{14} Ibrahim / ابراهيم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النحل / An-Nahl {16} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Hijr الحجر (Al Hijr (Nama Gunung)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 15 Tafsir ayat Ke 99.
وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ ﴿٩٩﴾
wa’bud rabbaka ḥattā ya`tiyakal-yaqīn
QS. Al-Hijr [15] : 99
Dan sembahlah Tuhanmu sampai yakin (ajal) datang kepadamu.
Teruslah beribadah kepada Rabb-mu sepanjang hidupmu hingga keyakinan datang kepadamu, yaitu kematian. Dan Rasulullah melaksanakan perintah Rabb-nya. Beliau terus membiasakan beribadah kepada Allah, hingga datang kepadanya keyakinan dari Rabb-Nya (yakni kematian).
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).
Menurut Imam Bukhari, Salim mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah ajal atau maut. Yang dimaksud dengan Salim ialah Salim ibnu Abdullah ibnu Umar.
Seperti yang dikatakan oleh Ibnu Jarir, bahwa telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Basysyar, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sa’id, dari Sufyan, telah menceritakan kepada kami Tariq ibnu Abdur Rahman, dari Salim ibnu Abdullah sehubungan dengan makna firman-Nya:
…dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).
Menurutnya, yang dimaksud dengan hal yang diyakini ialah maut atau ajal.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Al-Hasan, Qatadah, Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam, serta lain-lainnya.
Sebagai dalilnya ialah firman Ailah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat lain ketika menceritakan perihal ahli neraka. Disebutkan bahwa mereka mengatakan:
Kami dahulu tidak termasuk orang-orang yang mengerjakan salat, dan kami tidak (pula) memberi makan orang miskin, dan adalah kami membicarakan yang batil, bersama dengan orang-orang yang membicarakannya, dan adalah kami mendustakan hari pembalasan, hingga datang kepada kami kematian. (Al Muddastir:43-47)
Di dalam hadis sahih melalui hadis Az-Zuhri, dari Kharijah ibnu Zaid ibnu Sabit, dari Ummul Ala (seorang wanita dari kalangan Ansar) disebutkan:
bahwa ketika Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ masuk ke tempat Usman ibnu Maz’un yang telah mati, lalu Ummul Ala berkata, “Semoga rahmat Allah terlimpahkan kepadamu, hai Abus Sa’ib (nama julukan Usman ibnu Maz’un). Kesaksianku terhadapmu menyatakan bahwa sesungguhnya Allah telah memuliakanmu.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Apakah yang membuatmu mengetahui bahwa Allah telah memuliakannya?” Ummul Ala berkata, “Ayah dan ibuku menjadi tebusanmu, wahai Rasulullah. Maka siapa lagikah yang mau memberikan kesaksian (untuknya)?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Adapun dia, sesungguhnya dia telah kedatangan hal yang meyakinkan (yakni kematian), dan sesungguhnya saya benar-benar memohon kebaikan (untuknya).
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).
Dari makna ayat ini disimpulkan bahwa ibadah seperti salat dan lain-lainnya diwajibkan kepada manusia selagi akalnya sehat dan normal, maka ia mengerjakan salatnya sesuai dengan kondisinya, seperti yang telah disebutkan di dalam kitab Sahih Bukhari, dari Imran ibnu Husain r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Salatlah sambil berdiri, dan jika kamu tidak mampu (berdiri), maka (salatlah) dengan duduk. Dan jika kamu tidak mampu (duduk), maka (salatlah) dengan berbaring pada lambung.
Keterangan ini dapat dijadikan dalil yang menyalahkan pendapat sebagian orang-orang ateis yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud dengan al-yaqin dalam ayat ini ialah makrifat. Untuk itu, mereka mengatakan bahwa bilamana seseorang dari mereka telah sampai kepada tingkatan makrifat, maka gugurlah taklif atau kewajiban mengerjakan ibadah. Hal ini jelas merupakan kekufuran, kesesatan, dan kebodohan, karena sesungguhnya para nabi dan para sahabatnya adalah orang yang paling makrifat kepada Allah dan paling mengetahui tentang hak-hak Allah serta sifat-sifat-Nya dan pengagungan yang berhak diperoleh-Nya. Akan tetapi, sekalipun demikian mereka adalah orang yang paling banyak mengerjakan ibadah dan paling mengekalkan perbuatan-perbuatan kebaikan sampai ajal menjemput mereka.
Sesungguhnya makna yang dimaksud dengan istilah al-yaqin dalam ayat ini ialah kematian, seperti yang telah dijelaskan di atas. Akhirnya kami panjatkan puja dan puji kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى atas hidayah yang telah diberikan-Nya, dan hanya kepada-Nyalah memohon pertolongan dan bertawakal. Dialah yang berhak mewafatkan kita dalam keadaan yang paling baik dan paling sempurna, dan sesungguhnya Dia Maha Pemurah lagi Mahamulia.
Demikianlah akhir tafsir surat Al-Hijr, segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
{وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّى يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ}”Dan sembahlah Rabbmu sampai datang kepadamu al-Yaqin,’ yaitu sampai ajal tiba. Maksudnya, konti-nyulah engkau untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan segala macam ibadah di setiap waktu. Maka, beliau menaati perintah Rabb-nya dan senantiasa membiasakan beribadah sampai datang al-Yaqin (ajal) dari Rabbnya. Semoga salam selalu tercurahkan kepada beliau dengan melimpah.
Tafsir surat al-Hijr sudah tuntas. Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.
Dan bersama dengan itu sembahlah tuhanmu yang telah menciptakan dan menghidupkanmu, dan serahkanlah dirimu sepenuhnya kepadanya sampai yakin, yaitu ajal, datang kepadamu. Dengan melakukan hal itu maka beban perasaan yang kaupikul akibat ucapan, sikap, dan tingkah laku kaum kafir akan terasa ringan dan jiwamu pun akan merasa tenteram. Allah menegaskan bahwa ketetapan Allah, yaitu hari kiamat dan masa ketika para pendurhaka akan menerima azab, pasti datang, maka janganlah kamu, wahai para pendurhaka, meminta agar dipercepat kedatangan-Nya. Mahasuci Allah dari segala aib, kesyirikan, dan kekurangan, dan mahatinggi dia dari apa yang mereka sembah, berupa berhala atau apa pun juga yang mereka persekutukan dengan dia.
Al-Hijr Ayat 99 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Hijr Ayat 99, Makna Al-Hijr Ayat 99, Terjemahan Tafsir Al-Hijr Ayat 99, Al-Hijr Ayat 99 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Hijr Ayat 99
Tafsir Surat Al-Hijr Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)