{15} Al-Hijr / الحجر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الإسراء / Al-Isra {17} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nahl النحل (Lebah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 16 Tafsir ayat Ke 26.
قَدْ مَكَرَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَأَتَى اللَّهُ بُنْيَانَهُمْ مِنَ الْقَوَاعِدِ فَخَرَّ عَلَيْهِمُ السَّقْفُ مِنْ فَوْقِهِمْ وَأَتَاهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لَا يَشْعُرُونَ ﴿٢٦﴾
qad makarallażīna ming qablihim fa atallāhu bun-yānahum minal-qawā’idi fa kharra ‘alaihimus-saqfu min fauqihim wa atāhumul-‘ażābu min ḥaiṡu lā yasy’urụn
QS. An-Nahl [16] : 26
Sungguh, orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan tipu daya, maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka mulai dari pondasinya, lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas, dan siksa itu datang kepada mereka dari arah yang tidak mereka sadari.
Sesungguhnya orang-orang kafir sebelum orang-orang musyrik itu telah merencanakan tipu daya terhadap Rasul-rasul mereka, dan dakwah kebenaran yang mereka bawa. Maka, datanglah azab Allah yang menghancurkan bangunan rumah mereka dari asas dan pilar-pilarnya, lalu atap-atap rumah menimpa mereka dari atas mereka. Dan kebinasaan datang kepada mereka dari tempat yang mereka anggap paling aman, dari arah yang tidak mereka sangka-sangka dan tidak mereka duga bahwa kebinasaan akan datang kepadad mereka darinya.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar.
Orang yang dimaksud ialah Raja Namruz yang telah membangun pencakar langit (di masa dahulu).
Ibnu Abu Hatim mengatakan, hal yang semisal telah diriwayatkan dari Mujahid.
Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Ma’mar, dari Zaid ibnu Aslam, bahwa orang yang mula-mula berlaku sewenang-wenang di muka bumi ialah Raja Namruz. Kemudian Allah mengirimkan seekor nyamuk kepadanya, lalu nyamuk itu memasuki lubang hidungnya. Maka Namruz hidup selama empat ratus tahun yang setiap harinya ia memukuli kepalanya dengan palu (untuk meringankan rasa sakit kepalanya akibat nyamuk itu). Lama-kelamaan ada seseorang yang merasa kasihan kepada orang-orang yang ditugaskan untuk memukulinya setiap hari, lalu ia memukul kepala raja itu dengan keras hingga terbelah dan matilah raja itu. Dia hidup sewenang-wenang selama empat ratus tahun, maka Allah mengazabnya selama empat ratus tahun sama dengan masa pemerintahannya, lalu Allah mematikannya. Dialah yang membangun pencakar langit, yang disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya:
…maka Allah menghancurkan bangunan-bangunan mereka dari fondasinya.
Ulama lainnya mengatakan bahwa dia bukanlah Namruz, melainkan Bukhtanasar. Lalu mereka menyebutkan salah satu dari makarnya yang dikisahkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat ini, sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam surat Ibrahim melalui firman-Nya:
Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya. (Ibrahim:46)
Ulama lainnya mengatakan, apa yang diungkapkan dalam ayat ini merupakan perumpamaan yang menggambarkan kebatilan dari apa yang telah diperbuat oleh orang-orang yang kafir kepada Allah dan mempersekutukan-Nya dengan yang lain dari ibadahnya, seperti pengertian yang terdapat di dalam firman-Nya yang menceritakan perkataan Nabi Nuh a.s.:
dan melakukan tipu daya yang amat besar. (Nuh:22)
Artinya, mereka telah melakukan tipu muslihat untuk menyesatkan manusia dengan segala upaya, dan dengan berbagai cara mereka memikat manusia untuk menyukai kemusyrikan mereka. Para pengikut mereka berkata kepada mereka pada hari kiamat:
(Tidak) sebenarnya tipu daya (kalian) di waktu malam dan siang (yang menghalangi kami), ketika kalian menyeru kami supaya kami kafir kepada Allah dan menjadikan sekutu-sekutu bagi-Nya. (Saba’:33), hingga akhir ayat.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari fondasinya.
