{12} Yusuf / يوسف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | ابراهيم / Ibrahim {14} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d الرعد (Guruh (Petir)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 13 Tafsir ayat Ke 6.
وَيَسْتَعْجِلُونَكَ بِالسَّيِّئَةِ قَبْلَ الْحَسَنَةِ وَقَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمُ الْمَثُلَاتُ ۗ وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغْفِرَةٍ لِلنَّاسِ عَلَىٰ ظُلْمِهِمْ ۖ وَإِنَّ رَبَّكَ لَشَدِيدُ الْعِقَابِ ﴿٦﴾
wa yasta’jilụnaka bis-sayyi`ati qablal-ḥasanati wa qad khalat ming qablihimul-maṡulāt, wa inna rabbaka lażụ magfiratil lin-nāsi ‘alā ẓulmihim, wa inna rabbaka lasyadīdul-‘iqāb
QS. Ar-Ra’d [13] : 6
Dan mereka meminta kepadamu agar dipercepat (datangnya) siksaan, sebelum (mereka meminta) kebaikan, padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksaan sebelum mereka. Sungguh, Tuhanmu benar-benar memiliki ampunan bagi manusia atas kezaliman mereka, dan sungguh, Tuhanmu sangat keras siksaan-Nya.
Orang-orang yang mendustakan itu meminta kepadamu supaya disegerakan azab yang tidak Aku segerakan kepada mereka sebelum iman yang diharapkan mendatangkan rasa aman dan kebaikan, padahal telah berlalu bermacam-macam azab yang menimpa orang-orang yang mendustakan sebelum mereka, maka bagaimana mereka tidak menjadikan mereka itu sebagai pelajaran? Sesungguhnya Rabb-mu, wahai Rasul, benar-benar mempunyai ampunan bagi dosa orang-orang yang bertaubat dari dosa-dosa mereka atas kezaliman mereka. Dia membukakan pintu-pintu ampunan untuk mereka, dan menyeru mereka kepadanya, sedangkan mereka menzalimi diri mereka sendiri dengan kedurhakaan mereka kepada Rabb mereka. Sesungguhnya Rabb-mu benar-benar sangat keras siksa-Nya terhadap orang yang tetap meneruskan kekafiran, kesesatan dan kemaksiatan kepada Allah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Mereka meminta kepadamu supaya disegerakan (datangnya).
Yakni mereka yang mendustakanmu.
…siksa, sebelum (mereka meminta) kebaikan.
yang dimaksud dengan sayyi-ah dalam ayat ini ialah siksaan, seperti yang diberitakan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tentang mereka melalui firman-Nya dalam ayat yang lain:
Mereka berkata, “Hai orang yang diturunkan Al-Qur’an kepadanya, sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila. Mengapa kamu tidak mendatangkan malaikat kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar?” Kami tidak menurunkan malaikat melainkan dengan benar (untuk membawa azab) dan tiadalah mereka ketika itu diberi tangguh. (Al Hijr:6-8)
Dan mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab. (Al ‘Ankabut:53), hingga akhir ayat berikutnya.
Seorang peminta telah meminta kedatangan azab yang bakal terjadi. (Al Ma’aarij:1)
Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari (kiamat) itu disegerakan datangnya dan orang-orang yang beriman merasa takut kepadanya dan merasa yakin bahwa kiamat itu adalah benar (akan terjadi). (Asy Syuura:18)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
Dan mereka berkata, “Ya Tuhan kami, cepatkanlah untuk kami azab yang diperuntukkan pada kami.” (Shaad:16), hingga akhir ayat.
Maksudnya, segerakanlah siksaan dan hisab kami. Perihal mereka sama dengan yang disebutkan oleh firman-Nya menyitir perkataan mereka:
Dan (ingatlah) ketika mereka (orang-orang musyrik) berkata, “Ya Allah, jika betul (Al-Qur’an) ini, dialah yang benar dari sisi Engkau.” (Al Anfaal:32)
Tersebutlah bahwa karena kekerasan mereka dalam mendustakan, mengingkari, dan mengafiri Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, mereka meminta kepada Rasul صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ supaya azab Allah disegerakan datangnya kepada mereka. Maka dalam ayat berikut ini disebutkan oleh firman-Nya:
padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksa sebelum mereka. (Ar Ra’du:6)
Yakni padahal sesungguhnya Kami telah menimpakan azab kami kepada umat-umat terdahulu, dan Kami jadikan mereka sebagai pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran atas apa yang telah menimpa mereka.
