{12} Yusuf / يوسف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | ابراهيم / Ibrahim {14} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d الرعد (Guruh (Petir)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 13 Tafsir ayat Ke 43.
وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَسْتَ مُرْسَلًا ۚ قُلْ كَفَىٰ بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ وَمَنْ عِنْدَهُ عِلْمُ الْكِتَابِ ﴿٤٣﴾
wa yaqụlullażīna kafarụ lasta mursalā, qul kafā billāhi syahīdam bainī wa bainakum wa man ‘indahụ ‘ilmul-kitāb
QS. Ar-Ra’d [13] : 43
Dan orang-orang kafir berkata, “Engkau (Muhammad) bukanlah seorang Rasul.” Katakanlah, “Cukuplah Allah dan orang yang menguasai ilmu Al-Kitab menjadi saksi antara aku dan kamu.”
Orang-orang yang kafir mengatakan kepada Nabi Allah: Wahai Muhammad, Allah tidak mengutusmu. Katakanlah kepada mereka: Cukuplah Allah sebagai saksi atas kebenaranku dan kedustaan kalian. Cukuplah persaksian orang-orang yang memiliki ilmu Al Kitab dari kalangan Yahudi dan Nasrani, yaitu orang-orang yang telah beriman kepada risalahku dan ajaran yang aku bawa dari sisi Allah, serta mengikuti kebenaran, lalu menyatakan persaksian tersebut dan tidak menyembunyikannya.
Allah berfirman, bahwa orang-orang kafir itu mendustakanmu (Muhammad) dan mereka mengatakan:
Kamu bukan seorang yang dijadikan rasul.
Artinya, Allah tidaklah menjadikanmu sebagai seorang rasul.
Katakanlah, “Cukuplah Allah menjadi saksi antaraku dan kalian.
Yakni cukuplah Allah sebagai saksi antara aku dan kalian yang menyaksikan atas diriku terhadap apa yang aku sampaikan dari risalahNya, dan menjadi saksi atas kalian, hai orang-orang yang berdusta dalam ucapannya, apa yang kalian buat-buat itu adalah kedustaan belaka.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan antara orang yang mempunyai ilmu Al-Kitab.”
Menurut suatu pendapat, ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abdullah ibnu Salam, menurut Mujahid. Tetapi pendapat ini dinilai garib, mengingat ayat ini adalah ayat Makkiyyah, sedangkan Abdullah ibnu Salam hanya baru masuk Islam setelah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tiba di Madinah.
Pendapat yang kuat dalam masalah ini adalah yang dikemukakan oleh Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, bahwa mereka adalah sebagian dari kalangan pemeluk agama Yahudi dan Nasrani. Qatadah menegaskan bahwa di antara mereka adalah Ibnu Salam, Salman, dan Tamim Ad-Dari.
Dalam suatu riwayat yang bersumberkan darinya Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud adalah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Disebutkan bahwa Sa’id ibnu Jubair mengingkari bila makna yang dimaksud oleh ayat ini adalah Abdullah ibnu Salam, dengan alasan bahwa ayat ini Makkiyyah. Dan ia membaca ayat ini: dan antara orang yang mempunyai ilmu Al-Kitab. (Ar Ra’du:43) Lalu ia mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah ilmu dari sisi Allah. Bacaan yang sama dikemukakan oleh Mujahid dan Al-Hasan Al-Basri.
Ibnu Jarir telah meriwayatkan melalui hadis Harun Al-A’war, dari Az-Zuhri, dari Salim, dari Ibnu Umar, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membaca ayat ini dengan bacaan:
…dan antara orang yang mempunyai ilmu Al-Kitab.
Kemudian Ibnu Jarir mengatakan bahwa hadis ini tidak ada pokoknya melalui riwayat Az-Zuhri di kalangan para perawi yang siqah.
Menurut kami, hadis ini telah diriwayatkan oleh Abu Ya’la di dalam kitab Musnad-nya melalui jalur Harun ibnu Musa melalui Sulaiman ibnu Arqam — sedangkan dia berpredikat daif—, dari Az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya secara marfu’ pula, tetapi masih belum kuat.
Pendapat yang benar sehubungan dengan masalah ini ialah yang mengatakan bahwa firman-Nya:
…dan antara orang yang mempunyai.
Lafaz min adalah isim jinis yang pengertiannya mencakup ulama ahli kitab yang menjumpai sifat Nabi Muhammad dan ciri khasnya dalam kitab-kitab mereka yang terdahulu melalui berita-berita gembira yang diwartakan oleh para nabi. Perihalnya sama dengan pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya:
dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami.” (Yaitu), orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil. (Al A’raf:156-157)
Dan apakah tidak cukup menjadi bukti bagi mereka bahwa para ulama Bani Israil mengetahuinya? (Asy Syu’ara:197), hingga akhir ayat.
