{13} Ar-Ra’d / الرعد | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحجر / Al-Hijr {15} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ibrahim ابراهيم (Nabi Ibrahim) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 14 Tafsir ayat Ke 48.
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ ۖ وَبَرَزُوا لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ ﴿٤٨﴾
yauma tubaddalul-arḍu gairal-arḍi was-samāwātu wa barazụ lillāhil-wāḥidil-qahhār
QS. Ibrahim [14] : 48
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan mereka (manusia) berkumpul (di Padang Mahsyar) menghadap Allah Yang Maha Esa, Mahaperkasa.
Pembalasan Allah terhadap musuh-musuh-Nya pada hari kiamat, yaitu hari ketika bumi diganti dengan bumi lainnya yang berwarna putih jernih seperti perak. Demikian pula langit diganti dengan langit lainnya. Semua makhluk akan keluar dari kuburnya dalam keadaan hidup dan berkumpul untuk bertemu Allah yang Maha Esa lagi Mahaperkasa, yang Esa dengan keagungan-Nya, nama-nama dan sifat-sifat-Nya, dan perbuatan-perbuatan-Nya, serta kekuasaan-Nya terhadap segala sesuatu.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit.
Yakni janji Allah ini akan dilaksanakan pada hari bumi diganti dengan bumi yang lain, yang bentuknya tidaklah seperti sekarang yang kita kenal, seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahihain melalui hadis Abu Hazim, dari Sahl ibnu Sa’d yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Kelak manusia di hari kiamat akan dihimpunkan di bumi yang putih lagi tandus seperti perak yang putih bersih, tiada suatu tanda pun bagi seseorang padanya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abu Addi. dari Daud, dari Asy-Sya’bi, dari Masruq, dari Aisyah yang mengatakan bahwa ia adalah orang yang mula-mula bertanya kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tentang makna firman-Nya berikut ini:
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (begitu pula) langit.
a bertanya kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, “Di manakah manusia pada saat itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Di atas sirat.”
Imam Muslim meriwayatkan hadis ini secara munfarid tanpa Imam Bukhari, begitu pula Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah melalui hadis Daud ibnu Abu Hindun dengan sanad yang sama. Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini hasan sahih. Imam Ahmad meriwayatkannya pula dari Affan. dari Wuhaib, dari Daud dan Asy-Sya’bi, dari Siti Aisyah tanpa menyebutkan Masruq (dalam sanadnya).
Qatadah telah meriwayatkan dari Hissan ibnu Bilal Al-Muzani, dari Siti Aisyah r.a., bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tentang makna firman-Nya:
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit.
Bunyi pertanyaannya ialah, “Wahai Rasulullah, di manakah manusia pada saat itu?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Sesungguhnya kamu menanyakan sesuatu kepadaku suatu pertanyaan yang belum pernah diajukan oleh seorang pun dari kalangan umatku. Pada saat itu manusia berada di atas jembatan neraka.
Imam Ahmad meriwayatkan melalui hadis Habib ibnu Abu Umrah, dari Mujahid, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa Siti Aisyah telah menceritakan kepadanya bahwa ia pernah bertanya kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tentang makna firman-Nya: Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nyapada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. (Az Zumar:67) Siti Aisyah mengatakan, “Di manakah manusia pada hari itu, wahai Rasulullah?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Mereka berada di pinggir neraka Jahannam.”
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Hasan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Ja’d, telah menceritakan kepada kami Al-Qasim, ia mendengar Al-Hasan mengatakan bahwa Siti Aisyah r.a. pernah bertanya tentang makna firman-Nya:
(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain.
“Dimanakah manusia pada hari itu, wahai Rasulullah? Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Sesungguhnya ini adalah suatu pertanyaan yang belum pernah diajukan oleh seorang pun. Hai Aisyah, mereka pada hari itu berada di atas sirat.
