{12} Yusuf / يوسف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | ابراهيم / Ibrahim {14} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d الرعد (Guruh (Petir)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 13 Tafsir ayat Ke 35.
۞ مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ ۖ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ۖ أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا ۚ تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا ۖ وَعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارُ ﴿٣٥﴾
maṡalul-jannatillatī wu’idal-muttaqụn, tajrī min taḥtihal-an-hār, ukuluhā dā`imuw wa ẓilluhā, tilka ‘uqballażīnattaqaw wa ‘uqbal-kāfirīnan-nār
QS. Ar-Ra’d [13] : 35
Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang yang bertakwa (ialah seperti taman), mengalir di bawahnya sungai-sungai; senantiasa berbuah dan teduh. Itulah tempat kesudahan bagi orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang yang ingkar kepada Tuhan ialah neraka.
Sifat surga yang dijanjikan Allah kepada orang-orang yang takut kepada-Nya bahwa sungai-sungai mengalir dari bawah pepohonan dan istana-istananya, buahnya tiada henti-hentinya, naungannya tidak hilang dan tidak pula berkurang. Balasan dengan surga itu adalah kesudahan orang-orang yang takut kepada Allah, lalu mereka menjauhi kemaksiatan kepada-Nya dan melaksanakan kewajiban-kewajiban yang diperintahkan-Nya. Sementara kesudahan orang-orang yang kafir kepada Allah adalah neraka.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Perumpamaan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang takwa.
Yakni gambaran dan ciri khasnya.
ialah (seperti taman), yang mengalir sungai-sungai di dalamnya,.
Yaitu sungai-sungai yang mengalir di sekitar daerah dan sisi-sisinya, menuruti apa yang dikehendaki oleh penduduknya. Sungai-sungai itu mengalirkan air surgawi yang berlimpah, dan penduduk surga dapat mengalirkannya ke arah mana yang mereka kehendaki. Makna ayat ini semisal dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:’
(Apakah) perumpamaan (penghuni) surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tiada berubah rasanya, sungai-sungai dari khamr (arak) yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring, dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Tuhan mereka. (Muhammad:15), hingga akhir ayat.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
buahnya tak henti-henti sedang naungannya (demikian pula).
Maksudnya, di dalamnya terdapat buah-buahan, makanan-makanan, dan minuman-minuman yang tiada henti-hentinya dan tidak pernah habis.
Di dalam kitab Sahihain disebutkan hadis Ibnu Abbas tentang masalah salat gerhana matahari, yang di dalamnya antara lain disebutkan bahwa:
mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, kami melihat engkau meraih sesuatu dari tempatmu itu, kemudian kami lihat engkau mundur.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Sesungguhnya aku melihat surga —atau aku melihat surga— lalu aku berniat memetik setangkai anggur darinya. Seandainya aku benar-benar memetiknya, niscaya kalian akan makan sebagian darinya selama dunia ini masih ada.
Al-Hafiz Abu Ya’la mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Khaisamah, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Ja’far, telah menceritakan kepada kami Ubaidillah, telah menceritakan kepada kami Abu Uqail, dari Jabir yang mengatakan, “Ketika kami dalam salat Lohor, tiba-tiba Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ maju ke depan, kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ meraih sesuatu seakan-akan hendak mengambilnya, tetapi setelah itu beliau mundur kembali. Setelah salat selesai, Ubay ibnu Ka’b bertanya kepada beliau, ‘Wahai Rasulullah, pada hari ini engkau telah melakukan sesuatu dalam salat yang belum pernah kami lihat engkau melakukannya sebelum itu.’ Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: ‘Sesungguhnya surga ditampilkan kepadaku dan semua bunga serta pohonnya yang hijau, maka aku bermaksud hendak memetik setangkai buah anggur darinya untuk diberikan kepada kalian, tetapi antara aku dan buah anggur ada penghalang. Seandainya aku dapat mendatangkannya buat kalian, tentulah semua makhluk yang ada di antara langit dan bumi dapat memakannya tanpa menguranginya’.”
Imam Muslim meriwayatkan melalui hadis Abuz Zubair, dari Jabir yang berkedudukan sebagai syahid (bukti) bagi sebagiannya.
