{13} Ar-Ra’d / الرعد | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحجر / Al-Hijr {15} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ibrahim ابراهيم (Nabi Ibrahim) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 14 Tafsir ayat Ke 27.
يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ ۖ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ ۚ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ ﴿٢٧﴾
yuṡabbitullāhullażīna āmanụ bil-qauliṡ-ṡābiti fil-ḥayātid-dun-yā wa fil-ākhirah, wa yuḍillullāhuẓ-ẓālimīn, wa yaf’alullāhu mā yasyā`
QS. Ibrahim [14] : 27
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh (dalam kehidupan) di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.
Allah mengukuhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang benar lagi kukuh, yaitu persaksian bahwa tiada Ilah yang berhak disembah kecuali Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, dan apa yang dibawanya berupa agama yang hak. Dengannyalah Allah mengukuhkan mereka dalam kehidupan dunia, saat kematian mereka dengan husnul khatimah, dan di dalam kubur ketika mendapat pertanyaan dua malaikat dengan menunjukkan mereka kepada jawaban yang benar. Sementara Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dari kebenaran di dunia dan akhirat. Allah melakukan apa yang dikehendaki-Nya, yaitu memberi taufik kepada orang-orang yang beriman dan menelantarkan orang-orang kafir dan zalim.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abul Walid, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, telah menceritakan kepadaku Alqamah ibnu Marsad, ia pernah mendengar Sa’d ibnu Ubaidah menceritakan hadis dari Al-Barra ibnu Azib r.a., bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Orang muslim apabila ditanya di dalam kuburnya, ia mengemukakan persaksian bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Yang demikian itu adalah firman-Nya, “Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat” (Ibrahim:27).
Imam Muslim telah meriwayatkannya pula, demikian juga jamaah lainnya yang semuanya melalui hadis Syu’bah dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Zadzan, dari Al-Barra ibnu Azib yang mengatakan, “Kami berangkat bersama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ untuk melayat jenazah seorang Ansar. Setelah kami sampai di kuburnya, si jenazah masih belum dimasukkan ke liang lahadnya. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ duduk, dan kami duduk di sekitarnya, saat itu di atas kepala kami seakan-akan ada burung. Pada waktu itu tangan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memegang setangkai kayu yang beliau ketuk-ketukkan ke tanah, lalu beliau mengangkat kepala dan bersabda, ‘Mohonlah perlindungan kepada Allah dari azab kubur,’ sebanyak dua atau tiga kali. Kemudian beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya seorang hamba yang beriman apabila habis masa hidupnya di dunia ini dan akan berpulang ke alam akhirat, turunlah kepadanya malaikat dari langit yang berwajah putih, seakan-akan wajah mereka adalah matahari. Mereka membawa kain kafan dari kafan surga dan wewangian dari wewangian surga, lalu mereka duduk di dekatnya sejauh mata memandang. Kemudian datanglah malaikat maut yang langsung duduk di dekat kepalanya, lalu ia berkata, ‘Hai jiwa yang baik, keluarlah kamu menuju kepada ampunan dan rida dari Allah.’ Maka keluarlah rohnya dengan mudah seperti setetes air yang keluar dari mulut wadah minuman, lalu malaikat maut mengambilnya. Apabila malaikat maut telah mengambilnya, maka dia tidak membiarkannya berada di tangannya barang sekejap pun melainkan para malaikat itu mengambilnya dengan segera, lalu mereka masukkan ke dalam kain kafan dan wewangian yang mereka bawa itu. Maka keluarlah darinya bau minyak kesturi yang paling harum di muka bumi ini. Mereka membawanya naik (ke langit). Maka tidak sekali-kali mereka melewati sejumlah malaikat, melainkan malaikat-malaikat itu bertanya, ‘Siapakah pemilik roh yang wangi ini?’ Para malaikat yang membawanya menjawab, ‘Fulan bin Fulan,’ dengan menyebutkan nama terbaiknya yang menjadi sebutan namanya ketika di dunia. Hingga sampailah mereka ke langit pertama, lalu mereka mengetuk pintunya dan dibukakanlah pintu langit untuknya. Maka ikut mengiringinya semua malaikat yang menghuni langit pertama itu sampai ke langit berikutnya, hingga sampailah ia ke langit yang ketujuh. Maka Allah berfirman, ‘Catatlah bagi hamba-Ku ini catatan orang-orang yang masuk surga Illiyyin, dan kembalikanlah jasadnya ke bumi, karena sesungguhnya Aku menciptakan mereka dari tanah, maka Aku kembalikan mereka ke tanah, dan Aku akan hidupkan mereka dari tanah kali yang lain.’ Maka rohnya dikembalikan ke jasadnya, dan datanglah dua malaikat kepadanya, lalu kedua malaikat itu mendudukkannya dan bertanya kepadanya, ‘Siapakah Tuhanmu?’ Ia menjawab, ‘Tuhanku Allah.’ Keduanya bertanya, ‘Apakah agamamu?’ Ia menjawab, ‘Agamaku Islam.’ Keduanya bertanya, ‘Siapakah lelaki ini yang diutus kepada kalian?’ Ia menjawab, ‘Dia adalah utusan Allah.’ Keduanya bertanya, ‘Apakah ilmumu?’ Ia menjawab, ‘Saya telah membaca Kitabullah, maka saya beriman kepadanya dan membenarkannya.’ Maka berserulah suara dari langit yang mengatakan, ‘Benarlah apa yang dikatakan hamba-Ku. Maka hamparkanlah untuknya hamparan dari surga, berilah ia pakaian dari surga, dan bukakanlah untuknya sebuah pintu yang menuju surga.’ Maka kenikmatan dan wewangian surgawi datang kepadanya, dan diluaskanlah kuburnya sejauh mata memandang baginya. Lalu datanglah kepadanya seorang lelaki yang berwajah tampan, berpakaian indah, dan baunya sangat wangi. Lelaki itu berkata, ‘Bergembiralah kamu dengan keadaan yang menggembirakanmu ini. Hari ini adalah hari kamu yang pernah dijanjikan kepadamu.’ Maka ia bertanya kepada lelaki itu, ‘Siapakah kamu ini, melihat rupamu kamu adalah orang yang datang dengan membawa kebaikan.’ Maka lelaki itu menjawab, ‘Aku adalah amalmu yang saleh.’ Maka ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, jadikanlah hari kiamat, wahai Tuhanku, jadikanlah hari kiamat, agar aku dapat kembali kepada keluarga dan harta bendaku.’ Dan sesungguhnya seorang hamba yang kafir apabila telah terputus dari dunianya dan akan menghadap ke alam akhiratnya, turunlah kepadanya malaikat-malaikat dari langit yang semuanya berwajah hitam dengan karung yang kasar. Lalu para malaikat itu duduk di dekatnya sejauh mata memandang: Kemudian datanglah malaikat maut yang langsung duduk di dekat kepalanya. Maka malaikat maut berkata, ‘Hai jiwa yang buruk, keluarlah kamu menuju kepada murka dan benci Allah!’ Maka rohnya berpencar ke seluruh tubuhnya (yakni menolak), hingga malaikat maut mencabutnya sebagaimana seseorang mencabut tusuk sate dari kain bulu yang basah, malaikat maut mencabutnya dengan paksa. Apabila ia telah mencabutnya, ia tidak membiarkannya di tangannya barang sekejap pun melainkan para malaikat memasukkannya ke dalam karung itu. Dan keluarlah darinya bau bangkai yang terbusuk yang ada di muka bumi. Para malaikat membawanya naik, dan tidak sekali-kali mereka melewati sekumpulan malaikat melainkan bertanya, ‘Siapakah yang memiliki ruh yang buruk ini?’ Para malaikat yang membawanya berkata bahwa dia adalah si Anu bin Anu, dengan menyebut nama terburuknya yang biasa disebutkan untuknya di dunia. Hingga sampailah mereka di langit pertama, lalu pintunya diketuk, tetapi tidak dibukakan untuknya. Lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membacakan firman-Nya: ‘Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum’ (Al A’raf:40). Kemudian Allah berfirman, ‘Catatkanlah ketetapannya di dalam Sijjin di lapisan bumi yang terbawah,’ lalu rohnya dicampakkan dengan kasar. Barang siapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seakan-akan jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin di tempat yang jauh. (Al Hajj:31) Kemudian rohnya dikembalikan ke jasadnya. Lalu ia didatangi oleh dua malaikat, dan kedua malaikat itu mendudukkannya serta bertanya kepadanya, ‘Siapakah Tuhanmu?’ Ia menjawab, ‘Ha, ha, saya tidak tahu.’ Keduanya bertanya lagi, ‘Apakah agamamu?’ Ia menjawab, ‘Ha, ha, saya tidak tahu.’ Keduanya bertanya, ‘Siapakah lelaki ini yang diutus di antara kalian?’ Ia menjawab, ‘Ha, ha, saya tidak tahu.’ Lalu terdengarlah suara dari langit yang mengatakan, ‘Hamba-Ku berdusta, maka gelarkanlah untuknya hamparan dari neraka dan bukakanlah baginya suatu pintu dari neraka!’ Maka panasnya neraka dan asapnya sampai kepadanya, lalu kuburannya menggencetnya sehingga tulang-tulang iganya berantakan. Kemudian datanglah kepadanya seorang lelaki yang buruk wajahnya dan pakaiannya serta busuk baunya, lalu lelaki itu berkata, ‘Bersenang-senanglah kamu dengan hal yang menyiksamu, inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.’ Ia bertanya, ‘Siapakah kamu, wajahmu menandakan wajah orang yang datang membawa keburukan?’ Maka lelaki itu menjawab, ‘Akulah amal perbuatanmu yang buruk.’ Maka ia berkata, ‘Wahai Tuhanku, janganlah Engkau jadikan hari kiamat’.”
