{12} Yusuf / يوسف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | ابراهيم / Ibrahim {14} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d الرعد (Guruh (Petir)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 13 Tafsir ayat Ke 27.
وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِنْ رَبِّهِ ۗ قُلْ إِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ أَنَابَ ﴿٢٧﴾
wa yaqụlullażīna kafarụ lau lā unzila ‘alaihi āyatum mir rabbih, qul innallāha yuḍillu may yasyā`u wa yahdī ilaihi man anāb
QS. Ar-Ra’d [13] : 27
Dan orang-orang kafir berkata, “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?” Katakanlah (Muhammad), “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan memberi petunjuk orang yang bertobat kepada-Nya,”
Orang-orang kafir berkata sebagai bentuk penentangan: Mengapakah tidak diturunkan kepada Muhammad mukjizat yang nyata sebagaimana mukjizat Musa dan Isa? Katakanlah kepada mereka: Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang di kehendaki-Nya dari orang-orang yang menentang petunjuk dan mukjizat tidak berguna baginya, dan Dia menunjukkan kepada agama yang benar siapa yang kembali kepada-Nya dan mencari keridhaan-Nya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan perkataan orang-orang musyrik melalui firman-Nya:
Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Tuhannya?
Ayat tersebut semakna dengan yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat yang lain melalui firman-Nya:
maka hendaknya ia mendatangkan kepada kita suatu mukjizat sebagaimana rasul-rasul yang telah lalu diutus. (Al Anbiyaa:5)
Pembahasan mengenai hal ini telah disebutkan bukan hanya sekali saja pada kesempatan yang lalu, bahwa Allah mampu memperkenankan apa yang mereka minta itu.
Di dalam sebuah hadis disebutkan bahwa Allah menurunkan wahyu kepada Rasul-Nya ketika kaumnya meminta beliau mengubah Bukit Safa menjadi emas buat mereka, dan mengalirkan buat mereka mata air yang berlimpah sumber airnya, serta menggeserkan bukit-bukit yang ada di sekitar Mekah, lalu menggantikan kedudukannya menjadi kebun-kebun dan lapangan-lapangan rumput yang hijau, “Jika kamu suka, hai Muhammad, Aku akan memberi mereka apa yang mereka minta itu. Tetapi jika mereka tetap kafir (sesudahnya), Aku akan mengazab mereka dengan azab yang belum pernah Aku timpakan kepada seorang pun dari penduduk dunia ini. Dan jika kamu suka, Aku bukakan atas mereka pintu tobat dan rahmat.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berkata:
Tidak, bukakanlah oleh-Mu pintu tobat dan rahmat buat mereka.
Karena itulah dalam ayat ini Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepada Rasul-Nya:
Katakanlah, “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertobat kepada-Nya.”
Artinya, Dialah yang menyesatkan dan yang memberi petunjuk, baik Dia memberikan mukjizat kepada Rasul-Nya sesuai dengan apa yang mereka minta ataupun tidak memperkenankan permintaan mereka, karena sesungguhnya hidayah dan penyesatan tiada kaitannya dengan keberadaan dan ketiadaan hal tersebut. Di dalam ayat lain disebutkan oleh firman-Nya:
Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman. (Yunus:101)
Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih. (Yunus:96-97)
Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (Al An’am:111)
Karena itulah dalam ayat ini disebutkan oleh firman-Nya:
Katakanlah, “Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertobat kepada-Nya.”
Yakni Allah memberikan petunjuk kepada orang yang bertobat dan kembali kepada-Nya serta memohon pertolongan kepada-Nya dengan berendah diri kepada-Nya.
Allah ‘Azza wa Jalla memberitahukan bahwa orang-orang yang men-dustakan ayat-ayat Allah, mereka bersikap keras kepala kepada Ra-sulullah dan melontarkan usulan dengan berkata, لَوْلَا أُنْزِلَ عَلَيْهِ آيَةٌ مِنْ رَبِّهِ “Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) tanda (mukjizat) dari Rabbnya?” Klaim mereka bahwa, bila datang sebuah ayat (bukti kekuasaan Allah), niscaya mereka akan beriman. Maka Allah men-jawab pernyataan mereka dengan berfirman, قُلْ إِنَّ اللَّهَ يُضِلُّ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي إِلَيْهِ مَنْ أَنَابَ “Katakanlah, ‘Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepadaNya’,” yaitu orang yang mencari keridhaanNya. Hidayah dan kesesatan bukan berada di tangan mereka hingga mereka bisa menjadikan (keputus-an keimanan mereka) itu tergantung dengan kemunculan tanda (mukjizat) Allah. Kendatipun demikian, mereka sebenarnya berdusta, وَلَوْ أَنَّنَا نَزَّلْنَا إِلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةَ وَكَلَّمَهُمُ الْمَوْتَى وَحَشَرْنَا عَلَيْهِمْ كُلَّ شَيْءٍ قُبُلًا مَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا إِلَّا أَنْ يَشَاءَ اللَّهُ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ يَجْهَلُونَ”Kalau sekiranya, Kami menurunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka, dan Kami kumpul-kan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman, kecuali jika Allah menghendaki, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.” (Al An’am: 111). Rasulullah a tidak terikat suatu kelaziman untuk mendatang-kan ayat (bukti kebesaran Allah) yang sudah mereka tentukan dan usulkan. Tetapi, bila beliau mendatangi mereka dengan (hanya) membawa sebuah ayat pun yang menjelaskan kebenaran yang beliau emban, itu sudah cukup dan telah merealisasikan tujuan. Demikian ini lebih bermanfaat bagi mereka daripada mereka menuntut di-hadirkannya ayat-ayat yang mereka inginkan. Seandainya ayat-ayat itu datang menghampiri mereka sesuai dengan apa yang mereka usulkan, maka pasti mereka tetap saja tidak beriman, lalu Allah akan menimpakan siksa pada mereka dengan segera.
Demikianlah Allah menjelaskan balasan bagi orang yang enggan menerima kebenaran dan orang kafir yang hanya mengejar kesenangan duniawi. Dan tidak hanya menolak kebenaran, orang-orang kafir juga berkata dengan nada mengejek, mengapa tidak diturunkan kepadanya (nabi Muhammad) tanda berupa mukjizat yang dapat dilihat secara kasat mata dari tuhannya, seperti halnya mukjizat nabi musa dan isa’ katakanlah, wahai nabi Muhammad, sesungguhnya Allah menyesatkan’membiarkan sesat’siapa yang dia kehendaki karena keingkarannya sendiri, betapapun banyak mukjizat yang dilihatnya, dan Allah memberi petunjuk bagi orang yang bertobat dan kembali kepada-Nya, mereka yang mendapat petunjuk adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, dan hati mereka menjadi tenang dan tenteram dengan banyak mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan banyak mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Ar-Ra’d Ayat 27 Arab-Latin, Terjemah Arti Ar-Ra’d Ayat 27, Makna Ar-Ra’d Ayat 27, Terjemahan Tafsir Ar-Ra’d Ayat 27, Ar-Ra’d Ayat 27 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ar-Ra’d Ayat 27
Tafsir Surat Ar-Ra’d Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)