{13} Ar-Ra’d / الرعد | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحجر / Al-Hijr {15} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ibrahim ابراهيم (Nabi Ibrahim) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 14 Tafsir ayat Ke 18.
مَثَلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِرَبِّهِمْ ۖ أَعْمَالُهُمْ كَرَمَادٍ اشْتَدَّتْ بِهِ الرِّيحُ فِي يَوْمٍ عَاصِفٍ ۖ لَا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا عَلَىٰ شَيْءٍ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيدُ ﴿١٨﴾
maṡalullażīna kafarụ birabbihim a’māluhum karamādinisytaddat bihir-rīḥu fī yaumin ‘āṣif, lā yaqdirụna mimmā kasabụ ‘alā syaī`, żālika huwaḍ-ḍalālul-ba’īd
QS. Ibrahim [14] : 18
Perumpamaan orang yang ingkar kepada Tuhannya, perbuatan mereka seperti abu yang ditiup oleh angin keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak kuasa (mendatangkan manfaat) sama sekali dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia). Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.
Sifat perbuatan orang-orang kafir di dunia, seperti berbakti dan menyambung kerabat, adalah seperti sifat abu yang ditiup angin yang keras pada hari yang berangin kencang, sehingga tidak menyisakan bekas sedikitpun. Demikian pula amal-amal yang mereka lakukan tidak mereka dapati bermanfaat bagi diri mereka di sisi Allah. Sungguh kekafiran telah menjadikan amal mereka sia-sia, sehingga angin menghilangkan abu. Usaha dan perbuatan yang tidak berdasar itu, adalah kesesatan yang jauh dari jalan yang lurus.
Ayat ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allah untuk menggambarkan tentang amal perbuatan orang-orang kafir yang menyembah selain Allah beserta-Nya dan mendustakan rasul-rasul-Nya. Mereka adalah orang-orang yang membina amal perbuatannya bukan pada landasan yang benar, sehingga runtuh dan lenyaplah bangunannya, padahal ia sangat memerlukannya. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka.
Yakni perumpamaan amal perbuatan mereka kelak di hari kiamat apabila mereka meminta pahalanya dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Demikian itu karena mereka menduga bahwa diri mereka berada dalam kebenaran, tetapi ternyata tiada satu pahala pun yang mereka dapatkan. Tiada hasil bagi amalan-amalan mereka kecuali sebagaimana debu yang lenyap diterbangkan oleh angin badai yang amat besar, seperti yang disebutkan oleh firman-Nya:
…pada suatu hari yang berangin kencang.
Yaitu hari yang berangin sangat kencang lagi kuat. Maka mereka tidak mendapatkan sesuatu pun dari amal-amal perbuatan yang mereka upayakan ketika di dunia. Keadaannya tiada lain seperti seseorang yang mengumpulkan debu di hari yang berangin sangat kuat. Makna ayat ini sama dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang beterbangan. (Al Furqaan:23)
Perumpamaan harta yang mereka nafkahkan di dalam kehidupan dunia ini adalah seperti perumpamaan angin yang mengandung hawa yang sangat dingin, yang menimpa tanaman kaum yang menganiaya diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menganiaya mereka, tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (Ali Imran:117)
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menghilangkan (pahala) sedekah kalian dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatu pun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjukkepada orang-orang yangkafir. (Al Baqarah:264)
Sedangkan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat berikut ini:
Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh.
Artinya, usaha dan amal mereka tidak mempunyai landasan, tidak pula lurus, sehingga mereka kehilangan pahalanya di saat mereka sangat memerlukannya.
Allah ‘Azza wa Jalla mengabarkan tentang amalan-amalan yang diperbuat oleh kaum kafir, baik yang dimaksud adalah amalan yang mereka kerjakan untuk Allah, amalan tersebut ditinjau dari aspek hilangnya manfaat, kebatilan dan kepudaran amalan mereka ibarat melayangnya abu yang merupakan obyek paling lembut dan paling ringan ketika angin bertiup kencang di hari yang angin-nya sangat kencang. Ia tidak menyisakan apa pun, dan tidak dimung-kinkan untuk menangkap sesuatu yang telah lenyap dan kabur. Begitu pula amalan-amalan orang-orang kafir, لَا يَقْدِرُونَ مِمَّا كَسَبُوا عَلَى شَيْءٍ “mereka tidak dapat mengambil manfaat sedikit pun dari apa yang telah mereka usahakan (di dunia)”, bahkan tidak (mampu mendapat-kan manfaat) sebesar biji dzarrah pun dari amalannya. Pasalnya, amalan tersebut berpondasi kekufuran dan pendustaan. ذَلِكَ هُوَ الضَّلَالُ الْبَعِيد “Yang demikian itu adalah kesesatan yang jauh”, di mana usaha mereka menjadi batil (sia-sia) dan amalan mereka menjadi musnah. Atau bisa juga yang dimaksud adalah usaha-usaha orang kafir yang mereka tempuh untuk menipu daya kebenaran. Mereka benar-benar berupaya dan kelelahan untuk itu. Padahal makar orang-orang kafir itu berubah menjelma bumerang bagi mereka sendiri, tidak membahayakan Allah dan RasulNya, pasukanNya dan kebenaran yang mereka sampaikan.
Seperti itulah Allah menyiksa orang kafir, meski mereka selalu berbuat baik dan berjasa bagi kemanusiaan sepanjang hidupnya. Yang demikian itu karena perumpamaan orang yang ingkar kepada tuhannya, perbuatan yang telah mereka lakukan di dunia yang dipandang baik dan berjasa bagi kemanusiaan seperti abu yang ditiup oleh angin keras pada suatu hari yang berangin kencang. Angin itu menghamburkan abu tersebut hingga tidak tersisa. Demikianlah, mereka tidak kuasa mengambil pahala sama sekali di sisi Allah dari apa yang telah mereka usahakan di dunia karena kekufuran mereka telah menghapus semua amal baik itu. Yang demikian itu, yakni berbuat baik tanpa dilandasi keimanan, adalah bentuk kesesatan yang sangat jauh dari kebenaran. Melaksanakan ancaman-Nya kepada orang kafir adalah suatu hal yang mudah bagi Allah, seperti mudahnya dia menciptakan langit dan bumi. Wahai manusia, tidakkah kamu memperhatikan bahwa sesungguhnya Allah telah menciptakan langit dan bumi dengan hak’ Allah menciptakan kedunya beserta pernik-perniknya dengan benar, harmonis, dan penuh keteraturan agar menjadi bukti keesaan dan kekuasaan-Nya bagi kamu. Janganlah kalian mengingkari dan menyekutukan-Nya, karena jika dia menghendaki, niscaya dia dapat membinasakan kamu dan mendatangkan sebagai penggantimu makhluk yang baru dan lebih baik, lebih sempurna, serta lebih taat daripada kamu.
Ibrahim Ayat 18 Arab-Latin, Terjemah Arti Ibrahim Ayat 18, Makna Ibrahim Ayat 18, Terjemahan Tafsir Ibrahim Ayat 18, Ibrahim Ayat 18 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ibrahim Ayat 18
Tafsir Surat Ibrahim Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)