Imam Abu Daud meriwayatkan hadis ini melalui hadis Al-A’masy, sedangkan Imam Nasai dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya melalui hadis Al-Minhal ibnu Amr dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Yunus ibnu Habib, dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Zadzan, dari Al-Barra ibnu Azib r.a. yang mengatakan, “Kami berangkat bersama Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melayat jenazah,” kemudian disebutkan hadis yang semisal. Di dalam riwayat ini disebutkan bahwa:
apabila rohnya telah keluar (dari jasad orang mukmin), maka memohonkan ampunan dan rahmat buatnya semua malaikat yang ada di antara langit dan bumi, demikian pula semua malaikat yang ada di langit. Dan semua pintu langit dibuka, tiada ahli suatu pintu langit pun melainkan mereka berdoa kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى agar rohnya dinaikkan oleh mereka.
Di akhir hadis ini disebutkan,
“Lalu ia diserahkan kepada malaikat yang bengis, kejam, dan dingin serta tidak bicara, tangannya memegang gada, seandainya gada itu dipukulkan ke sebuah gunung, tentulah gunung itu hancur menjadi debu dengan sekali pukul. Lalu malaikat itu memukulnya sekali pukul, maka ia jadi debu, kemudian Allah mengembalikannya seperti semula, dan malaikat itu kembali memukulnya dengan pukulan yang lain, maka menjeritlah ia dengan jeritan yang sangat keras, suara jeritannya terdengar oleh segala sesuatu kecuali manusia dan jin.” Al-Barra mengatakan, “Lalu dibukakan baginya sebuah pintu yang menuju neraka dan dihamparkan baginya hamparan dari neraka.”
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari ayahnya, dari Khaisamah, dari Al-Barra sehubungan dengan makna firman-Nya: Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. (Ibrahim:27) Bahwa makna yang dimaksud ialah azab kubur.
Al-Mas’udi telah meriwayatkan dari Abdullah ibnu Mukhariq, dari ayahnya, dari Abdullah yang mengatakan bahwa sesungguhnya orang mukmin itu apabila mati, ia didudukkan di dalam kuburnya, lalu ditanyai, “Siapakah Tuhanmu, apakah agamamu, dan siapakah nabimu?” Maka Allah meneguhkannya, dan ia menjawab, “Tuhanku Allah, agamaku Islam, dan nabiku Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ” Lalu Abdullah membacakan firman-Nya: Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. (Ibrahim:27)
Imam Abdu ibnu Humaid telah meriwayatkan di dalam kitab Musnad-nya:
bahwa telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Syaiban ibnu Abdur Rahman, dari Qatadah, telah menceritakan kepada kami Anas, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sesungguhnya seorang hamba itu apabila diletakkan di dalam kuburnya, dan teman-temannya telah berpaling meninggalkannya, sesungguhnya dia benar-benar mendengar suara terompah mereka, lalu ia didatangi oleh dua malaikat. Kedua malaikat itu mendudukkannya dan menanyainya, “Bagaimanakah menurutmu tentang lelaki ini (maksudnya Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)?” Adapun orang mukmin, ia akan menjawab, “Saya bersaksi bahwa dia adalah hamba dan utusan Allah.” Lalu dikatakan kepadanya, “Lihatlah tempat dudukmu di neraka itu, kini Allah telah menggantinya untukmu dengan tempat duduk di surga.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Maka dia melihat keduanya itu.” Qatadah mengatakan, telah diceritakan kepada kami bahwa sesungguhnya diluaskan baginya tempat kuburnya seluas tujuh puluh hasta, dan dipenuhi dengan tumbuh-tumbuhan yang hijau segar sampai hari kiamat.
Imam Muslim meriwayatkan hadis ini dari Abd ibnu Humaid. Imam Nasai mengetengahkannya melalui hadis Yunus ibnu Muhammad Al-Mu-addib dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa’id, dari Ibnu Juraij, telah menceritakan kepadaku AbuzZubair, bahwa ia pernah bertanya kepada Jabir ibnu Abdullah tentang fitnah kubur. Maka Jabir berkata bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya umat ini akan diuji di dalam kuburnya. Apabila seorang mukmin dimasukkan ke dalam kuburnya dan teman-temannya telah berpaling meninggalkannya, datanglah kepadanya malaikat yang sangat bengis. Lalu malaikat bertanya kepadanya, “Apakah yang kamu katakan sehubungan dengan lelaki ini (maksudnya Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ)?” Seorang mukmin akan menjawab bahwa sesungguhnya dia adalah utusan dan hamba Allah. Maka malaikat berkata kepadanya, “Lihatlah tempat tinggalmu yang telah disediakan untukmu di dalam neraka, kini Allah telah menyelamatkan kamu darinya dan menggantikannya dengan tempat tinggal di surga seperti yang kamu lihat sekarang.” Dia melihat kedua-duanya. Maka orang mukmin akan berkata, “Biarkanlah aku menyampaikan berita gembira ini kepada keluargaku.” Maka dikatakan kepadanya, “Tinggallah kamu di sini!” Adapun orang munafik, maka ia didudukkan, dan apabila semua keluarganya telah pergi meninggalkannya, dikatakan kepadanya, “Bagaimanakah pendapatmu tentang lelaki ini?” Ia menjawab, “Tidak tahu, saya hanya mengatakan seperti apayang dikatakan oleh orang lain.” Dikatakan kepadanya, “Kamu tidak tahu, sekarang inilah tempat tinggalmu yang telah disediakan di surga untukmu, kini telah diganti dengan tempat tinggal di dalam neraka buatmu.” Jabir mengatakan bahwa ia mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Setiap hamba di dalam kuburnya dibangkitkan sesuai dengan iman yang dibawanya mati. Orang mukmin berada dalam keimanannya, dan orang munafik berada dalam kemunafikannya.
