{14} Ibrahim / ابراهيم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النحل / An-Nahl {16} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Hijr الحجر (Al Hijr (Nama Gunung)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 15 Tafsir ayat Ke 22.
وَأَرْسَلْنَا الرِّيَاحَ لَوَاقِحَ فَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَسْقَيْنَاكُمُوهُ وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ ﴿٢٢﴾
wa arsalnar-riyāḥa lawāqiḥa fa anzalnā minas-samā`i mā`an fa asqainākumụh, wa mā antum lahụ bikhāzinīn
QS. Al-Hijr [15] : 22
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan (air) itu, dan bukanlah kamu yang menyimpannya.
Kami mengirimkan angin dan menundukkannya untuk memecah awan, lalu ia mengalirkan air dan hujan, dan mengawinkan tumbuh-tumbuhan lalu membuka daun dan mayangnya, serta membawa hujan, kebaikan dan kemanfaatan. Kami turunkan dari awan hujan yang Kami siapkan untuk minuman, tanah dan ternak kalian. Kalian tidak mampu menyimpannya, tetapi Kami menjaganya untuk kalian sebagai rahmat dan anugerah bagi kalian.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan).
Yakni membuahi awan, maka awan mengucurkan air (hujan)nya, dan mengawinkan tumbuh-tumbuhan, maka terbukalah daun-daunnya dan kuntum-kuntum bunganya. Lafaz riyah disebutkan dalam bentuk jamak, dengan maksud angin yang bermanfaat. Lain halnya dengan angin yang kering, maka ia diungkapkan dalam bentuk tunggal, yakni ar-rih, lalu disifati dengan kata al-‘aqim yang artinya tidak menyuburkan atau angin kering. Disebutkan pula dengan bentuk jamak karena mengandung pengertian adanya faktor interaksi di antara dua hal atau lebih.
Al-A’masy mengatakan dari Al-Minhal ibnu Amr, dari Qais ibnus Sakan, dari Abdullah ibnu Mas’ud sehubungan dengan firman-Nya:
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan).
Angin dikirimkan, maka angin itu membawa air dari langit, kemudian berlalu seirama dengan bergeraknya awan hingga awan itu menjatuhkan hujan sebagaimana air susu keluar dari tetek sapi perahan. Hal yang sama telah dikatakan oleh Ibnu Abbas, Ibrahim An-Nakha’i, dari Qatadah.
Qatadah mengatakan, Allah mengirimkan angin kepada awan, maka angin membuahinya sehingga awan penuh dengan air. Ubaid ibnu Umair Al-Laisi mengatakan bahwa Allah mengirimkan angin yang membawa kesuburan pada suatu daerah, maka bumi daerah itu menjadi subur. Lalu Allah mengirimkan angin yang mengarak awan, kemudian mengirimkan angin yang membawa air sehingga awan mengandung banyak air. Setelah itu Allah mengirimkan angin yang mengawinkan tumbuh-tumbuhan, maka tumbuh-tumbuhan itu menjadi berbuah dengan suburnya. Setelah itu Qatadah membaca firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan).
Imam Abu Bakar Abdullah ibnuz Zubair Al-Humaidi mengatakan di dalam kitab Musnad-nya, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Dinar, telah menceritakan kepadaku Ibnu Ja’diyyah Al-Laisi, ia mendengar Abdur Rahman ibnu Mikhraq menceritakan hadis berikut dari Abu Zar yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sesungguhnya Allah telah menciptakan angin di dalam surga, yang jaraknya sama dengan perjalanan tujuh tahun, dan sesungguhnya sebelumnya terdapat sebuah pintu yang tertutup. Sesungguhnya angin yang datang kepada kalian berasal dari pintu itu. Seandainya pintu angin itu dibuka (semuanya), tentulah akan menerbangkan segala sesuatu yang ada di antara langit dan bumi. Angin itu yang ada di sisi Allah dinamakan azib, sedangkan yang ada di antara kalian adalah angin selatan.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…lalu Kami beri minum kalian dengan air itu.
Artinya, Kami menurunkan hujan itu dalam keadaan tawar sehingga dapat kalian meminumnya. Seandainya Dia menghendaki, tentulah Dia menjadikan air itu berasa asin, seperti yang diisyaratkan-Nya dalam ayat yang lain melalui firman-Nya dalam surat Al-Waqi’ah, yaitu:
Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kalian minum. Kaliankah yang menurunkannya dari awan ataukah Kami yang menurunkan? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan air itu asin, maka mengapakah kalian tidak bersyukur? (Al Waaqi’ah:68-70)
Demikian pula dalam firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dialah yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kalian, sebagiannya menjadi minuman dan sebagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kalian menggembalakan ternak kalian. (An Nahl:10)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan sekali-kali bukanlah kalian yang menyimpannya.
Menurut Sufyan As-Sauri, makna yang dimaksud ialah ‘dan sekali-kali kalian tidak dapat mencegah (turun)nya’.
Tetapi dapat pula diartikan bahwa makna yang dimaksud ialah ‘dan kalian bukanlah orang-orang yang memeliharanya, tetapi Kami-lah yang menurunkannya dan yang memeliharanya untuk kalian, lalu Kami menjadikannya mata air dan sumber-sumber air di bumi’. Seandainya Allah menghendaki, niscaya Dia akan mengeringkan air itu dan melenyapkannya. Tetapi karena rahmat-Nya, hujan diturunkan dan dijadikan berasa tawar, lalu disimpan di dalam mata air-mata air, sumur-sumur, dan sungai-sungai serta tempat-tempat penyimpanan air lainnya, agar mencukupi mereka selama satu tahun, untuk minum mereka dan hewan ternak mereka, serta untuk pengairan lahan pertanian mereka.
Maksudnya Kami menundukkan angin; angin (yang mendatangkan) rahmat yang membuahi awan sebagaimana bunga jantan membuahi bunga betina. Dari situ, muncullah air dengan izin Allah. Maka Allah memberi minum kepada manusia, binatang-binatang ternak mereka serta (menyirami) tanah-tanah mereka. Dan Dia menyisakan air dalam perut bumi sebagai simpanan untuk kebutuhan dan kepentingan mereka, sebagai implikasi kekuasaan dan rahmatNya. {وَمَا أَنْتُمْ لَهُ بِخَازِنِينَ}”Dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya”, maksudnya tidak ada kemampuan atas kalian untuk menampung dan menyimpannya. Tapi, Allah-lah yang me-nampungnya untuk kemaslahatan kalian dan memunculkan mata air-mata air di tanah sebagai cerminan rahmat dan kebaikanNya kepada kalian.
Dan hal lain yang membuktikan kekuasaan kami adalah bahwa kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan butir-butir awan dan dari hasil perkawinan itu, kami turunkan hujan dari langit, lalu kami beri minum kamu sekalian, tumbuh-tumbuhan, dan hewan dengan air itu, dan bukanlah kamu, melainkan kami-lah, yang menyimpan dan menguasainya. Usai menjelaskan tanda-tanda kekuasaan-Nya di langit dan bumi, Allah lalu menyatakan, dan ketahuilah bahwa sungguh, kamilah yang menghidupkan apa yang ada di alam, termasuk manusia, dan kami pula yang mematikan mereka, dan kami pula yang mewarisi apa saja yang ditinggalkan oleh makhluk-makhluk itu.
Al-Hijr Ayat 22 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Hijr Ayat 22, Makna Al-Hijr Ayat 22, Terjemahan Tafsir Al-Hijr Ayat 22, Al-Hijr Ayat 22 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Hijr Ayat 22
Tafsir Surat Al-Hijr Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)