{13} Ar-Ra’d / الرعد | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحجر / Al-Hijr {15} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ibrahim ابراهيم (Nabi Ibrahim) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 14 Tafsir ayat Ke 28.
۞ أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَتَ اللَّهِ كُفْرًا وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ ﴿٢٨﴾
a lam tara ilallażīna baddalụ ni’matallāhi kufraw wa aḥallụ qaumahum dāral-bawār
QS. Ibrahim [14] : 28
Tidakkah kamu memperhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan ingkar kepada Allah dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?
Tidakkah kamu memperhatikan, wahai orang yang diajak bicara (maksudnya adalah manusia secara umum) keadaan orang-orang yang mendustakan dari kalangan kaum kafir Quraisy yang memilih kekafiran kepada Allah sebagai ganti rasa syukur kepada-Nya atas nikmat rasa aman di al-Haram (Makkah) dan diutusnya Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka? Sungguh mereka telah menempatkan para pengikut mereka di negeri kebinasaan, ketika mereka menjadi sebab keluarnya mereka ke Badar lalu mereka terbunuh, dan tempat kembali mereka adalah negeri kebinasaan,
Imam Bukhari mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran..
Yang dimaksud dengan kalimat ‘Tidakkah kamu perhatikan’ ialah tidakkah kamu ketahui.
Perihalnya sama dengan makna yang terdapat di dalam ayat lain:
Apakah kamu belum memperhatikan bagaimana. (89:6)
dan firman-Nya:
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang keluar. (Al Baqarah:243)
Al-Bawar, artinya kebinasaan, berasal dari kata bara, yaburu, bauran, bawaran, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya pada ayat lain, yaitu:
Kaum yang binasa. (Al Furqaan:18)
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Amr, dari Ata yang telah mendengar Ibnu Abbas berkata sehubungan dengan makna firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran. (Ibrahim:28). Bahwa mereka adalah orang-orang kafir penduduk kota Mekah.
Menurut riwayat Al-Aufi, dari Ibnu Abbas, sehubungan dengan makna ayat ini, mereka adalah Jabalah ibnul Aiham dan para pengikutnya dari kalangan orang-orang Arab Badui, kemudian mereka menggabungkan diri bersama kerajaan Romawi.
Tetapi pendapat yang terkenal dan benar dari Ibnu Abbas adalah yang pertama tadi, sekalipun maknanya menyeluruh mencakup semua orang kafir. Karena sesungguhnya Allah mengutus Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ untuk segenap umat manusia dan sebagai nikmat buat mereka. Barang siapa yang menerimanya dan mengamalkannya sebagai rasa syukurnya, niscaya masuk surga. Dan barang siapa yang menolaknya serta mengingkarinya, tentulah ia masuk neraka.
Telah diriwayatkan pula dari Ali hal yang semisal dengan apa yang dikatakan oleh Ibnu Abbas dalam riwayat pertamanya.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Muslim ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Al-Qasim ibnu Abu Buzzah, dari Abut-Tufail, bahwa Ibnul Kawa pernah bertanya kepada sahabat Ali tentang makna firman-Nya:
…orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan.
Ali mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang kafir Quraisy pada peristiwa Perang Badar.
Ibnu Abu Hatim mengatakan pula bahwa telah menceritakan kepada kami Al-Munzir ibnu Syazan, telah menceritakan kepada kami Ya’la ibnu Ubaid, telah rnenceritakan kepada kami Bassam (yakni As-Sairafi), dari Abut-Tufail yang menceritakan bahwa pernah seorang lelaki datang kepada Khalifah Ali, lalu bertanya, “Wahai Amirul Mukminin, siapakah orang-orang yang mengganti nikmat Allah dengan kekafiran dan menjerumuskan kaumnya ke lembah kehinaan?” Khalifah Ali menjawab, “Mereka adalah orang-orang munafik dari kalangan kabilah Quraisy.”
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami ayahku, telah menceritakan kepada kami Ibnu Nufail yang mengatakan bahwa ia pernah belajar kepada Ma’qal yang menceritakan hal berikut dari Ibnu Abu Husain, bahwa Khalifah Ali ibnu Abu Talib berdiri, lalu bertanya, “Tidakah seseorang yang menanyakan kepadaku tentang makna Al-Qur’an. Demi Allah, seandainya saya hari ini mengetahui ada seseorang yang lebih alim daripada aku, niscaya aku akan datang kepadanya (untuk belajar), sekalipun dia berada di belakang lautan.” Maka berdirilah Abdullah ibnul Kawa, lalu bertanya, “Siapakah yang dimaksud dengan orang-orang yang mengganti nikmat Allah dengan kekafiran dan menjerumuskan kaumnya ke dalam lembah kebinasaan?” Maka Khalifah Ali menjawab, “Mereka adalah orang-orang musyrik Quraisy, Allah telah memberikan nikmat iman kepada mereka, tetapi mereka menukar nikmat Allah itu dengan kekafiran dan menjerumuskan kaumnya ke dalam lembah kebinasaan.”
As-Saddi telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran., hingga akhir ayat.
