{13} Ar-Ra’d / الرعد | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحجر / Al-Hijr {15} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ibrahim ابراهيم (Nabi Ibrahim) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 14 Tafsir ayat Ke 9.
أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ ۛ وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ ۛ لَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا اللَّهُ ۚ جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَرَدُّوا أَيْدِيَهُمْ فِي أَفْوَاهِهِمْ وَقَالُوا إِنَّا كَفَرْنَا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ وَإِنَّا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَنَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ ﴿٩﴾
a lam ya`tikum naba`ullażīna ming qablikum qaumi nụḥiw wa ‘ādiw wa ṡamụd, wallażīna mim ba’dihim, lā ya’lamuhum illallāh, jā`at-hum rusuluhum bil-bayyināti fa raddū aidiyahum fī afwāhihim wa qālū innā kafarnā bimā ursiltum bihī wa innā lafī syakkim mimmā tad’ụnanā ilaihi murīb
QS. Ibrahim [14] : 9
Apakah belum sampai kepadamu berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, samud dan orang-orang setelah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. Rasul-rasul telah datang kepada mereka membawa bukti-bukti (yang nyata), namun mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian), dan berkata, “Sesungguhnya kami tidak percaya akan (bukti bahwa) kamu diutus (kepada kami), dan kami benar-benar dalam keraguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kamu serukan kepada kami.”
Apakah belum datang kepada kalian, wahai umat Muhammad, berita umat-umat sebelum kalian, yaitu kaum Nuh, kaum Hud, kaum Shalih, dan umat-umat sesudah mereka, tidak ada yang mengetahui jumlah mereka kecuali Allah. Para Rasul telah datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, lalu mereka menggigit tangan mereka karena marah dan menyombongkan diri dari menerima keimanan seraya berkata kepada Rasul-rasul mereka: Sesungguhnya kami tidak mempercayai apa yang kalian bawa kepada kami, dan sungguh kami benar-benar dalam keraguan terhadap keimanan dan tauhid yang kalian serukan kepada kami yang menimbulkan kebimbangan.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa hal ini merupakan kelanjutan dari perkataan Musa a.s. kepada kaumnya. Dengan kata lain, Musa a.s. menggugah kaumnya agar ingat akan hari-hari Allah, yaitu pembalasan-Nya terhadap umat-umat yang mendustakan rasul-rasul Allah. Akan tetapi, pendapat Ibnu Jarir ini masih perlu dipertimbangkan kebenarannya.
Makna lahiriah ayat menunjukkan bahwa hal ini merupakan kalimat permulaan yang mengandung berita dari Allah, ditujukan kepada umat ini. Dapat pula dikatakan bahwa sesungguhnya kisah mengenai kaum ‘Ad dan kaum Samud tidak terdapat di dalam kitab Taurat. Seandainya apa yang disebutkan dalam ayat ini merupakan bagian dari perkataan Musa a.s. kepada kaumnya yang berupa kisah-kisah tentang umat terdahulu, maka sudah barang tentu kisah tentang kedua umat tersebut disebutkan di dalam kitab Taurat.
Kesimpulannya: Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah menceritakan kepada kita berita tentang kaum Nuh, kaum ‘Ad, kaum Samud, dan umat-umat lainnya di masa silam yang mendustakan para rasul. Jumlah mereka tidak terhitung, hanya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengetahuinya.
Telah datang kepada mereka rasul-rasul (dengan membawa) bukti-bukti. (Ibrahim:9) Yakni hujah-hujah dan bukti-bukti yang jelas dan terang lagi mematahkan hujah lawan.
Ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Amr ibnu Maimun, dari Abdullah sehubungan dengan makna firman-Nya: Tidak ada yang mengetahui mereka selain Allah. (Ibrahim:9) Abdullah Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa berdustalah orang-orang ahli nasab. Urwah ibnuz Zubair mengatakan, “Kami tidak menemukan seorang (ahli nasab) pun yang mengetahui terusan nasab sesudah Ma’d Ibnu Adnan:
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…lalu mereka menutupkan tangannya ke mulutnya.