Dari Atabah ibnu Abdus Salma, disebutkan bahwa ada seorang Badui bertanya kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tentang surga. Ia bertanya, “Apakah di dalam surga ada buah anggur?” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Ya.” Lelaki Badui bertanya, “Sebesar apakah tangkai buah anggurnya?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Besarnya sama dengan perjalanan satu bulan bagi burung gagak yang hitam legam (bila terbang) tanpa berhenti.”
Hadis ini merupakan riwayat Imam Ahmad.
Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Mu’az ibnul Musanna, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Madini, telah menceritakan kepada kami Raihan ibnu Sa’id, dari Abbad ibnu Mansur, dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dari Abu Asma, dari Sauban yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sesungguhnya seseorang apabila memetik sebiji buah dari surga, maka tumbuh lagi buah lain yang menggantikan kedudukannya.
Dari Jabir ibnu Abdullah, disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Penduduk surga makan dan minum tanpa mengeluarkan ingus, tanpa buang air besar dan tanpa buang air kecil, makanan mereka (dikeluarkan melalui) bersendawa yang baunya wangi seperti minyak kesturi, dan mereka diilhami untuk bertasbih dan bertaqdis (menyucikan Allah) sebagaimana mereka diilhami untuk bernapas.
Hadis ini adalah riwayat Imam Muslim.
Imam Ahmad dan Imam Nasai meriwayatkan:
melalui hadis Al-A’masy, dari Tamam ibnu Uqbah, ia pernah mendengar Zaid ibnu Arqam mengatakan bahwa seorang lelaki dari kalangan ahli kitab pernah datang, lalu bertanya, “Wahai Abul Qasim, engkau menduga bahwa penduduk surga makan dan minum?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Ya, demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya seseorang dari penduduk surga benar-benar diberi kekuatan seratus orang lelaki dalam hal makan, minum, bersetubuh, dan syahwat (berahi). Lelaki ahli kitab bertanya, “Sesungguhnya orang yang makan dan minum itu tentunya akan membuang hajat, sedangkan di dalam surga tidak terdapat kotoran.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Hajat seseorang dari mereka berupa keringat yang keluar dari kulit mereka, baunya wangi seperti minyak kesturi, lalu perut mereka mengempes (mengecil). (Riwayat Ahmad dan Nasai)
Al-Hasan ibnu Arafah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Khalaf ibnu Khalifah, dari Humaid ibnul A’raj, dari Abdullah ibnul Haris, dari Abdullah ibnu Mas’ud r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda kepadanya: Sesungguhnya kamu benar-benar memandang seekor burung di surga, maka burung itu jatuh terjungkal di hadapanmu dalam keadaan telah terpanggang (siap untuk dimakan).
Di dalam sebagian hadis disebutkan bahwa apabila seseorang telah memakannya, maka burung panggang itu kembali berujud burung dan terbang seperti sediakala dengan seizin Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya. (Al Waaqi’ah:32-33)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan naungan (pohon-pohon surga itu) dekat di atas mereka dan buahnya dimudahkan memetiknya semudah-mudahnya. (Al Insaan:14)
Demikian pula naungannya, tidak pernah hilang dan tidak pernah surut, seperti yang disebutkan dalam firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amalan-amalan yang saleh, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, mereka di dalamnya mempunyai istri-istri yang suci, dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman. (An Nisaa:57)
Di dalam kitab Sahihain telah disebutkan sebuah hadis melalui berbagai jalur, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Sesungguhnya di dalam surga terdapat sebuah pohon, seorang pengendara yang tangguh memacu kuda balapnya dengan cepat di bawah naungannya selama seratus tahun (tanpa berhenti) masih belum melampauinya. Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membacakan firman-Nya: dan naungan yang terbentang luas. (Al Waaqi’ah:30)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sering kali menyebutkan gambaran surga dan neraka secara beriringan, agar surga diingini dan neraka dihindari. Karena itulah setelah Allah menyebut gambaran tentang surga dalam ayat ini, maka Dia mengiringinya dengan firman-Nya:
Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa, sedangkan tempat kesudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka.