Bahwa Muslim Al-Mustaufa telah menceritakan dari Ali yang mengatakan bahwa yang dimaksud dengan ‘mereka’ itu adalah dua golongan orang-orang yang sangat durhaka dari kalangan kabilah Quraisy, yaitu Bani Umayyah dan Bani Mugirah. Adapun Bani Mugirah, karena mereka menjerumuskan kaumnya ke lembah kebinasaan dalam Perang Badar, sedangkan Bani Umayyah, karena mereka menjerumuskan kaumnya ke lembah kebinasaan dalam Perang Uhud. Dalam Perang Badar yang memimpin adalah Abu Jahal, sedangkan dalam Perang Uhud adalah Abu Sufyan. Adapun yang dimaksud dengan lembah kebinasaan ialah neraka Jahannam.
Ibnu Abu Hatim rahimahullah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Yahya, telah menceritakan kepada kami Al-Haris Abu Mansur, dari Israil, dari Abu Ishaq, dari Amr ibnu Murrah yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Khalifah Ali membaca ayat berikut, yaitu firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan menjerumuskan kaumnya ke dalam lembah kebinasaan.
Bahwa mereka adalah dua kelompok manusia yang durhaka dari kalangan kabilah Quraisy, yaitu Bani Umayyah dan Banil Mugirah. Orang-orang Banil Mugirah binasa dalam Perang Badar, sedangkan Bani Umayyah diberi kesenangan hidup sampai waktu tertentu.
Abu Ishaq telah meriwayatkannya dari Amr ibnu Murrah, dari Ali dengan lafaz yang semisal. Hal ini telah diriwayatkan pula melalui berbagai jalur bersumberkan darinya (Ali).
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Ali ibnu Zaid, dari Yusuf ibnu Sa’d, dari Umar ibnul Khattab sehubungan dengan makna firman-Nya: Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran. (Ibrahim:28) Bahwa mereka adalah dua kelompok orang-orang durhaka dari kalangan kabilah Quraisy, yaitu Banil Mugirah dan Bani Umayyah. Banil Mugirah telah kalian tumpas dalam Perang Badar, sedangkan Bani Umayah mendapat kesenangan hidup sampai waktu tertentu.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Hamzah Az-Zayyat, dari Amr ibnu Murrah yang mengatakan bahwa Ibnu Abbas pernah bertanya kepada Umar ibnul Khattab tentang makna ayat berikut, yaitu firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Tidakkahkamu perhatikan orang-orang yang telah menukar nikmat Allah dengan kekafiran menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan?.
Umar ibnul Khattab menjawab, “Mereka adalah dua kelompok orang-orang durhaka dari kalangan kabilah Quraisy, paman-pamanku, juga paman-pamanmu. Paman-pamanku telah dibinasakan oleh Allah dalam Perang Badar, sedangkan paman-pamanmu, maka Allah menangguhkan mereka sampai waktu tertentu.”
Mujahid, Sa’id ibnu Jubair, Ad-Dahhak, Qatadah, dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa mereka adalah orang-orang kafir Quraisy yang terbunuh dalam Perang Badar. Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Malik di dalam kitab tafsirnya, dari nafi’, dari Ibnu Umar.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman menjelaskan kondisi riil orang-orang yang mendustakan RasulNya, dari kalangan orang-orang kafir Quraisy dan kesudahan ulah mereka. أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ بَدَّلُوا نِعْمَتَ اللَّهِ كُفْرًا “Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menukar nikmat Allah dengan kekafiran”, kenikmatan dari Allah yakni pengutusan Mu-hammad kepada mereka untuk menyeru mereka kepada pencapaian kebaikan-kebaikan di dunia dan akhirat, dan (menyeru) kepada keselamatan dari macam-macam kejelekan dunia dan akhirat. Mereka menggantikan nikmat ini dengan menampiknya dan mengingkari-nya serta berpaling darinya dengan tindakan diri mereka sendiri dan menghalangi orang lain sehingga وَأَحَلُّوا قَوْمَهُمْ دَارَ الْبَوَارِ “dan men-jatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan”, yaitu neraka. Mereka menjadi faktor penyebab kesesatan mereka sendiri, hingga menjelma sebagai malapetaka bagi kaum mereka, padahal diperkirakan memberikan manfaat bagi mereka. Di antaranya, mereka berhasil membujuk kaum mereka untuk keluar menuju perang Badar guna memerangi Allah dan RasulNya. Maka, terjadilah apa yang sudah dibukukan sejarah. Banyak pembesar dan tokoh mereka yang terbunuh dalam pertempuran tersebut.
Allah membiarkan sesat orang yang ingkar, namun bukan berarti Allah berbuat sewenang-wenang. Apa yang mereka alami merupakan akibat dari perbuatan buruk mereka sendiri. Wahai manusia, tidakkah kamu memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang kafir yang telah menukar nikmat yang telah Allah turunkan kepada mereka, seperti nikmat kesejahteraan dan pengutusan para rasul kepada mereka, dengan ingkar kepada Allah dan menjatuhkan kaumnya ke lembah kebinasaan dengan mengajak mereka memusuhi Allah dan utusan-Nya’lembah kebinasaan tersebut yaitu neraka jahanam; mereka yang mengingkari Allah dan nikmat-nikmat-Nya akan masuk ke dalamnya dan merasakan betapa pedih siksa di dalamnya; dan jahanam itulah seburukburuk tempat kediaman.
Ibrahim Ayat 28 Arab-Latin, Terjemah Arti Ibrahim Ayat 28, Makna Ibrahim Ayat 28, Terjemahan Tafsir Ibrahim Ayat 28, Ibrahim Ayat 28 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ibrahim Ayat 28
Tafsir Surat Ibrahim Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)