Sanad hadis ini sahih dengan syarat Imam Muslim, tetapi keduanya (Bukhari dan Muslim) tidak mengetengahkannya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Husain ibnu Muhammad, dari Ibnu Abu Zi-b, dari Muhammad ibnu Amr ibnu Ata, dari Sa’id ibnu Yasar, dari Abu Hurairah, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang bersabda: bahwa sesungguhnya mayat (orang yang sedang menjelang ajalnya) dihadiri oleh para malaikat. Apabila dia adalah seorang yang saleh, maka malaikat-malaikat itu berkata, “Hai jiwa yang baik yang berada di dalam jasad yang baik, keluarlah. Keluarlah kamu dalam keadaan terpuji, dan bergembiralah kamu dengan ketenteraman, nikmat, dan Tuhan yang tidak murka.” Kalimat itu terus-menerus diucapkan sehingga rohnya keluar, kemudian dibawa naik ke langit dan dimintakan izin baginya untuk naik. Maka ditanyakan, “Siapakah yang mau masuk ini?” Maka dijawab, “Orang ini adalah si Fulan.” Para penjaga pintu langit berkata, “Selamat datang kepada roh yang baik yang berada di dalam jasad yang baik, masuklah kamu dalam keadaan terpuji, dan bergembiralah dengan ketenteraman dan nikmat, serta Tuhan yang tidak murka.” Kalimat ini terus-menerus diucapkan kepadanya hingga sampailah ia ke langit yang tertinggi untuk dihadapkan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Apabila dia adalah seorang yang buruk, maka malaikat-malaikat itu berkata, “Hai jiwa yang buruk yang berada di dalam tubuh yang buruk keluarlah kamu dalam keadaan tercela dan bergembiralah kamu dengan air yang sangat panas dan air yang sangat dingin serta berbagai azab lain yang serupa itu.” Kalimat ini terus-menerus dikatakan kepadanya hingga ia keluar dari jasadnya. Kemudian rohnya dibawa naik ke langit. Lalu pintu langit diketuk untuknya, maka dijawab dengan pertanyaan, “Siapakah orang ini?” Dijawab bahwa dia adalah si Fulan, dan dikatakan kepadanya, “Tiada selamat datang bagi jiwa yang buruk yang tadinya berada di dalam jasad yang buruk. Kembalilah kamu dalam keadaan tercela, karena t sesungguhnya pintu-pintu langit tidak akan dibuka untukmu!” Maka rohnya dilemparkan dari langit, dan akhirnya kembali ke kuburnya. Orang yang saleh didudukkan, dan ditanyakan kepadanya pertanyaan seperti yang disebutkan pada hadis pertama. Sedangkan orang yang buruk (jahat) didudukkan pula, lalu ditanyakan kepadanya pertanyaan-pertanyaan seperti yang disebutkan pada hadis pertama.
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan sebuah hadis dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan, “Apabila roh seorang hamba mukmin keluar dari tubuhnya, maka ia disambut oleh dua malaikat yang langsung membawanya naik (ke langit).” Hammad mengatakan bahwa di dalam riwayat ini disebutkan perihal baunya yang sangat harum, disebutkan pula perihal minyak kesturi. Dilanjutkan bahwa para malaikat penghuni langit berkata, “Ini adalah roh yang baik yang datang dari bumi, semoga Allah merahmatimu, juga merahmati jasadmu yang dahulu kamu pakai.” Maka dibawalah ia menghadap kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Bawalah ia pergi sampai akhir masa (kebangkitannya)!” Sesungguhnya orang yang kafir itu apabila rohnya keluar, Hammad menyebutkan perihal baunya yang sangat busuk, disebutkan pula dosanya. Maka penduduk langit berkata, “Ini adalah roh yang buruk yang datang dari bumi.” Maka dikatakan, “Bawalah dia pergi sampai akhir masanya.” Abu Hurairah mengatakan seraya memperagakan bahwa lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menutupkan kembali kain kafan yang tadinya menutupi hidung (si jenazah).