Demikian pula dalam ayat-ayat lainnya yang semisal yang di dalamnya disebutkan berita tentang ulama Bani Israil, bahwa mereka mengetahui hal tersebut melalui kitab-kitab suci mereka. Telah disebutkan pula di dalam hadis mengenai para rahib yang diriwayatkan melalui Abdullah ibnu Salam, bahwa ia telah masuk Islam di Mekah sebelum hijrah.
Al-Hafiz Abu Na’im Al-Asbahani di dalam kitab Dalailun Nubuwwah (yaitu sebuah kitab yang besar) menyebutkan bahwa telah menceritakan kepada kami Sulaiman ibnu Ahmad At-Tabrani, telah menceritakan kepada kami Abdan ibnu Ahmad, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Musaffa, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Muslim, dari Muhammad ibnu Hamzah ibnu Yusuf ibnu Abdullah ibnu Salam, dari ayahnya, dari kakeknya (yaitu Abdullah ibnu Salam), bahwa ia pernah berkata kepada para rahib Yahudi, “Sesungguhnya aku bermaksud memperbaharui perjanjian di masjid bapak kami, Ibrahim dan Ismail.” Maka berangkatlah Ibnu Salam menuju tempat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang saat itu masih berada di Mekah. Ibnu Salam menjumpai orang-orang baru pulang dari menunaikan ibadah haji, dan ia menjumpai Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di Mina. Saat itu beliau sedang dikelilingi oleh banyak orang. Maka ia ikut bergabung bersama orang-orang itu.
Ketika Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melihatnya, beliau bertanya, “Apakah kamu yang bernama Abdullah ibnu Salam?” Ia menjawab, “Ya.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Mendekatlah kamu.” Ibnu Salam mendekat kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Saya mau bertanya kepadamu dengan nama Allah, hai Abdullah ibnu Salam. Bukankah kamu menjumpai di dalam kitab Taurat nama Rasulullah?” Ibnu Salam balik bertanya, “Ceritakanlah tentang Tuhan kita!” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pada saat itu juga kedatangan Malaikat Jibril yang langsung berdiri di hadapannya. Lalu Malaikat Jibril menyampaikan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Katakanlah, “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (Al-Ikhlas: 1-2), hingga akhir surat.
Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membacakan surat Al-Ikhlas itu kepada Abdullah ibnu Salam Setelah itu Ibnu Salam berkata, “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan engkau adalah utusan Allah.” Setelah peristiwa itu Abdullah ibnu Salam kembali ke Madinah dan menyembunyikan keislamannya.
Ketika Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ hijrah ke Madinah, Abdullah ibnu Salam sedang berada di atas pohon kurma, memetik buahnya. Maka setelah mendengar berita itu ia menjatuhkan dirinya dari atas pohon kurma.
Ibunya berkata, “Ya Allah, apa yang engkau lakukan ini? Seandainya yang datang itu adalah Musa ibnu Imran, tidaklah layak bagimu menjatuhkan dirimu dari puncak pohon kurma itu.” Abdullah ibnu Salam menjawab, “Demi Allah, sesungguhnya aku lebih gembira dengan kedatangan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ketimbang Musa ibnu Imran saat dia diutus.” Hadis ini berpredikat garib sekali.
