{12} Yusuf / يوسف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | ابراهيم / Ibrahim {14} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d الرعد (Guruh (Petir)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 13 Tafsir ayat Ke 28.
الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ ﴿٢٨﴾
allażīna āmanụ wa taṭma`innu qulụbuhum biżikrillāh, alā biżikrillāhi taṭma`innul-qulụb
QS. Ar-Ra’d [13] : 28
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.
Dia menunjukkan orang-orang yang hati mereka tenang dengan mentauhidkan Allah dan mengingat-Nya sehingga menjadi tentram. Ingatlah, dengan menaati Allah, mengingat-Nya dan pahala-Nya, hati menjadi tenteram dan senang.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah.
Maksudnya, hati mereka senang dan tenang berada di sisi Allah, merasa tenteram dengan mengingat-Nya, dan rela kepada-Nya sebagai Pelindung dan Penolong(nya). Karena itulah dalam firman selanjutnya disebutkan:
Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.
Ayat di atas bermakna bahwa Allah berhak untuk diingati.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka kebahagiaan dan tempat kembali yang baik.
Ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna tuba ialah ‘gembira dan sejuk hati’. Menurut Ikrimah, artinya ‘alangkah nikmatnya apa yang mereka peroleh’. Menurut Ad-Dahhak, artinya ‘ungkapan rasa keinginan beroleh kenikmatan seperti mereka’. Menurut Ibrahim An-Nakha’i, artinya ‘kebaikanlah bagi mereka’.
Qatadah mengatakan bahwa kata ini merupakan kata dari bahasa Arab. Bila seseorang mengatakan kepada temannya, “Tuba Laka” artinya ‘engkau telah beroleh kebaikan’. Menurut riwayat lain, ia mengatakan bahwa tuba lahum artinya kebaikanlah bagi mereka.
Berikutnya, Allah ‘Azza wa Jalla menyebutkan tanda kaum Muk-minin. Allah berfirman, الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ “(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah,” maksudnya, kegundahan dan kegelisahannya (hati mereka) lenyap dan berganti dengan kebahagiaan hati dan kenikmatan-kenikmatannya. أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ “Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram,” maksudnya semestinya dan sudah seyogyanya, kalbu-kalbu itu tidak menjadi tenang dengan sesuatu selain dengan mengingatNya. Karena tidak ada sesuatu pun yang lebih nikmat, lebih memikat dan lebih manis bagi kalbu ketimbang (kenikmatan dalam) mencintai Penciptanya, berdekatan dan me-ngenalNya. Berdasarkan tingkat ma’rifah (pengenalan)nya dan ke-cintaannya kepada Allah-lah tingkat intensitas dzikirnya kepada Allah. Demikian ini, merujuk keterangan bahwa dzikirullah yang dimaksud adalah seorang hamba yang mengingat Allah dengan lantunan tasbih, tahlil, takbir dan lain-lain. Ada yang menafsirkan bahwa ‘dzikrullah’ maksudnya kitabNya yang diturunkan sebagai dzikra (peringatan) bagi kaum Mukminin. Atas dasar ini, maka thuma`ninah al-Qalbi (ketenangan hati) dengan dzikrullah yakni ketika mengenal makna-makna al-Qur`an dan hukum-hukumnya, hati menjadi tenang dengannya. Sebab, hal-hal itu akan menunjukkan-nya kepada kebenaran yang nyata yang didukung oleh dalil-dalil dan bukti-bukti. Dengan itu, hati akan menjadi tentram. Sungguh, hati tidak akan tenang kecuali dengan sebuah keyakinan dan ilmu. Hal ini sudah dijamin dalam Kitabullah dengan jaminan dalam bentuk yang paling sempurna dan paripurna. Sedangkan kitab-kitab lain-nya yang tidak mengacu kepada dzikir, maka hati tidak merasa-kan ketentraman dengannya. Bahkan akan senantiasa dilanda ke-bingungan karena adanya kontradiksi antar dalil dan unsur per-tentangan antar hukum yang ada. أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا “Kalau sekiranya al-Qur`an itu bukan dari sisi Allah, tentulah me-reka menjumpai pertentangan yang banyak di dalamnya.” (An-Nisa`: 82). Masalah ini hanya diketahui oleh orang-orang yang menguasai seluk-beluk Kitabullah, menghayatinya dan mencermati kitab-kitab lainnya yang mengandung berbagai jenis ilmu (untuk memper-bandingkannya), niscaya dia akan menjumpai perbedaan tajam antara al-Qur`an dan kitab-kitab lainnya.
Mereka yang mendapat petunjuk adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasul-Nya, dan hati mereka menjadi tenang dan tenteram dengan banyak mengingat Allah. Ingatlah, bahwa hanya dengan banyak mengingat Allah hati menjadi tenteram. Mereka itulah orang-orang yang beriman kepada Allah dan rasulnya dan mengerjakan kebajikan serta amal saleh. Mereka pasti mendapat kebahagiaan dan tempat kembali yang baik di akhirat kelak, berupa surga dan keridaan Allah.
Ar-Ra’d Ayat 28 Arab-Latin, Terjemah Arti Ar-Ra’d Ayat 28, Makna Ar-Ra’d Ayat 28, Terjemahan Tafsir Ar-Ra’d Ayat 28, Ar-Ra’d Ayat 28 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ar-Ra’d Ayat 28
Tafsir Surat Ar-Ra’d Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)