Ibnu Hibban mengatakan di dalam kitab Sahih-nya bahwa:
telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Muhammad Al-Hamdani, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnu Akhram, telah menceritakan kepada kami Mu’az ibnu Hisyam, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari Qatadah, dari Qisam ibnu Zuhair, dari Abu Hurairah, dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, bahwa sesungguhnya seorang mukmin itu apabila akan dicabut nyawanya, maka didatangi oleh malaikat rahmat dengan membawa kain sutra putih. Kemudian malaikat berkata kepadanya, “Keluarlah engkau menuju kepada nikmat Allah!” Maka keluarlah rohnya dengan menyebarkan bau yang paling harum dari minyak misk (kesturi), sehingga sebagian dari malaikat dengan sebagian yang lainnya saling menerimanya seraya menciuminya. Mereka membawanya sampai di pintu langit, lalu mereka (para malaikat) yang ada di langit itu berkata, “Bau harum apakah yang datang dari arah bumi ini?” Tidak sekali-kali mereka mendatangi suatu langit, melainkan para malaikat yang menghuninya mengatakan hal yang sama. Kemudian mereka membawanya kepada roh-roh kaum mukmin, dan mereka (arwah kaum mukmin) benar-benar sangat gembira menyambut kedatangannya, lebih gembira dari sambutan mereka kepada salah seorang dari mereka yang pergi, lalu berkumpul dengan mereka kembali. Arwah orang-orang mukmin itu bertanya kepadanya, “Apakah yang telah dilakukan oleh si Fulan?” Sebagian dari mereka berkata, “Biarkanlah dia beristirahat, sesungguhnya dia dahulu dalam keadaan susah.” Maka dikatakan, “Dia telah mati, bukankah dia telah datang kepada kalian?” Sebagian lagi berkata, “Kesusahannya telah dibuang jauh di dasar bumi.” Adapun kalau orang kafir mati, maka ia didatangi oleh malaikat-malaikat azab dengan membawa karung, lalu mereka berkata, “Keluarlah kamu menuju kepada murka Allah!” Maka keluarlah rohnya dengan menyebarkan bau bangkai yang sangat busuk, kemudian ia dibawa ke pintu bumi (dasar bumi).
Ibnu Hibban telah meriwayatkan pula melalui jalur Hammam ibnu Yahya, dari Abul Jauza, dari Abu Hurairah, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ hadis yang semisal, di dalamnya disebutkan bahwa:
lalu ia ditanya, “Apakah yang telah dilakukan oleh si Fulan, si Anu, dan si Fulanah?” Adapun orang kafir, apabila nyawanya telah dicabut, maka rohnya dibawa ke dasar bumi. Dan para malaikat penjaga bumi berkata, “Kami belum pernah mencium bau yang lebih busuk daripada ini,” hingga sampailah rohnya ke dasar bumi yang paling bawah.
Qatadah mengatakan, telah menceritakan kepadaku seorang lelaki, dari Sa’id ibnul Musayyab, dari Abdullah ibnu Amr yang mengatakan bahwa arwah orang-orang mukmin dikumpulkan di Al-Jabiyin, sedangkan arwah orang-orang kafir dikumpulkan di Barhut, yaitu suatu rawa yang ada di Hadramaut, kemudian kuburannya dipersempit (yakni menjepitnya).
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Mujahid ibnu Musa dan Al-Hasan ibnu Muhammad, keduanya mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Amr, dari Abu Salamah, dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaannya, sesungguhnya mayat benar-benar mendengar suara terompah kalian saat kalian pulang meninggalkannya. Jika dia seorang mukmin, maka salat berada di kepalanya, zakat di sebelah kanannya, puasa di sebelah kirinya, dan amal kebajikan seperti sedekah, silaturahmi, amal makruf dan berbuat kebajikan kepada orang lain berada di kakinya. Maka ia didatangi (disiksa) dari arah kepalanya, tetapi salat berkata, “Dari arahku tidak ada jalan masuk.” Ia didatangi dari arah kanannya, maka zakat berkata, “Dari arahku tidak ada jalan masuk.” Ia didatangi dari arah kirinya, maka puasa berkata, “Dari arahku tidak ada jalan masuk.” Ia didatangi dari arah kedua kakinya, maka amal-amal kebaikannya mengatakan, “Dari arahku tidak ada jalan masuk.” Maka dikatakan kepadanya, “Duduklah!” Maka duduklah ia, sedangkan matahari ditampakkan kepadanya dalam keadaan mendekati terbenam. Kemudian dikatakan kepadanya, “Jawablah terlebih dahulu apa yang akan kami tanyakan kepadamu!” Maka ia menjawab, “Biarkanlah aku salat dahulu.” Dan dikatakan kepadanya, “Sesungguhnya kamu pasti akan melakukannya, tetapi