Demikianlah akhir dari tafsir surat Ar-Ra’d, segala puji bagi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
وَيَقُولُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَسْتَ مُرْسَلًا “Orang-orang kafir berkata, “Kamu bukan orang yang dijadikan Rasul,” maksudnya, mereka men-dustakanmu dan mendustakan risalahmu قل “Katakanlah,” kepada mereka bila mereka meminta saksi كَفَى بِاللَّهِ شَهِيدًا بَيْنِي وَبَيْنَكُمْ “Cu-kuplah Allah menjadi saksi antara aku dan kamu,” dan persaksian Allah itu dengan ucapan, tindakan, dan penetapanNya. Adapun (persaksi-an) ucapanNya, maka dengan segala berita yang diwahyukan ke-pada makhlukNya yang paling jujur yang menguatkan risalahNya. Sedangkan (persaksian) tindakan-Nya, maka karena dengan cara Allah telah mendukung RasulNya dan menolongnya mereka dengan pertolongan yang di luar jangkauan kemampuannya dan kemampuan para sahabat serta para pengikutnya. Ini adalah persaksianNya melalui tindakan dan dukungan. Sedangkan pene-tapanNya, maka (perwujudannya adalah bahwa) Rasulullah telah memberitahukan tentang dirinya bahwa ia seorang rasul (Allah), dan memerintahkan orang-orang untuk mengikutinya. Barangsiapa yang mengikutinya, maka akan meraih kemuliaan dan keridhaan-Nya. Barangsiapa yang tidak meng-ikutinya, maka dia mendapat-kan neraka dan murka. Harta dan nyawanya halal. Dan Allah me-netapkannya atas hal tersebut. Se-andainya, beliau berbicara macam-macam, niscaya beliau akan segera dikenakan hukuman. وَمَنْ عِنْدَهُ عِلْمُ الْكِتَابِ “Dan antara orang yang mempunyai ilmu al- Kitab,” ini mencakup semua ulama ahli kitab dari dua golongannya (Yahudi dan Nasrani). Karena mereka bersaksi atas (kebenaran) Rasulullah. Barangsiapa yang beriman dan mengikuti kebenaran, niscaya akan menyampaikan kesaksian yang menjadi kewajibannya. Sedangkan orang yang menyembunyikannya, maka pemberitahuan Allah tentang dirinya, bahwa dia mempunyai persaksian adalah lebih gamblang daripada pernyataannya (dari dirinya sendiri). Se-andainya dia tidak memiliki kesaksian, maka kesaksiannya akan tertolak dengan petunjuk bukti. Karena itu, sikap diamnya menun-jukkan bahwa dia mempunyai kesaksian yang disembunyikan. Allah memerintahkan beliau untuk meminta persaksian ahli kitab, sebab mereka orang-orang yang berkompeten dalam masalah ini. Dan setiap perkara, maka hanya para ahlinyalah yang dimintai keterangan dan orang-orang yang lebih tahu daripada orang lain tentang itu. Berbeda dengan orang yang tidak tahu sama sekali tentangnya, misalnya bangsa yang buta huruf, dari kalangan kaum musyrikin Arab dan lainnya, maka tidak ada manfaatnya untuk memintai keterangan dari mereka. Karena mereka tidak mengetahui dan tidak mengerti. Wallahu a’lam.
Kaum kafir menolak kerasulan nabi Muhammad. Dan orang-orang kafir berkata, engkau, wahai Muhammad, bukanlah seorang rasul, melainkan pesihir. Jika mereka berkata demikian, katakanlah kepada mereka, cukuplah Allah yang maha mengetahui dan orang yang menguasai ilmu al-kitab’yahudi dan nasrani yang mengimani risalahku dan Al-Qur’an yang aku sampaikan’yang bertindak menjadi saksi antara aku sebagai penyampai kebenaran yang termaktub dalam alqur’an dan kamu yang menolak kebenaran Al-Qur’an itu. Surah ini diawali dengan penegasan tentang kebenaran Al-Qur’an yang diturunkan kepada nabi Muhammad, tetapi banyak manusia yang tetap saja enggan beriman. Surah ini kemudian ditutup dengan pene-gasan bahwa Allah dan orang-orang yang memahami al-kitab menjadi saksi atas kebenaran rasulullah sebagai penyampai alqur’an dan orang-orang kafir sebagai penolak Al-Qur’an itu. Antara bagian awal dan akhir surah ini terjalin sebuah hubungan serasi yang membentuk kesatuan kandungan bahwa Al-Qur’an adalah benar dari Allah. Surah ar-ra’d diakhiri dengan penegasan bahwa Allah dan orangorang yang diberi al-kitab akan menjadi saksi atas kebenaran risalah nabi Muhammad. Sebagai sambungannya, surah ibrahim ini lalu diawali dengan penjelasan bahwa Allah menurunkan Al-Qur’an kepada nabi Muhammad untuk mengajak manusia keluar dari kegelapan menuju cahaya dengan izin Allah. Alif laam raa’. Ini adalah kitab Al-Qur’an yang kami turunkan kepadamu, wahai nabi Muhammad, agar engkau mengeluarkan manusia dari kegelapan kemusyrikan kepada cahaya tauhid yang terang-benderang, dengan izin tuhan, yaitu menuju jalan tuhan yang mahaperkasa lagi maha terpuji.
Ar-Ra’d Ayat 43 Arab-Latin, Terjemah Arti Ar-Ra’d Ayat 43, Makna Ar-Ra’d Ayat 43, Terjemahan Tafsir Ar-Ra’d Ayat 43, Ar-Ra’d Ayat 43 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ar-Ra’d Ayat 43
Tafsir Surat Ar-Ra’d Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)