedua matanya menjadi putih karena sedih sehingga tidak bisa lagi melihat. Dia lebih banyak diam karena menahan amarah kepada anak-anaknya. Melihat nabi yakub terus-menerus mengingat nabi yusuf. Mereka berkata, demi Allah, engkau tidak pernah henti-hentinya mengingat nabi yusuf yang sudah tidak diketahui lagi keberadaannya, sehingga engkau mengidap penyakit berat yang membuat badanmu kurus dan pikiranmu kacau atau membuat engkau termasuk orang-orang yang akan binasa dan meninggal dunia.
Yusuf Ayat 84 Arab-Latin, Terjemah Arti Yusuf Ayat 84, Makna Yusuf Ayat 84, Terjemahan Tafsir Yusuf Ayat 84, Yusuf Ayat 84 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yusuf Ayat 84
Tafsir Surat Yusuf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)