jawablah terlebih dahulu apa yang akan kami tanyakan kepadamu.” Ia balik bertanya, “Apakah yang akan kalian tanyakan kepadaku?” Dikatakan kepadanya, “Kamu tentu mengenal lelaki yang ada di antara kalian ini (yakni Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ). Bagaimanakah pendapatmu tentang dia dan apakah yang kamu persaksikan terhadapnya?” Maka ia berkata, “Apakah Muhammad?” Dikatakan kepadanya, “Benar.” Maka ia berkata, “Saya bersaksi bahwa dia adalah utusan Allah, dan sesungguhnya dia telah datang kepada kami dengan membawa bukti-bukti dari sisi Allah, maka kami membenarkannya.” Dan dikatakan kepadanya, “Itulah peganganmu selama hidupmu, dan itulah yang kamu pegang saat kamu mati, dan dengan itu pula kamu akan dibangkitkan, insya Allah.” Kemudian diluaskan baginya tempat di kuburnya seluas tujuh puluh hasta, dan diberikan cahaya buatnya di dalam kuburnya, serta dibukakan baginya sebuah pintu yang menuju ke surga. Lalu dikatakan kepadanya, “Lihatlah apa yang telah disediakan oleh Allah buatmu di dalam surga itu.” Maka makin bertambahlah kebahagiaan dan kegembiraannya, kemudian rohnya diletakkan di dalam perut burung surga yang bergantung di pepohonan surga, sedangkan jasadnya dikembalikan ke dalam bentuk semula, yaitu tanah. Yang demikian itulah yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى di dalam firman-Nya: Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. (Ibrahim:27)
Ibnu Hibban meriwayatkan hadis ini melalui jalur Al-Mu’tamir ibnu Sulaiman, dari Muhammad ibnu Umar, dan di dalam riwayatnya disebutkan jawaban orang kafir dan azab yang diterimanya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hujain ibnul Mutsanna, telah menceritakan kepada kami Abdul Aziz ibnu Abu Salamah Al-Majisyun, dari Muhammad ibnul Munkadir yang mengatakan bahwa Asma binti Abu Bakar As-Siddiq r.a. pernah menceritakan hadis dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda bahwa: apabila seorang manusia dimasukkan ke dalam kuburnya, dan jika dia adalah seorang mukmin, maka ia dikelilingi oleh amalnya, yaitu salat dan puasanya. Maka datanglah malaikat kepadanya dari arah amal salatnya, tetapi amal salat mengusirnya, dan malaikat datang dari arah amal puasanya, tetapi amal puasa mengusirnya. Lalu malaikat menyerunya, “Duduklah!” Maka duduklah ia. Malaikat berkata kepadanya, “Apakah pendapatmu tentang lelaki ini, maksudnya Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ?” Ia balik bertanya, “Siapa?” Malaikat menjawab, “Muhammad.” ia berkata, “Saya bersaksi bahwa dia adalah utusan Allah.” Malaikat bertanya, “Apakah yang membuatmu tahu, apakah kamu pernah menjumpainya?” Ia menjawab, “Saya bersaksi bahwa dia adalah utusan Allah.” Malaikat berkata, “Engkau memang menjadikannya sebagai pegangan hidupmu, dan kamu mati dalam keadaan memegang prinsip ini, serta kelak engkau akan dibangkitkan dalam keadaan berpegangan kepada keyakinan ini.” Jika yang bersangkutan adalah seorang pendurhaka atau orang kafir, maka datanglah kepadanya malaikat tanpa ada sesuatu pun antara dia dan orang itu yang dapat mengusirnya. Lalu malaikat itu menyuruhnya duduk dan bertanya kepadanya, “Bagaimanakah pendapatmu tentang lelaki ini?” Ia balik bertanya, “Lelaki yang mana?” Malaikat menjawab, “Muhammad.” Ia berkata, “Demi Allah, saya tidak mengetahui, saya hanya mendengar orang-orang mengatakan sesuatu (tentang dia), maka saya ikut mengatakannya.” Malaikat berkata, “Itulah pegangan hidupmu, dan itulah yang kamu bawa mati, serta kelak engkau akan dibangkitkan dalam keadaan berpegang kepada hal itu.” Kemudian di dalam kuburnya ia diserahkan kepada seekor monster yang membawa sebuah cambuk yang ujungnya adalah bara api, sedangkan besarnya sama dengan punuk unta. Monster itu memukulnya menurut apa yang dikehendaki oleh Allah, monster itu tidak dapat mendengar suara jeritannya agar dia jangan belas kasihan terhadapnya.
Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Ma’mar, dari Ibnu Tawus, dari ayahnya sehubungan dengan makna firman-Nya: Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia. (Ibrahim:27) Yakni kalimah “Tiada Tuhan selain Allah”. dan di akhirat. (Ibrahim:27) Yaitu pertanyaan dalam kubur.