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan bahwa seandainya tiada kesabaran dan pemaafan dari Allah, niscaya Allah akan menyegerakan azab-Nya atas mereka, seperti yang disebutkan oleh Allah dalam ayat lainnya:
Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan usahanya, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi makhluk yang melata pun. (Faathir’:45)
Dalam ayat berikut ini pun Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia, sekalipun mereka zalim.
Dengan kata lain, sesungguhnya Allah mempunyai ampunan dan pemaafan serta menutupi kesalahan manusia, sekalipun mereka berbuat zalim dan berbuat kesalahan di siang dan malam harinya. Kemudian ketetapan ini disertai dengan ketetapan lainnya yang menyatakan bahwa sesungguhnya Allah sangat keras siksaan-Nya, dimaksudkan agar adanya keseimbangan antara harapan dan rasa takut. Perihalnya sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Maka jika mereka mendustakan kamu, katakanlah, “Tuhan kalian mempunyai rahmat yang luas, dan siksanya tidak dapat ditolak dari kaum yang berdosa.”(Al An’am:147)
Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksa-Nya, dan sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al A’raf:167)
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Akulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, dan bahwa sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih. (Al Hijr:49-50)
Masih banyak ayat lainnya yang semakna, yaitu yang di dalamnya terkandung makna gabungan antara harapan dan rasa takut.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Musa ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Hammad, dari Ali ibnu Zaid, dari Sa’id ibnul Musayyab yang mengatakan bahwa ketika ayat berikut diturunkan: Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia, sekalipun mereka zalim. (Ar Ra’du:6), hingga akhir ayat. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Seandainya tidak ada pemaafan dan ampunan Allah, tentulah tiada seorang manusia pun yang hidup tenang, dan seandainya tidak ada ancaman dan siksa-Nya, niscaya semua orang akan bertawakal.
Al-Hafiz Ibnu Asakir dalam biografi Al-Hasan Ibnu Usman Abu Hissan Ar-Ramadi (Az-Ziyadi) meriwayatkan bahwa Al-Hasan bermimpi melihat Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى di dalam tidurnya, sedangkan saat itu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sedang berdiri di hadapan-Nya memohon syafaat untuk seorang lelaki dari kalangan umatnya. Maka Tuhan berfirman kepadanya, “Bukankah sudah cukup bagimu apa yang telah Aku turunkan kepadamu dalam surat Ar-Ra’d?” Yaitu: Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia, sekalipun mereka zalim. (Ar Ra’du:6) Setelah itu Al-Hasan terbangun dari tidurnya.