Ulama tafsir berbeda pendapat sehubungan dengan makna ayat ini. Menurut suatu pendapat, mereka mengisyaratkan ke arah mulut para rasul dengan maksud menyuruh para rasul diam saat para rasul menyeru mereka untuk menyembah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Menurut pendapat lainnya, makna yang dimaksud ialah mereka menutupkan tangannya ke mulutnya karena mendustakan dan benci terhadap seruan para rasul.
Menurut pendapat lainnya lagi, ungkapan ini merupakan reaksi dari mereka yang tidak mau memenuhi seruan para rasul.
Mujahid, Muhammad ibnu Ka’b, dan Qatadah mengatakan bahwa mereka mendustakan para rasul dan menjawab seruan para rasul itu dengan mulut mereka.
Ibnu Jarir mengatakan, pengarahan untuk memahami ungkapan ini perlu dijelaskan, bahwa huruf fi dalam ayat ini bermakna ba, karena pernah didengar dari orang Arab ada yang mengatakan Adkhalakallahu Bil Jannah. Mereka bermaksud bahwa ‘semoga Allah memasukkanmu ke dalam surga’.
Salah seorang penyair mengatakan:
Saya menyukainya sebagai ganti dari Laqit dan kabilahnya, tetapi saya tidak suka terhadap Sanbas.
Menurut kami, dapat dikatakan bahwa pendapat yang dikemukakan oleh Mujahid diperbuat dengan adanya tafsir hal tersebut melalui ayat selanjutnya, yaitu firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan mereka berkata.”Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kalian disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap apa yang kalian ajak kami kepadanya.”
Seakan-akan ayat ini —hanya Allah yang lebih mengetahui— merupakan tafsir yang menjelaskan makna yang dimaksud dalam firman sebelumnya, yaitu:
…lalu mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian).
Sufyan As-Sauri dan Israil telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Abul Ahwas, dari Abdullah, sehubungan dengan makna firman-Nya: Lalu mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian) (Ibrahim:9) Abdullah ibnu Mas’ud mengatakan bahwa mereka menutupkan tangannya ke mulutnya karena benci.
Syu’bah telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Abu Hurairah ibnu Maryam, dari Abdullah, bahwa Abdullah ibnu Mas’ud telah mengatakan hal yang serupa.
Pendapat ini dipilih oleh Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam. Ibnu Jarir menguatkan pendapat yang dipilihnya ini dengan mengemukakan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang menceritakan perihal orang-orang munafik:
dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. (Ali-Imran: 119)
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa ketika mereka mendengar Kalamullah, mereka merasa heran, lalu menutupkan tangan mereka ke mulutnya seraya berkata: dan mereka mengatakan, “Sesungguhnya kami mengingkari apa yang kalian disuruh menyampaikannya (kepada kami).” (Ibrahim:9), hingga akhir ayat. Mereka mengatakan, “Kami tidak percaya kepada apa yang kamu sampaikan itu, dan sesungguhnya kami meragukannya dengan keraguan yang kuat.”
Allah berkata untuk menakut-nakuti para hambaNya dengan azab yang telah Dia timpakan kepada bangsa-bangsa yang mendustakan ketika telah didatangi oleh para rasul lalu mereka justru mengingkari para rasul. Maka Allah menghukumi mereka dengan siksaan cepat yang dapat disaksikan dan didengar oleh orang-orang. Allah berfirman, أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ قَوْمِ نُوحٍ وَعَادٍ وَثَمُودَ “Belumkah sampai (kepada kamu) berita orang-orang sebelum kamu (yaitu) kaum Nuh, ‘Ad, Tsamud”, sungguh Allah telah mengetengahkan cerita-cerita tentang mereka di dalam kitabNya dan menerangkan-nya dengan panjang lebar. وَالَّذِينَ مِنْ بَعْدِهِمْ لَا يَعْلَمُهُمْ إِلَّا اللَّهُ “Dan orang-orang sesudah mereka. Tidak ada yang mengetahui mereka