Qatadah mengatakan, “Adapun dalam kehidupan di dunia, maka Allah meneguhkan mereka dengan kebaikan dan amal saleh, sedangkan dalam kehidupan di akhirat maksudnya diteguhkan dalam kuburnya.” Hal yang sama telah diriwayatkan oleh kalangan ulama salaf.
Abu Abdullah Al-Hakim At-Turmuzi di dalam kitabnya yang berjudul Nawadirul Usul mengatakan bahwa:
telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Nafi’ dari Ibnu Abu Fudaik, dari Abdur Rahman Ibnu Abdullah, dari Sa’id ibnul Musayyab, dari Abdur Rahman Ibnu Samurah yang mengatakan bahwa pada suatu hari ketika kami berada di dalam masjid Madinah,Rasulullah saw, keluar menemui kami, lalu beliau bersabda: Sesungguhnya tadi malam aku melihat dalam mimpiku suatu peristiwa yang menakjubkan. Aku melihat seorang lelaki dari kalangan umatku didatangi oleh malaikat maut untuk mencabut nyawanya, maka datanglah kepada lelaki itu amal Birrul Walidain (berbakti kepada kedua orang tua)nya, dan mengusir malaikat maut darinya. Dan aku melihat lelaki lain dari kalangan umatku, sedangkan azab kubur telah digelarkan untuknya, tetapi datanglah kepadanya amal wudunya dan menyelamatkan lelaki itu dari siksaan tersebut. Aku melihat seorang lelaki lain dari kalangan umatku dalam keadaan dikerumuni oleh setan-setan, tetapi datanglah kepadanya amal zikrullah-nya,maka amalnya itu menyelamatkannya dari setan-setan tersebut. Aku melihat seorang lelaki lain dari kalangan umatku yang telah dikerumuni oleh malaikat-malaikat juru siksa, tetapi datanglah kepadanya amal salatnya, lalu amal salatnya itu menyelamatkan dia dari tangan meraka. Aku melihat seorang lelaki lain dari kalangan umatku, yang menjulur-julurkan lidahnya karena kehausan, setiap kali ia mendatangi suatu telaga, dilarang, kemudian datanglah kepadanya amal puasanya, maka amal puasa itu memberinya minum hingga ia segar. Aku melihat seorang lelaki lain dari kalangan umatku, saat itu para nabi sedang duduk-duduk membentuk lingkaran-lingkaran, setiap kali ia mendekati salah satu dari lingkaran (halqah) meraka, maka mereka mengusirnya. Kemudian datanglah kepadanya amal mandi jinabahnya, lalu amalnya itu membawanya duduk di sebelahku. Aku melihat seorang lelaki dari kalangan umatkuyang di depannya terdapat kegelapan, di belakangnya terdapat kegelapan, di sebelah kanannya terdapat kegelapan, di sebelah kirinya terdapat kegelapan, di atasnya terdapat kegelapan, dan di bawahnya terdapat kegelapan, sedangkan dia dalam keadaan bingung di dalam kegelapannya itu. Kemudian datanglah kepadanya amal haji dan umrahnyajalu keduanya menyelamatkan dia dari kegelapan itu dan memasukkannya ke dalam cahaya. Aku melihat seorang lelaki dari kalangan umatku yang mengajak bicara dengan orang-orang mukmin, tetapi mereka tidak mau berbicara dengannya. Maka datanglah kepadanya amal silaturahminya, lalu amalnya berkata, “Hai golongan orang-orang mukmin, berbicaralah kalian kepadanya!” Maka mereka mau berbicara dengannya. Aku melihat seorang lelaki dari kalangan umatkuyang melindungi mukanya dari tamparan panas neraka dan percikan apinya dengan tangannya, kemudian datanglah kepadanya amal sedekahnya, maka amal sedekahnya itu menjadi pelindung dirinya dan menjadi naungan di atas kepalanya. Aku melihat seorang lelaki dari kalangan umatku yang telah dikepung oleh malaikat-malaikat Zabaniyah (juru siksa), Kemudian datanglah kepadanya amal amar makruf nahi munkar-nya, lalu amalnya itu menyelamatkan dia dari tangan mereka dan memasukkannya ke dalam lindungan malaikat-malaikat rahmat. Aku melihat seorang lelaki dari kalangan umatku dalam keadaan bersideku di atas kedua lututnya, antara dia dan Allah terdapat hijab penghalang. Maka datanglah kepadanya kebaikan akhlaknya, lalu amal kebaikan akhlaknya itu membimbingnya dan memasukkannya ke dalam haribaan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Aku melihat seorang lelaki dari kalangan umatkuyang buku catatan amalnya diberikan dari sebelah kirinya, kemudian datanglah kepadanya amal takutnya kepada Allah, lalu amalnya itu mengambil buku catatan amalnya dan menjadikannya berada di sebelah kanannya. Aku melihat seorang lelaki dari kalangan umatku yang neraca amalnya diringankan, kemudian datanglah anak-anaknya, yang mati sebelum balig maka menjadi beratlah timbangan amalnya berkat mereka.Aku melihat seorang lelaki dari kalangan umatkuyang sedang berdiri di tepi neraka Jahannam, kemudian datanglah kepadanya amal malunya kepada Allah, lalu amalnya itu menyelamatkan dia dari tempat itu dan membawanya pergi jauh darinya. Aku melihat seorang lelaki dari kalangan umatku dijerumuskan ke dalam neraka, kemudian datanglah kepadanya amal tangisannya karena takut kepada Allah di dunia, lalu amalnya itu menyelamatkan dia dari neraka. Aku melihat seorang lelaki dari kalangan umatku sedang berdiri di atas sirat dalam keadaan menggigil (ketakutan) seperti anak domba, maka datanglah kepadanya amal baik prasangka kepada Allah, lalu menenangkan ketakutannya dan membawanya berlalu. Aku melihat seorang lelaki dari kalangan umatku berada di atas sirat, terkadang merangkak dan terkadang mengesot, kemudian datanglah kepadanya amal membaca salawat buatku, lalu amalnya membimbingnya dan menegakkannya, lalu membawanya berlalu di atas sirat. Aku melihat seorang lelaki dari kalangan umatku yang telah sampai di pintu surga, tetapi pintu surga semuanya ditutup untuknya, kemudian datanglah kepadanya bacaan syahadatnya yang menyatakan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah. Maka dibukalah untuknya semua pintu surga, lalu amalnya memasukkannya ke dalam surga.
