{12} Yusuf / يوسف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | ابراهيم / Ibrahim {14} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d الرعد (Guruh (Petir)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 13 Tafsir ayat Ke 14.
لَهُ دَعْوَةُ الْحَقِّ ۖ وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ بِشَيْءٍ إِلَّا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهِ ۚ وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ ﴿١٤﴾
lahụ da’watul-ḥaqq, wallażīna yad’ụna min dụnihī lā yastajībụna lahum bisyai`in illā kabāsiṭi kaffaihi ilal-mā`i liyabluga fāhu wa mā huwa bibāligih, wa mā du’ā`ul-kāfirīna illā fī ḍalāl
QS. Ar-Ra’d [13] : 14
Hanya kepada Allah doa yang benar. Berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat mengabulkan apa pun bagi mereka, tidak ubahnya seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air agar (air) sampai ke mulutnya. Padahal air itu tidak akan sampai ke mulutnya. Dan doa orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka.
Kepunyaan Allah sajalah dakwah tauhid La ilaha illallah. Tiada yang disembah dan dimohon kecuali Dia, sedangkan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat mengabulkan doa orang yang berdoa kepadanya. Keadaan mereka bersama berhala-berhala itu seperti keadaan orang kehausan yang membentangkan kedua telapak tangannya kepada air dari jauh, agar air itu sampai ke mulutnya, tapi air itu tidak sampai kepadanya. Permohonan kaum kafir kepada berhala-berhala itu tidak lain hanyalah klimaks kejauhan dari kebenaran, karena mempersekutukan Allah dengan selain-Nya.
Ali ibnu Abu Talib r.a. mengatakan sehubungan dengan makna firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Hanya bagi Allah-lah (hak mengabulkan) doa yang benar.
Bahwa yang dimaksud dengan da’watul haq ialah seruan yang benar yang mengajak kepada ajaran tauhid. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir.
Ibnu Abbas, Qatadah, dan Malik telah mengatakan dari Muhammad ibnul Munkadir sehubungan dengan makna firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Hanya bagi Allah-lah seruan yang benar.
Yakni tidak ada Tuhan selain Allah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah., hingga akhir ayat.
Artinya, perumpamaan orang-orang yang menyembah sembahan-sembahan selain Allah adalah:
…seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air supaya sampai air ke mulutnya.
Ali ibnu Abu Talib mengatakan bahwa perumpamaannya sama dengan seseorang yang mengambil air dari mulut sumur dengan tangannya, sedangkan ia tidak dapat meraih air itu dengan tangannya untuk selama-lamanya, terlebih lagi untuk sampai ke mulutnya.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya.
Maksudnya, menggapai air dengan lisannya dan menjulurkan lidahnya ke arah air, sedangkan air itu tidak dapat dijangkau olehnya untuk selama-lamanya.
Menurut pendapat lain, makna yang dimaksud ialah seperti orang yang menggenggamkan tangannya di air, sesungguhnya dia tidak dapat menggenggam sesuatu pun dari air itu, seperti yang dikatakan oleh seorang penyair:
Sesungguhnya aku dan kamu serta kerinduanku kepada kamu adalah seperti seseorang yang menggenggamkan (tangannya) di air, jari-jemarinya tidak dapat memberinya minum.
Makna yang dimaksud ialah, adakalanya seseorang yang menjulurkan tangannya ke air menggenggamkan telapak tangannya, adakalanya menggapainya dari arah jauh. Sebagaimana tidak dapat beroleh manfaat dari air yang tidak sampai ke mulutnya yang merupakan anggota tubuh untuk meminum air, begitu pula keadaan orang-orang musyrik yang menyembah selain Allah sembahan-sembahan lain-Nya, mereka tidak beroleh manfaat dari sembahan-sembahan mereka di dunia ini selama-lamanya, tidak pula di akhirat. Karena itulah di akhir ayat ini disebutkan oleh firman-Nya:
…Dan doa (ibadah) orang-orang kafir itu hanyalah sia-sia belaka.
