{13} Ar-Ra’d / الرعد | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحجر / Al-Hijr {15} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ibrahim ابراهيم (Nabi Ibrahim) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 14 Tafsir ayat Ke 46.
وَقَدْ مَكَرُوا مَكْرَهُمْ وَعِنْدَ اللَّهِ مَكْرُهُمْ وَإِنْ كَانَ مَكْرُهُمْ لِتَزُولَ مِنْهُ الْجِبَالُ ﴿٤٦﴾
wa qad makarụ makrahum wa ‘indallāhi makruhum, wa ing kāna makruhum litazụla min-hul-jibāl
QS. Ibrahim [14] : 46
Dan sungguh, mereka telah membuat tipu daya padahal Allah (mengetahui dan akan membalas) tipu daya mereka. Dan sesungguhnya tipu daya mereka tidak mampu melenyapkan gunung-gunung.
Orang-orang musyrik telah merencanakan kejahatan terhadap Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam , yaitu membunuhnya, padahal di sisi Allah-lah balasan makar mereka, dan Dia meliputinya. Makar mereka akan kembali kepada mereka, dan makar mereka itu tidak akan membuat lenyap gunung-gunung dan selainnya karena lemahnya. Mereka tidak dapat merugikan Allah sedikit pun, tetapi mereka hanya merugikan diri mereka sendiri.
Syu’bah telah meriwayatkan dari Abu Ishaq, dari Abdur Rahman ibnu Rabbab, bahwa sahabat Ali r.a. pernah mengatakan sehubungan dengan makna ayat berikut:
Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya.
Bahwa orang yang mendebat Nabi Ibrahim sehubungan dengan Tuhannya mengambil dua ekor burung elang yang masih kecil, lalu ia memeliharanya hingga besar dan kuat. Kemudian kaki masing-masing burung itu diikatkan kepada pasak yang dihubungkan dengan sebuah peti. Sebelum itu kedua burung elang tidak diberi makan hingga keduanya lapar, lalu dia dan seorang lelaki lain duduk di dalam peti itu, sedangkan dia mengangkat sebuah tongkat dari dalam peti itu yang ujungnya diberi daging segar. Kemudian ia berkata kepada temannya, “Lihatlah apa yang kamu saksikan!” Maka temannya menjawab, saya melihat anu dan anu (dari angkasa),” sehingga temannya itu mengatakan, “Saya melihat dunia ini semuanya seakan-akan seperti lalat (kecilnya).” Setelah itu ia menurunkan tongkatnya, maka keduanya turun. Sahabat Ali mengatakan bahwa hal inilah yang dimaksudkan oleh firman-Nya:
Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya.
Bacaan sahabat Ali,” Wain kada,” yang artinya “Dan sesungguhnya makar mereka hampir dapat melenyapkan gunung-gunung”.
Abu Ishaq mengatakan bahwa hal yang sama dilakukan oleh Abdullah Ibnu Mas’ud dalam qiraahnya sehubungan dengan ayat ini —yaitu “wain kada” dan hal yang sama telah diriwayatkan dari Ubay ibnu Ka’b dan Umar ibnul Khattab r.a., bahwa mereka membacanya dengan bacaan wain kada”’— sama dengan qiraah sahabat Ali r.a.
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Sufyan As-Sauri dan Israil, dari Abu Ishaq, dari Abdur Rahman ibnu Rabbab, dari Ali, lalu disebutkan kisah yang semisal. Juga telah diriwayatkan dari Ikrimah, bahwa kisah ini menyangkut Raja Namruz —Raja Negeri Kan’an— dalam upayanya untuk menaiki langit dengan tipu muslihat tersebut. Hal yang serupa telah dilakukan pula oleh Raja Fir’aun, hanya dengan cara membangun menara yang tinggi, tetapi pada akhirnya keduanya tidak mampu dan lemah. Ternyata upaya keduanya kecil, tiada artinya, dan membuatnya terhina.
Mujahid menuturkan kisah ini yang bersumberkan dari Bukhtanasar, bahwa ketika pandangan matanya sudah tidak lagi melihat bumi dan penduduknya, ada suara yang berseru, “Hai orang yang kelewat batas, hendak ke manakah kamu pergi?” Maka ia meresa takut, kemudian ia mendengar suara di atasnya, lalu ia melepaskan tombaknya, dan tombaknya itu mengenai burung garuda, sehingga gunung-gunung bergetar karena kejatuhan reruntuhannya, seakan-akan hampir lenyap karenanya. Yang demikian itu adalah apa yang di sebutkan oleh firman-Nya:
Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya.