Setelah mengetengahkan hadis ini dari jalur yang telah disebutkan di atas, Al-Qurtubi mengatakan bahwa hadis ini adalah hadis yang agung, di dalamnya disebutkan amalan-amalan khusus yang dapat menyelamatkan pelakunya dari siksa-siksa tertentu. Demikianlah pula bunyi lafaz hadis yang diketengahkan oleh Al-Qurtubi di dalam kitab Tazkirah-nya.
Allah ‘Azza wa Jalla memberitahukan bahwa Dia meneguhkan (hati) para hambaNya yang beriman, yaitu orang-orang yang melaksana-kan kewajiban mereka berupa keimanan hati yang sempurna, yang berkonsekuensi pelaksanaan amalan-amalan fisik dan mengembang-kannya. Maka Allah menetapkan hati mereka di kehidupan dunia saat gencarnya syubhat-syubhat dengan kekuatan hidayah menuju keyakinan, dan saat bermunculannya syahwat-syahwat melalui tekad baja untuk lebih mengutamakan hal-hal yang dicintai Allah daripada bisikan hawa nafsu dan hasratnya. Sementara itu, di akhi-rat kelak, ketika kematian datang, (Dia menetapkan hati) dengan keteguhan berpedoman pada agama Islam dan husnul khatimah. Sedangkan di kubur nanti, saat menghadapi pertanyaan dua ma-laikat (maka Allah meneguhkannya) dengan (memudahkannya untuk) menjawabnya dengan jawaban yang benar, ketika dilontar-kan kepada mayat: Siapakah Rabbmu? Apakah agamamu? Dan siapakah nabimu? Allah memberikan hidayah kepada mereka untuk menjawab dengan benar, dengan menjawab, “Allah Rabbku, Islam agamaku dan Muhammad Nabiku.” وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ “Dan Allah menyesatkan orang-orang yang zhalim”, dari jalan kebenaran di dunia dan akhirat. Allah tidak ber-buat kezhaliman kepada mereka. Mereka sendirilah yang telah meng-aniaya diri mereka sendiri. Dalam ayat ini, terkandung petunjuk tentang wujud fitnah kubur, siksaan dan kenikmatan padanya, sebagaimana tertuang dalam banyak nash dari Nabi tentang fitnah dan bentuknya, kenik-matan kubur dan siksanya.
Allah meneguhkan hati orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh, yaitu kesaksian bahwa tiada tuhan selain Allah dan nabi Muhammad adalah utusan Allah, dalam kehidupan mereka di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dari jalan kebenaran, dan Allah berbuat apa saja yang dia kehendaki, seperti memberi hidayah kepada orang mukmin dan membiarkan sesat orang yang ingkar. Allah membiarkan sesat orang yang ingkar, namun bukan berarti Allah berbuat sewenang-wenang. Apa yang mereka alami merupakan akibat dari perbuatan buruk mereka sendiri. Wahai manusia, tidakkah kamu memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang kafir yang telah menukar nikmat yang telah Allah turunkan kepada mereka, seperti nikmat kesejahteraan dan pengutusan para rasul kepada mereka, dengan ingkar kepada Allah dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan dengan mengajak mereka memusuhi Allah dan utusan-Nya’.
Ibrahim Ayat 27 Arab-Latin, Terjemah Arti Ibrahim Ayat 27, Makna Ibrahim Ayat 27, Terjemahan Tafsir Ibrahim Ayat 27, Ibrahim Ayat 27 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ibrahim Ayat 27
Tafsir Surat Ibrahim Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)