{12} Yusuf / يوسف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | ابراهيم / Ibrahim {14} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d الرعد (Guruh (Petir)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 13 Tafsir ayat Ke 24.
سَلَامٌ عَلَيْكُمْ بِمَا صَبَرْتُمْ ۚ فَنِعْمَ عُقْبَى الدَّارِ ﴿٢٤﴾
salāmun ‘alaikum bimā ṣabartum fa ni’ma ‘uqbad-dār
QS. Ar-Ra’d [13] : 24
(sambil mengucapkan), “Selamat sejahtera atasmu karena kesabaranmu.” Maka alangkah nikmatnya tempat kesudahan itu.
Malaikat mengatakan kepada mereka: Salam alaikum, salam penghormatan yang khusus bagi kalian, dan kalian selamat dari segala keburukan, karena kesabaran kalian dalam melaksanakan ketaatan kepada Allah. Maka alangkah baiknya akibat negeri surga.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…sedangkan malaikat-malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu (sambil mengucapkan), “Salamun ‘Alaikum Bima Sabartum.” Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
Yakni para malaikat masuk ke tempat mereka dari setiap pintu untuk mengucapkan, “Selamat masuk surga,” kepada mereka. Dengan kata lain, apabila mereka masuk ke dalam surga, maka para malaikat datang berduyun-duyun mengucapkan selamat atas apa yang telah mereka peroleh dari Allah, yaitu kedudukan yang dekat dengan-Nya, limpahan nikmat dari-Nya, dan masuk ke dalam Darussalam di dekat para siddiqin, para nabi, dan para rasul yang mulia.
Imam Ahmad rahimahullah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Abdur Rahman, telah menceritakan kepadaku Sa’id ibnu Abu Ayyub, telah menceritakan kepada kami Ma’ruf ibnu Suwaid Al-Harrani, dari Abu Usyanah Al-Mu’afiri, dari Abdullah ibnu Amr ibnul As-r.a., dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Tahukah kalian, siapakah orang-orang yang mula-mula masuk surga dari kalangan makhluk Allah? Mereka (para sahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Orang yang mula-mula masuk surga dari kalangan makhluk Allah ialah kaum fakir miskin Muhajirin, mereka adalah orang-orang yang bertugas membentengi daerah-daerah perbatasan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Seseorang dari mereka mati, sedangkan keperluannya masih tersimpan di dalam dadanya tanpa mempunyai kemampuan untuk melunasinya. Maka Allah berfirman kepada para malaikat yang dikehendaki-Nya, “Datangilah mereka oleh kalian dan ucapkanlah selamat kepada mereka!” Maka para malaikat bertanya, “Kami adalah penduduk langit-Mu dan makhluk-Mu yang terpilih, apakah Engkau perintahkan kami untuk datang kepada mereka untuk mengucapkan selamat kepada mereka?”Allah berfirman, “Sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-(Ku) yang menyembah-Ku tanpa mempersekutukan diri-Ku dengan sesuatu pun. Merekalah yang membentengi daerah-daerah perbatasan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Seseorang dari mereka mati, sedangkan keperluan (kebutuhan)nya masih tersimpan di dalam dadanya tanpa dapat melunasinya (menunaikannya).” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melanjutkan sabdanya, bahwa saat itu juga para malaikat mendatangi mereka dan masuk ke tempat mereka dari semua pintunya seraya mengucapkan:
Keselamatan terlimpahkan kepada kalian berkat kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
Abul Qasim At-Tabrani meriwayatkannya dari Ahmad ibnu Rasyidin, dari Ahmad ibnu Saleh, dari Abdullah ibnu Wahb, dari Umar ibnul Haris, dari Abu Usyanah yang telah mendengar dari Abdullah ibnu Amr, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Golongan yang mula-mula masuk surga adalah kaum fakir miskin Muhajirin yang dengan keberadaan mereka semua hal yang tidak diinginkan terhindarkan, dan apabila mereka diperintahkan, maka mereka tunduk patuh mengerjakannya. Dan sesungguhnya seseorang dari mereka benar-benar mempunyai keperluan kepada sultan yang belum terpenuhi hingga ia mati, sedangkan keperluannya itu masih tersimpan di dalam dadanya. Dan sesungguhnya Allah menyeru surga pada hari kiamat, maka surga datang dengan segala keindahan dan perhiasannya. Lalu Allah berfirman, “Di manakah hamba-hamba-Ku yang telah berperang di jalan Allah, disakiti dalam membela jalan-Ku, dan berjihad di jalan-Ku? Masuklah kalian ke dalam surga tanpa azab dan tanpa hisab.” Maka berdatanganlah para malaikat yang langsung bersujud (kepada-Nya) dan berkata, “Wahai Tuhan kami, kami selalu bertasbih dengan memuji-Mu sepanjang malam dan siang hari, dan kami selalu menyucikan Engkau, siapakah mereka yang lebih Engkau prioritaskan di atas kami?” Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Mereka adalah hamba-hamba-Ku yang berjihad di jalan-Ku dan disakiti karena membelajalan-Ku.” Maka para malaikat masuk ke tempat mereka dari semua pintu seraya mengucapkan, “Keselamatan terlimpahkan kepada kalian berkat kesabaran kalian.” Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.