Allah ‘Azza wa Jalla mengabarkan tentang kebodohan orang-orang yang mendustakan rasulNya lagi menyekutukanNya. Mereka diberi nasihat tetapi mereka tidak mengambil nasihat itu. Bermacam-ma-cam dalil disampaikan kepada mereka, namun mereka tidak tunduk kepadanya. Justru terang-terangan melakukan pengingkaran dan (membela diri) berdalih dengan kelembutan Allah al-Wahid al-Qahhar (kepada mereka) dan tidak mengobati dosa-dosa mereka dengan alasan bahwa mereka berada di atas kebenaran. Mereka pun me-mulai meminta kepada rasul untuk menyegerakan siksaan. Ada yang berkata: وَإِذْ قَالُوا اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ هَذَا هُوَ الْحَقَّ مِنْ عِنْدِكَ فَأَمْطِرْ عَلَيْنَا حِجَارَةً مِنَ السَّمَاءِ أَوِ ائْتِنَا بِعَذَابٍ أَلِيمٍ “Ya Allah, jika (al-Qur`an) ini adalah benar dari sisiMu, maka hu-janilah kami dengan batu dari langit atau datangkanlah kepada kami azab yang pedih.” (Al-Anfal: 32), padahal mereka itu وَقَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِمُ الْمَثُلَاتُ “padahal telah terjadi bermacam-macam siksa sebelum mereka,” maksud-nya berbagai peristiwa dan sejarah yang menimpa umat-umat pen-dusta. Apakah mereka tidak merenungi kondisi orang-orang itu dan meninggalkan kebodohan mereka? وَإِنَّ رَبَّكَ لَذُو مَغْفِرَةٍ لِلنَّاسِ عَلَى ظُلْمِهِمْ “Dan seseungguhnya Rabbmu benar-benar mempunyai ampunan (yang luas) bagi manusia atas kezhaliman mereka,” maksudnya senantiasa kebaikan, kebajikan dan maafNya tercurah kepada para hamba. Sementara, praktik syirik dan maksiat mereka masih saja melaju kepada Allah. Mereka bermaksiat kepada-Nya, tetapi Allah menyuruh mereka menuju pintuNya. Mereka ber-buat jahat, tetapi Dia tetap tidak menghalangi kebaikanNya bagi mereka. Bila mereka bertaubat kepadaNya, niscaya Dia menjadi kekasih mereka, sebab Dia mencintai orang-orang yang bertaubat dan mencintai orang-orang yang menyucikan diri. Bila mereka tidak bertaubat, maka Dia akan memberikan terapi penyembuhan bagi mereka dengan menimpakan berbagai musibah atas mereka untuk membersihkan mereka dari keburukan-keburukan. قُلْ يَا عِبَادِيَ الَّذِينَ أَسْرَفُوا عَلَى أَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوا مِنْ رَحْمَةِ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ “Katakanlah, ‘Hai hamba-hambaKu yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesung-guhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang’.” (Az Zumar: 53). وَإِنَّ رَبَّكَ لَشَدِيدُ الْعِقَابِ “Dan sesungguhnya Rabbmu benar-benar sangat keras siksaanNya,” terhadap orang yang kontinyu berulang-berulang dalam bermaksiat. Ia sudah benar-benar enggan bertaubat, beristighfar, dan kembali kepada al-Aziz al-Ghaffar (Yang Mahaper-kasa lagi Maha Pengampun). Hendaknya para hamba berhati-hati terhadap siksa-siksaNya (yang menimpa) orang-orang yang berbuat jahat. Sesungguhnya siksaNya sangat pedih lagi keras.
Selain pertanyaan mereka tentang kebangkitan, permintaan mereka yang aneh juga mengherankan. Dan mereka, yakni kaum kafir mekah, meminta kepadamu agar dipercepat datangnya siksaan yang akan dijatuhkan bagi mereka, sebelum mereka meminta kebaikan, padahal telah terjadi bermacam-macam contoh siksaan yang telah dijatuhkan kepada kaum sebelum mereka. Sungguh, tuhanmu, wahai nabi Muhammad, benar-benar memiliki ampunan bagi manusia atas kezaliman yang mereka lakukan, dan sungguh, tuhanmu benar-benar sangat keras siksaan-Nya bagi orang-orang yang terus-menerus durhaka dan enggan bertobat. Tidak cukup sampai di situ, kaum kafir mekah juga meminta nabi Muhammad mendatangkan mukjizat yang kasat mata seperti mukjizat nabi musa. Dan orang-orang kafir berkata dengan maksud mengejek nabi Muhammad dan kaum muslim, mengapa tidak diturunkan kepadanya suatu tanda mukjizat inderawi dari tuhannya’ sesungguhnya engkau, wahai Muhammad, hanyalah seorang pemberi peringatan, petunjuk, dan bimbingan menuju jalan kebenaran; dan bagi setiap kaum di mana pun berada, selalu ada orang yang memberi petunjuk, baik itu nabi maupun pewarisnya.
Ar-Ra’d Ayat 6 Arab-Latin, Terjemah Arti Ar-Ra’d Ayat 6, Makna Ar-Ra’d Ayat 6, Terjemahan Tafsir Ar-Ra’d Ayat 6, Ar-Ra’d Ayat 6 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ar-Ra’d Ayat 6
Tafsir Surat Ar-Ra’d Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)