kecuali Allah”, karena jumlah mereka banyak dan karena sejarah-sejarah tentang mereka telah tertelan oleh masa. Mereka semua جَاءَتْهُمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ “para rasul telah datang kepada mereka (membawa) bukti-bukti yang nyata”, dengan bermacam-macam bukti tentang kebenaran yang mereka bawa. Allah tidaklah mengutus seorang rasul melainkan pasti dibekali dengan bukti-bukti yang menjadikan orang-orang beriman dengan mukjizat semacam itu. Ketika para rasul telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan, tapi mereka belum tunduk kepadanya (bukti-bukti tersebut), justru malah bersikap sombong terhadapnya فَرَدُّوا أَيْدِيَهُمْ فِي أَفْوَاهِهِمْ “lalu mereka menutupkan tangannya ke mulutnya (karena kebencian)”, maksudnya mereka tidak beriman dengan risalah yang dibawa oleh para rasul, tidak mengatakan sedikit pun yang menunjukkan keimanan. Seperti FirmanNya, يَجْعَلُونَ أَصَابِعَهُمْ فِي آذَانِهِمْ مِنَ الصَّوَاعِقِ حَذَرَ الْمَوْتِ “Mereka menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena (men-dengar suara) petir, sebab takut akan mati.” (Al-Baqarah: 19) وقالوا “Dan mereka berkata”, kepada para rasul dengan te-rang-terangan, إِنَّا كَفَرْنَا بِمَا أُرْسِلْتُمْ بِهِ وَإِنَّا لَفِي شَكٍّ مِمَّا تَدْعُونَنَا إِلَيْهِ مُرِيبٍ “Sesungguh-nya kami mengingkari sesuatu yang kamu disuruh menyampaikannya (kepada kami), dan sesungguhnya kami benar-benar dalam keragu-raguan yang menggelisahkan terhadap sesuatu yang kamu ajak kami kepadanya”, maksudnya pada posisi ragu-ragu.
Janganlah kalian, wahai bani israil dan umat nabi Muhammad, mengingkari nikmat Allah. Apakah belum sampai kepadamu berita tentang kebinasaan orang-orang sebelum kamu, yaitu kaum nabi nuh, kaum ‘a’d, kaum Å amud, dan orang-orang setelah mereka, seperti penduduk madyan, kaum tubba’, dan lain-lain. Tidak ada yang mengetahui secara detail azab seperti apa yang mereka alami, selain Allah. Rasul-rasul telah datang kepada mereka membawa bukti-bukti yang nyata tentang kerasulan para utusan itu, berupa mukjizat dan penjelasan yang mudah dipahami oleh umat masing-masing, namun mereka menutupkan tangannya ke mulutnya dengan penuh kebencian dan penolakan, dan berkata, sesungguhnya kami tidak percaya sama sekali akan bukti bahwa kamu diutus kepada kami, dan kami benar-benar berada dalam keraguan yang sangat mendalam dan menggelisahkan hati kami terhadap apa yang kamu serukan kepada kami, berupa ajakan beriman dan bertauhid kepada Allah. Menanggapi jawaban kaumnya, rasul-rasul mereka berkata, apakah ada keraguan dari siapa pun yang berakal terhadap wujud dan keesaan Allah, pencipta langit dan bumi dalam keseimbangan yang begitu sempurna’ dia menyeru kamu agar bertauhid dan beribadah hanya kepadanya untuk kepentinganmu sendiri, yakni agar dia mengampuni sebagian dosa-dosamu yang sengaja maupun tidak, dan menangguhkan siksaan-Mu sampai waktu yang ditentukan oleh-Nya. Mendengar nasihat para rasul itu, mereka berkata, kamu hanyalah manusia biasa seperti kami juga. Tidak ada keistimewaan apa pun dalam diri kamu yang memantaskan kamu untuk menjadi pembimbing kami. Kamu mengaku sebagai rasul hanya karena ingin menghalangi kami menyembah apa yang dari dahulu telah diyakini dan disembah oleh nenek moyang kami, lalu kamu mengajak kami menyembah tuhanmu. Karena itu, datangkanlah kepada kami bukti yang nyata bahwa kamu benar utusan Allah sehingga kami tidak lagi dapat membantahnya.
Ibrahim Ayat 9 Arab-Latin, Terjemah Arti Ibrahim Ayat 9, Makna Ibrahim Ayat 9, Terjemahan Tafsir Ibrahim Ayat 9, Ibrahim Ayat 9 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ibrahim Ayat 9
Tafsir Surat Ibrahim Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)