Sama halnya dengan yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Tiada sama penghuni-penghuni neraka dengan penghuni-penghuni surga, penghuni-penghuni surga itulah orang-orang yang beruntung. (Al Hasyr:20)
Bilal ibnu Sa’d—khatib kota Dimasyq—mengatakan dalam salah satu khotbahnya: Hai hamba-hamba Allah, bukankah telah datang kepada kalian juru pewarta yang mewartakan kepada kalian bahwa sesuatu dari ibadah kalian diterima dari kalian atau sesuatu dari kesalahan kalian diampuni bagi kalian? Maka apakah kalian mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kalian secara main-main (saja), dan bahwa kalian tidak akan dikembalikan kepada Kami? (Al Mu’minun:115) Demi Allah, seandainya disegerakan bagi kalian pahala di dunia, niscaya kalian semua akan malas mengerjakan hal-hal yang difardukan kepada kalian, atau kalian menjadi orang yang cinta taat kepada Allah demi pahala duniawi kalian dan kalian tidak akan bersaing (berlomba) dalam meraih surga. buahnya tak henti-henti.
Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.
Allah ‘Azza wa Jalla mengatakan, مَثَلُ الْجَنَّةِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ “Perumpa-maan surga yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa,” orang-orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah, tidak me-nyepelekan perintah-perintahNya; maksudnya sifat dan hakikat surga itu تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ “ialah (seperti taman yang) mengalir sungai-sungai di bawahnya,” yakni, sungai-sungai madu, sungai-sungai khamerkhamar, sungai-sungai susu, dan sungai-sungai air tawar yang men-galir pada selain parit, mengairi kebun-kebun dan pepohonan, se-hingga menjadi sarat dengan berbagai macam buah-buahan. أُكُلُهَا دَائِمٌ وَظِلُّهَا “Buahnya tak henti-henti, dan naungannya (demikian pula),” yakni, juga abadi. تِلْكَ عُقْبَى الَّذِينَ اتَّقَوْا “Itulah tempat kesudahan bagi orang-orang yang bertakwa,” yaitu tempat kesudahan dan tempat kembali yang mana mereka menuju kepadanya. وَعُقْبَى الْكَافِرِينَ النَّارُ “Sedang tempat ke-sudahan bagi orang-orang kafir ialah neraka,” betapa besar perbedaan antara dua golongan tersebut!
Usai menggambarkan sanksi bagi orang kafir pada ayat-ayat sebelumnya, pada ayat berikut Allah menjelaskan anugerah-Nya kepada orang yang bertakwa. Perumpamaan dan gambaran surga yang dijanjikan oleh Allah kepada orang yang bertakwa ialah bahwa surga itu seperti taman yang mengalir di bawahnya’yakni di bawah pepohonan dan istana-istananya’sungai-sungai; pepohonan di sana senantiasa berbuah dengan aneka rasa yang lezat dan juga menciptakan suasana yang teduh. Anugerah Allah yang sedemikian indah itulah tempat kesudahan yang hanya diberikan-Nya bagi orang yang bertakwa; sedang tempat kesudahan bagi orang yang ingkar kepada tuhan ialah neraka beserta siksaannya yang sangat pedih. Dan ketahuilah, wahai nabi Muhammad, bahwa ada sebagian dari orang yang telah kami berikan kitab kepada mereka (yahudi dan nasrani) yang bergembira dengan apa (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu, seperti ‘abdulla’h bin sala’m, karena kesesuaian antara Al-Qur’an dengan kitab mereka; dan ada pula di antara golongan yang bersekutu, yakni kaum musyrik mekah, yahudi, dan nasrani yang mengingkari sebagiannya. Katakanlah kepada mereka, aku hanya diperintah secara tegas untuk menyembah Allah semata dan tidak mempersekutukan-Nya dengan apa pun. Hanya kepada-Nya aku seru manusia menuju kebenaran, dan hanya kepada-Nya aku kembali untuk bertobat.
Ar-Ra’d Ayat 35 Arab-Latin, Terjemah Arti Ar-Ra’d Ayat 35, Makna Ar-Ra’d Ayat 35, Terjemahan Tafsir Ar-Ra’d Ayat 35, Ar-Ra’d Ayat 35 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ar-Ra’d Ayat 35
Tafsir Surat Ar-Ra’d Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)