Abdullah ibnul Mubarak telah meriwayatkan dari Baqiyyah ibnul Walid, telah menceritakan kepada kami Artah ibnul Munzir, bahwa ia pernah mendengar seorang lelaki dari kalangan sesepuh yang ada dalam pasukan (kaum muslim) yang dikenal dengan nama Abul Hajjaj. Dia mengatakan bahwa ia duduk di majelis Abu Umamah, dan Abu Umamah mengatakan, “Sesungguhnya orang mukmin itu apabila masuk surga, duduk menyandar di atas dipan-dipannya, sedangkan di hadapannya terdapat dua jajar barisan para pelayan, dan di ujung barisan pelayan terdapat pintu yang dijaga. Kemudian malaikat datang dan meminta izin untuk masuk, maka penjaga pintu berkata kepada pelayan yang ada di dekatnya, ‘Ada malaikat datang meminta masuk.’ Pelayan itu lalu memberitahukan kepada pelayan lain yang ada di sisinya, bahwa ada malaikat meminta izin untuk masuk, hingga sampailah kepada orang mukmin itu. Maka si orang mukmin berkata, ‘Izinkanlah dia masuk.’ Lalu pelayan yang ada di dekat orang mukmin itu menyampaikan pesan itu kepada pelayan lain yang ada di dekatnya, hingga sampailah kepada pelayan yang berada di pintu masuk. Maka pelayan yang menjaga pintu membukakan pintunya untuk malaikat itu. Malaikat itu masuk dan mengucapkan selamat, lalu pergi.” Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir.
Ibnu Abu Hatim meriwayatkannya melalui hadis Ismail ibnu Ayyasy, dari Artah ibnul Munzir, dari Abul Hajjaj Yusuf Al-Ilhani yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Umamah menceritakan hadis ini. Lalu disebutkan hingga akhir hadis.
Dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menziarahi kuburan para syuhada setiap awal tahunnya dan mengucapkan ayat berikut kepada mereka:
Keselamatan terlimpahkan kepada kalian berkat kesabaran kalian. Maka alangkah baiknya kesudahan itu.
Hal yang sama dilakukan pula oleh Abu Bakar, Umar, dan Usman.
23-24. Allah menjelaskannya (terdapat kesudahan yang baik) dengan FirmanNya “(yaitu) surga ‘Adn,” artinya surga tempat menetap, mereka tidak akan terpisahkan darinya, dan mereka tidak mengharapkan relokasi ke tempat lain sebagai gantinya. Sebab, mereka tidak menyaksikan ada tempat lain yang lebih baik, lantaran sarat dengan kenikmatan dan kebahagiaan, yang menjadi puncak segala obsesi dan tujuan. Termasuk bagian dari kesempurnaan kenikmatan dan kebahagiaan pandangan mereka, bahwa “mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang-orang shalih dari bapak-bapaknya, istri-istrinya dan anak cucunya,” dari kaum lelaki, perempuan dan pasangan-pasangan mereka, maksudnya suami atau istri mereka. Begitu pula orang-orang semisal mereka, orang yang menyerupai mereka, dan kawan, serta orang-orang yang mereka cintai, semua masuk dalam makna ‘pasangan-pasangan dan keturunan-keturunan mereka.’
“Sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu,” untuk menyambut mereka dengan ucapan selamat dan (menyampaikan) karamah Allah untuk mereka. Para malaikat itu mengucapkan, “Keselamatan atasmu,” keselamatan dan penghormatan dari Allah telah menghampiri kalian dan menjadi milik kalian. Kondisi demikian ini, berimplikasi lenyapnya segala hal yang dibenci dan munculnya semua yang disukai “berkat kesabaranmu,” kesabaran kalianlah yang mengantarkan kalian menuju kedudukan nan tinggi dan surga yang sangat bernilai, “maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu,” maka sepatutnya orang yang menuluskan dirinya, -dan menurut pandangannya surga mempunyai nilai tinggi-, untuk memperolehnya dengan usaha keras, semoga ia ikut mengambil bagian dari karakteristik orang-orang yang berakal itu. Semoga, ia bisa beruntung mendapatkan tempat kesudahan tersebut yang menjadi impian manusia dan kebahagiaan jiwa, yang menyatukan berbagai kelezatan dan kesenangan. Dan untuk haal semacam itu, hendaknya orang-orang beramal dan berlomba-lomba.
Para malaikat masuk untuk memberi mereka selamat, selamat sejahtera atasmu. Kamu telah selamat dari segala siksa karena di dunia kamu telah menunjukkan kesabaranmu yang tinggi dalam menaati Allah. Maka alangkah nikmatnya surga tempat kesudahan yang telah Allah sediakan itu. Dan sebagai kebalikan dari mereka yang menerima kebenaran adalah orang-orang yang menolak kebenaran dengan melanggar dan membatalkan janji dengan sesama manusia yang dikukuhkan dengan nama Allah setelah diikrarkannya, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah agar disambungkan, seperti hubungan kekerabatan, dan berbuat kerusakan di bumi dengan bermaksiat; mereka itu memperoleh kutukan sehingga jauh dari rahmat Allah, dan tempat kediaman yang buruk’neraka jahanam.
Ar-Ra’d Ayat 24 Arab-Latin, Terjemah Arti Ar-Ra’d Ayat 24, Makna Ar-Ra’d Ayat 24, Terjemahan Tafsir Ar-Ra’d Ayat 24, Ar-Ra’d Ayat 24 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ar-Ra’d Ayat 24
Tafsir Surat Ar-Ra’d Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)