Maksudnya, hanya bagi Allah semata (hak mengabul-kan) دَعْوَةُ الْحَقِّ “doa yang benar,” yaitu beribadah kepadaNya saja, tidak ada sekutu bagiNya serta mengikhlaskan doa ibadah dan doa permintaan kepadaNya. Maksudnya, sepatutnya seluruh ibadah doa, khauf (rasa takut), raja` (rasa berharap), kecintaan, ke-inginan dan kekhawatiran serta taubah diarahkan hanya kepada-Nya. Sebab aspek ketuhananNya adalah benar. Sementara sisi ke-tuhanan selain-Nya adalah batil. Maka, وَالَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِهِ “berhala-ber-hala yang mereka sembah selain Allah,” yang berupa patung-patung dan tandingan-tandingan yang mereka jadikan sebagai sekutu bagi Allah, لَا يَسْتَجِيبُونَ لَهُمْ بِشَيْءٍ “tidak dapat memperkenankan sesuatu pun bagi me-reka,” yaitu bagi orang yang menyeru dan menyembahnya, dengan (memberikan jawaban) yang sedikit atau banyak, baik berkaitan de-ngan urusan duniawi maupun urusan ukhrawi, إِلَّا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ إِلَى الْمَاءِ “melainkan seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air,” yang tidak bisa dijangkau oleh dua telapak tangannya karena letaknya yang jauh. ليبلغ “Supaya sampai,” dengan memben-tangkan tangannya ke air فاه “ke mulutnya,” karena dia sedang kehausan. Saking hausnya, dia menyodorkan telapak tangan dan membukanya ke arah air yang mustahil sampai kepadanya. Maka air itu pun tidak bisa sampai kepadanya. Demikian juga, orang-orang kafir yang menyembah sesembahan lain bersama Allah, me-reka (sesembahan-sesembahan itu) tidak bisa merealisasikan apa pun bagi mereka, tidak bermanfaat bagi mereka pada kondisi-kon-disi yang mana mereka benar-benar membutuhkannya. Sebab me-reka makhluk-makhluk yang tidak memiliki apa pun, begitu pula orang-orang yang menyeru mereka dalam keadaan kekurangan. قُلِ ادْعُوا الَّذِينَ زَعَمْتُمْ مِنْ دُونِ اللَّهِ لَا يَمْلِكُونَ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ فِي السَّمَاوَاتِ وَلَا فِي الْأَرْضِ وَمَا لَهُمْ فِيهِمَا مِنْ شِرْكٍ وَمَا لَهُ مِنْهُمْ مِنْ ظَهِيرٍ “Mereka tidak memiliki (kekuasaan) seberat dzarrah pun di langit dan di bumi, dan mereka tidak mempunyai suatu saham pun dalam (pen-ciptaan) langit dan bumi, dan sekali-kali tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagiNya.” (Saba`: 22). وَمَا دُعَاءُ الْكَافِرِينَ إِلَّا فِي ضَلَالٍ “Dan doa (ibadah) orang-orang kafir itu hanya-lah sia-sia belaka,” karena kebatilan sesuatu yang mereka seru, selain Allah. Maka, ibadah dan doa mereka pun batil (sia-sia). Sebab, peran-taranya pun (wasilah) batil disebabkan kebatilan tujuannya. Karena Allah adalah Raja, Pemilik kebenaran yang nyata, maka beribadah kepadaNya merupakan perkara yang benar, manfaatnya benar-benar mengalir kepada pelakunya di dunia dan akhirat. Permisalan doa orang-orang kafir kepada selain Allah dengan (permisalan) orang yang membentangkan dua telapak tangannya ke arah air agar supaya mencapai mulutnya adalah termasuk analogi yang terbaik. Itu merupakan permisalan dengan perkara yang muhal terjadi. Sebagaimana hal itu mustahil terjadi, maka perkara yang dianalogikan dengannya pun tidak mungkin terwujud. Pengaitan kepada perkara yang mustahil terjadi adalah termasuk cara penafian masalah yang paling mengena. Seperti yang diungkapkan Allah ‘Azza wa Jalla, إِنَّ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَاسْتَكْبَرُوا عَنْهَا لَا تُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْخِيَاطِ وَكَذَلِكَ نَجْزِي الْمُجْرِمِينَ “Sesungguhnya orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum.” (Al A’raf: 40).
Allah mahakuasa dalam menciptakan dan mengatur alam semesta. Keluasan ilmu Allah juga tak terbatas. Karena itu, hanya kepada-Nyalah seharusnya manusia memanjatkan doa. Hanya kepada Allah doa yang benar untuk dimohonkan. Berhala-berhala yang mereka (kaum kafir) sembah dan agungkan selain Allah tidak akan dapat mengabulkan permintaan apa pun bagi mereka. Keadaan mereka yang memohon kepada berhala tidak ubahnya seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air di dalam sumur agar air itu dapat diciduknya untuk dia arahkan sampai ke mulutnya. Padahal telapak tangannya yang terbuka itu tidak sampai ke kedalaman air sumur itu, sehingga air tersebut tidak akan sampai ke mulutnya. Dan doa orang-orang kafir itu hanyalah doa yang sia-sia belaka. Hanya kepada Allah-lah manusia pantas memanjatkan doa. Karena itu, hanya kepada dia pula seharusnya makhluk bersujud dan merendahkan diri. Dan semua makhluk sujud kepada Allah, baik makhluk yang ada di langit maupun makhluk yang ada di bumi, baik dengan sadar dan kemauan sendiri, maupun dengan cara terpaksa; dan bersujud pula bayang-bayang mereka, pada waktu pagi dan petang hari.
Ar-Ra’d Ayat 14 Arab-Latin, Terjemah Arti Ar-Ra’d Ayat 14, Makna Ar-Ra’d Ayat 14, Terjemahan Tafsir Ar-Ra’d Ayat 14, Ar-Ra’d Ayat 14 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ar-Ra’d Ayat 14
Tafsir Surat Ar-Ra’d Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)