Imam Muslim ibnul Hajjaj mengatakan di dalam kitab Sahih-nya bahwa:
telah menceritakan kepada kami Al-Hasan ibnu Ali Al-Hilwani, telah menceritakan kepadaku Abu Taubah Ar-Rabi’ ibnu Nafi’, telah menceritakan kepada kami Mu’awiyah ibnu Salam, dari Zaid (saudaranya). Ia pernah mendengar Abu Salam mengatakan, telah menceritakan kepadaku Abu Asma Ar-Rahbi, Sauban maula Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah menceritakan kepadanya bahwa ketika ia sedang berdiri dihadapan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, datanglah seorang ulama Yahudi kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu berkata, “Semoga kesejahteraan atas dirimu, hai Muhammad.” Maka aku (Sauban) mendorongnya dengan dorongan yang cukup kuat sehingga hampir saja ia terjatuh karena doronganku. Lalu ia berkata kepadaku, “Mengapa kamu mendorongku?” Aku menjawab, “Mengapa tidak-kamu katakan, Wahai Rasulullah?” Orang Yahudi itu berkata, “Sesungguhnya aku memanggilnya dengan nama yang diberikan oleh orang tuanya.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Sesungguhnya namaku Muhammad, itulah nama yang diberikan kepadaku oleh orang tuaku.” Orang Yahudi itu berkata, “Saya datang kepadamu untuk bertanya.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Apakah ada manfaatnya bila saya katakan sesuatu kepadamu?” Orang Yahudi itu menjawab, “Saya akan mendengarnya dengan baik.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengetuk-ngetukan tongkat kayu yang ada di tangannya dan bersabda, “Bertanyalah.” Orang Yahudi mengatakan, “Di manakah manusia berada pada hari bumi diganti dengan bumi yang lain dan begitu pula langit?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Mereka berada di dalam kegelapan sebelum jembatan (sirat). Orang Yahudi itu bertanya.”Siapakah manusia yang mula-mula melewatinya?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Orang-orang yang fakir dari kalangan Muhajirin. Orang Yahudi itu berkata, “Apakah hadiah makanan mereka di saat mereka memasuki surga?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Lebihan hati ikan Nun. Orang Yahudi itu bertanya lagi, “Lalu apakah makanan mereka sesudahnya?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Disembelihkan buat mereka sapi jantan surga yang makanannya mengambil dari pinggiran-pinggiran surga (yakni digembalakan di pinggiran surga). Orang Yahudi itu bertanya lagi, “Lalu apakah minuman mereka setelah makan makanan tersebut?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Dari mata air yang ada di dalam surga yang disebut Salsabila. Orang Yahudi itu berkata, “Engkau benar.” Lalu ia berkata lagi, “Saya datang kepadamu untuk menanyakan sesuatu yang tiada seorang penduduk bumi pun mengetahui jawabannya kecuali seorang nabi atau seseorang atau dua orang.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ balik bertanya, “Apakah ada manfaatnya bila aku katakan kepadamu?” Orang Yahudi itu berkata, “Saya akan mendengarnya dengan baik.” Orang Yahudi itu mengajukan pertanyaannya, “Saya datang kepadamu untuk menanyakan tentang anak.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Mani laki-laki putih dan mani perempuan kuning, apabila ke duanya berkumpul, lalu mani lelaki mengalahkan air mani perempuan, maka dengan seizin Allah anaknya menjadi lelaki. Dan apabila air mani perempuan mengalahkan air mani laki-laki, maka dengan seizin Allah anaknya menjadi perempuan. Maka orang Yahudi itu berkata.”Engkau benar, dan sesungguhnya engkau adalah seorang nabi.” Lalu lelaki Yahudi itu pergi. Dan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda.” Sesungguhnya orang ini telah menanyakan kepadaku pertanyaan yang tiada pengetahuan bagiku tentangnya barang sedikit pun, seandainya tidak ada utusan dari Allah yang memberitahukannya kepadaku (tentang jawabannya).”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan mereka semuanya (di Padang Mahsyar) berkumpul menghadap ke hadirat Allah.
Yakni semua makhluk keluar dari kuburannya masing-masing menghadap kepada Allah.
Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa.
Allah yang mengalahkan segala sesuatu dan menundukkannya, serta tunduklah kepada-Nya semua kepala dan tunduk takutlah kepada-Nya semua akal.
يَوْمَ تُبَدَّلُ الْأَرْضُ غَيْرَ الْأَرْضِ وَالسَّمَاوَاتُ “(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit”, langit pun diganti dengan rupa langit yang lain. Perubahan ini hanya pada karakteristiknya saja, bukan perubahan wujudnya. Karena bumi pada Hari Kiamat akan diratakan dan dihamparkan ibarat permukaan lapangan yang datar. Seluruh isinya, seperti gunung dan dataran-dataran yang menonjol diletakkan pada permukaan-nya. Jadilah bumi dataran yang rata. Engkau tidak melihat tempat yang rendah maupun yang tinggi. Langit bagaikan luluhan perak lantaran kedahsyatan keadaan hari itu. Lantas, Allah ‘Azza wa Jalla menggu-lungnya dengan Tangan KananNya وَبَرَزُوا “dan mereka semuanya (di padang Mahsyar) berkumpul”, seluruh makhluk (bangkit) dari kubur-kubur mereka menuju hari kebangkitan dan mereka bangkit di tempat yang mana tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi pada pandangan Allah. لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ “Menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Mahaperkasa”, Satu-satunya Dzat Yang mempunyai keagungan, nama-nama dan sifat, serta perbuatan yang agung. Dan keperkasaanNya atas seluruh alam semesta. Semuanya berada di bawah penanganan dan pengaturanNya. Tidak ada yang bergerak dan tidak ada yang tetap diam kecuali dengan seizinNya.
Siksa itu akan Allah jatuhkan pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan langit diganti dengan langit yang lain, dan mereka, yakni manusia, berkumpul di padang mahsyar untuk menghadap Allah yang maha esa lagi mahaperkasa guna mempertanggungjawabkan perbuatan mereka di dunia. Pada hari itu engkau atau siapa pun akan melihat orang yang berdosa bersama-sama dengan rekan-rekan mereka, diikat dengan belenggu yang panas membara.
Ibrahim Ayat 48 Arab-Latin, Terjemah Arti Ibrahim Ayat 48, Makna Ibrahim Ayat 48, Terjemahan Tafsir Ibrahim Ayat 48, Ibrahim Ayat 48 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ibrahim Ayat 48
Tafsir Surat Ibrahim Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)