Ibnu Juraij telah menukil dari Mujahid, bahwa ia membacanya dengan bacaan berikut: Latazulu minhul jibal, yakni benar-benar dapat melenyapkan gunung-gunung. Huruf lam yang pertama dibaca fat-hah, dan yang kedua dibaca dammah.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya.
Bahwa tiadalah makar mereka itu dapat melenyapkan gunung-gunung.
Makna yang sama telah dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri, lalu dijelaskan oleh Ibnu Jarir, bahwa apa yang mereka perbuat —yakni kemusyrikan mereka kepada Allah dan kekufuran mereka kepada-Nya— sama sekali tidak membahayakan gunung-gunung itu barang sedikit pun, tidak pula yang lainnya. Melainkan kemudaratan dari perbuatan mereka itu justru akan menimpa diri mereka sendiri.
Menurut kami, berdasarkan makna yang terakhir ini berarti ayat ini sama maknanya dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung. (Al Israa’:37)
Pendapat yang kedua sehubungan dengan tafsir ayat ini ialah apa yang diriwayatkan oleh Ali ibnu AbuTalhah, dari Ibnu Abbas, bahwa firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya.
Yang dimaksud dengan makar ialah kemusyrikan mereka, seperti pengertian yang terkandung di dalam firman-Nya dalam ayat lainnya, yaitu:
hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu. (Maryam:90), hingga akhir ayat.
Hal yang sama telah dikatakan pula oleh Ad-Dahhak dan Qatadah.
وَقَدْ مَكَرُوا “Dan sesungguhnya mereka telah membuat ma-kar”, yaitu kaum yang mendustakan para rasul مَكْرَهُمْ “makar yang besar”, yang telah didukung oleh kehendak dan kemampuan mereka وَعِنْدَ اللَّهِ مَكْرُهُمْ “padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu”, maksudnya ilmu dan kekuasaan Allah meliputinya, karena ulah makar mereka akan berbalik menyerang mereka. Dan tidaklah makar yang buruk itu menerjang melainkan kepada pencetusnya saja. وَإِنْ كَانَ مَكْرُهُمْ لِتَزُولَ مِنْهُ الْجِبَالُ “Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya”, mak-sudnya sungguh, usaha makar kaum kafir yang mendustakan para rasul yang haq dan orang-orang yang membawa kebenaran –karena besarnya- sehingga bisa menyebabkan gunung-gunung yang men-julang tinggi hilang dari tempat-tempatnya. Maksudnya, mereka telah menggerakkan makar yang begitu besar, yang tidak bisa diukur tingkatannya. Akan tetapi, Allah membalikkan pengaruh makar itu ke leher-leher mereka. Termasuk dalam konteks ini, setiap orang yang menciptakan makar dari kalangan orang-orang yang menyalahi para rasul, untuk membela kebatilan atau melumpuhkan kebenar-an. Jadi, maksud ayat ini, bahwa makar mereka tidak bermanfaat bagi mereka sedikit pun, dan tidak menimbulkan bahaya apa pun bagi Allah. Justru mereka sedang menciptakan bahaya bagi diri mereka sendiri.
Dan ingatlah, sungguh mereka telah membuat tipu daya atas Allah padahal Allah mengetahui dan akan membalas tipu daya mereka. Dan sesungguhnya tipu daya mereka sangat ringan sehingga tidak mampu untuk sekadar melenyapkan gunung-gunung yang menjadi salah satu bukti kekuasaan Allah. Maka karena itu, jangan sekali-kali kamu atau siapa pun mengira bahwa Allah mengingkari janji-Nya kepada rasul-rasul-Nya dalam keberhasilan tugas yang mereka laksanakan. Sungguh, Allah mahaperkasa dan mempunyai pembalasan. Dia akan menjatuhkan siksa bagi para pendurhaka.
Ibrahim Ayat 46 Arab-Latin, Terjemah Arti Ibrahim Ayat 46, Makna Ibrahim Ayat 46, Terjemahan Tafsir Ibrahim Ayat 46, Ibrahim Ayat 46 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ibrahim Ayat 46
Tafsir Surat Ibrahim Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)