{13} Ar-Ra’d / الرعد | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحجر / Al-Hijr {15} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ibrahim ابراهيم (Nabi Ibrahim) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 14 Tafsir ayat Ke 34.
وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ ۚ وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا ۗ إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ ﴿٣٤﴾
wa ātākum ming kulli mā sa`altumụh, wa in ta’uddụ ni’matallāhi lā tuḥṣụhā, innal-insāna laẓalụmung kaffār
QS. Ibrahim [14] : 34
Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
Dia memberi kalian dari semua permintaan kalian. Jika kalian menghitung nikmat-nikmat Allah yang diberikan kepada kalian, niscaya kalian tidak sanggup menghitungnya, dan tidak mampu menunaikan rasa syukurnya, karena sedemikian banyaknya dan beraneka ragamnya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar banyak berbuat zalim kepada dirinya sendiri, lagi banyak mengingkari nikmat-nikmat Rabb-nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Dia telah memberikan kepada kalian (keperluan kalian) dari segala apa yang kalian mohonkan kepada-Nya.
Dengan kata lain, Allah menyediakan bagi kalian segala sesuatu yang kalian perlukan dalam semua keadaan sesuai dengan apa yang kalian mohonkan kepada-Nya.
Sebagian ulama Salaf mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah dari semua yang kalian mohonkan kepada-Nya dan yang tidak kalian mohonkan kepada-Nya. Sebagian ulama membacanya dengan bacaan yang artinya “Dan Dia telah memberikan kepada kalian keperluan kalian dari segala apa yang kalian mohonkan kepada-Nya dan yang tidak kalian mohonkan kepada-Nya”.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan jika kalian menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kalian menghinggakannya. (Ibrahim:34)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan sisi ketidakmampuan hamba-hamba-Nya untuk menghitung nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan-Nya kepada mereka, terlebih lagi untuk menunaikan syukurnya. Talq ibnu Habib telah mengatakan bahwa sesungguhnya hak Allah itu jauh lebih berat daripada apa yang dikerjakan oleh hamba-hamba-Nya sebagai rasa syukurnya. Dan sesungguhnya nikmat-nikmat Allah itu jauh lebih banyak daripada apa yang dihitung-hitung oleh hamba-hamba-Nya, tetapi mereka melakukan tobatnya di pagi hari, dan di sore hari mereka bertobat pula.
Di dalam kitab Sahih Bukhari disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah mengucapkan doa berikut:
Ya Allah, bagi Engkaulah segala puji yang tidak pernah tercukupkan, tidak pernah terpisahkan, dan tidak pernah tertinggalkan, wahai Tuhan kami.
Di dalam kitab asar disebutkan bahwa Daud a.s. pernah berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana aku dapat bersyukur kepada Engkau, sedangkan syukurku kepada-Mu termasuk nikmat dari-Mu pula yang Engkau berikan kepadaku?” Maka Allah menjawab melalui firman-Nya, “Sekarang engkau, hai Daud, telah bersyukur kepada-Ku, karena kamu telah mengakui akan kelalaianmu dalam menunaikan rasa syukurmu kepada-Ku atas nikmat-nikmat-Ku yang Kuberikan kepadamu.”
Imam Syafii rahimahullah mengatakan, “Segalapuji bagi Allah, yang salah satu dari nikmat-Nya tidak dapat disyukuri kecuali berkat adanya nikmat baru yang mendorong seseorang untuk bersyukur kepada-Nya.”
وَآتَاكُمْ مِنْ كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ “Dan Dia telah memberikan kepada-mu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepadaNya”, Allah memberikan kepada kalian segala hal yang berhubungan dengan angan-angan dan kebutuhan kalian yang kalian mohon-kan kepadaNya, baik melalui gerak-gerik kalian atau dengan per-nyataan verbal berupa hewan-hewan ternak, alat-alat (piranti), produk-produk dan lain sebagainya. وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَتَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghitung-nya”, apalagi berkaitan dengan pelaksanaan syukur kalian terha-dapnya إِنَّ الْإِنْسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ “Sesungguhnya manusia itu, sangat zhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah)”, maksudnya sifat ini merupakan tabiat manusia, di mana dia berbuat zhalim dan nekad melakukan maksiat-maksiat, lalai dalam memenuhi hak-hak Allah, sering mengingkari nikmat-nikmat Allah, tidak mensyukurinya, tidak mengakuinya, kecuali orang-orang yang diberi hidayah oleh Allah, hingga mau bersyukur atas nikmat-nikmatNya, dan menya-dari hak Rabbnya (atas dirinya) dan menjalankannya. Pada beberapa ayat ini, terdapat keterangan mengenai berba-gai macam nikmat Allah yang banyak kepada hamba, baik terpe-rinci ataupun global. Allah mengajak para hambaNya untuk berbuat syukur kepadaNya dan mengingatNya serta menganjurkan mereka untuk itu, mendorong untuk meminta dan berdoa kepadaNya di waktu-waktu malam dan siang hari, sebagaimana (timbal baliknya) bahwa nikmatNya akan datang berulang-ulang di segala waktu.
Dan dia telah memberikan kepadamu berbagai nikmat untuk keperluan hidup kamu sebagai anugerah atas segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu berupaya menghitung nikmat Allah tersebut, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh banyak nikmat yang telah Allah karuniakan, tetapi banyak sekali manusia yang mengingkari nikmat-nikmat itu. Mereka sangat zalim dan sangat mengingkari nikmat Allah. Masih berkaitan dengan nikmat Allah, dijelaskan pula bahwa nabi ibrahim memohon kepada Allah agar anak cucunya diberi nikmat dan dihindarkan dari menyembah berhala. Dan ingatlah, ketika nabi ibrahim berdoa kepada Allah, ya tuhan, jadikanlah negeri mekah ini negeri yang aman, dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku hingga akhir zaman agar tidak menyembah berhala.
Ibrahim Ayat 34 Arab-Latin, Terjemah Arti Ibrahim Ayat 34, Makna Ibrahim Ayat 34, Terjemahan Tafsir Ibrahim Ayat 34, Ibrahim Ayat 34 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ibrahim Ayat 34
Tafsir Surat Ibrahim Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)