Yakni Allah mencabutnya dari dasarnya dan membatalkan amal perbuatan mereka. Sama halnya dengan apa yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman-Nya:
Setiap mereka menyalakan api peperangan, Allah memadamkannya. (Al Maidah:64)
maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari azab yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah menimpakan ketakutan ke dalam hati mereka, mereka memusnahkan rumah-rumahnya sendiri dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang yang beriman. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan. (Al-Hasyr:2)
{قَدْ مَكَرَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ} “Sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mengadakan makar,” terhadap para rasul mereka dan ingin mengecoh dengan berbagai rekayasa untuk me-nolak risalah yang dibawa oleh para rasul kepada mereka. Di an-tara bentuk makar mereka adalah, membangun istana-istana yang luar biasa besarnya {فَأَتَى اللَّهُ بُنْيَانَهُمْ مِنَ الْقَوَاعِدِ} “maka Allah menghancurkan rumah-rumah mereka dari pondasinya,” maksudnya, Allah mendatangkan hukuman bencana yang menerjang rumah-rumah itu dari dasar dan pondasinya, {فَخَرَّ عَلَيْهِمُ السَّقْفُ مِنْ فَوْقِهِمْ} “lalu atap (rumah itu) jatuh menimpa mereka dari atas,” maka gedung yang mereka bangun berubah menjadi siksaan, mereka tersiksa karenanya, {وَأَتَاهُمُ الْعَذَابُ مِنْ حَيْثُ لا يَشْعُرُونَ} “dan datanglah azab itu kepada mereka dari tempat yang tidak mereka sadari,” demikian itu, lantaran mereka menyangka bahwa bangunan itu akan bermanfaat bagi mereka dan melindungi mereka dari azab. Akhirnya, siksaan (yang menimpa) mereka bersumber dari rumah yang mereka bangun dan mereka dirikan sendiri. Ini termasuk bentuk perumpamaan terbaik perihal Allah menggugurkan makar para musuhNya. Mereka telah memeras pikiran dan memperkirakan tentang risalah yang disampaikan oleh para rasul ketika mereka mendustakannya. Untuk menghadapi para rasul, mereka membuat asas-asas dan kaidah-kaidah yang batil, yang mereka jadikan rujukan untuk menolak risalah yang dibawa oleh para rasul. Mereka juga menerapkan siasat untuk me-nimpakan hal-hal buruk dan bahaya pada para rasul dan para peng-ikut mereka. Maka, usaha makar mereka ini justru berubah menjadi bencana bagi mereka, strategi yang mereka susun menjadi sumber kehancuran mereka. Hal ini karena usaha makar mereka sungguh tidak baik, dan tidaklah tindakan makar itu melainkan akan kembali menimpa pelakunya. Ini akibat buruk mereka di dunia, dan sung-guh siksaan akhirat lebih menghinakan lagi. Untuk itu, Allah ber-firman, {ثُمَّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُخْزِيهِمْ} “Kemudian Allah menghinakan mereka di Hari Kiamat,” maksudnya mempermalukan mereka di hadapan seluruh makhluk dan menjelaskan kedustaan dan kebohongan mereka yang mengatas-namakan Allah. {وَيَقُولُ أَيْنَ شُرَكَائِيَ الَّذِينَ كُنْتُمْ تُشَاقُّونَ فِيهِمْ} “Dan berfirman, ‘Di manakah sekutu-sekutuKu itu (yang karena membelanya) kamu selalu memusuhi mereka (nabi-nabi dan orang-orang Mukmin)’,” maksudnya kalian memerangi dan memusuhi Allah dan golonganNya. Karena mereka (sekutu-sekutu itu), kalian mempunyai asumsi bahwa mereka merupakan sekutu-sekutu bagi Allah. Apabila Allah menanyakan hal ini kepada mereka, niscaya mereka tidak mempunyai jawaban selain pengakuan atas kesesatan dan permusuhan mereka. Mereka mengakui,
{ضلوا عنا وشهدوا على أنفسهم أنهم كانوا كافرين}
“Berhala-berhala itu semuanya telah lenyap dari kami, dan mereka mengakui terhadap diri mereka bahwa mereka adalah orang-orang yang kafir.” (Al-A’raf: 37).
{قَالَ الَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ} “Berkatalah orang-orang yang telah diberi ilmu,” yaitu para ulama rabbani, {إِنَّ الْخِزْيَ الْيَوْمَ} “Sesungguhnya kehinaan pada hari ini,” yaitu Hari Kiamat, {وَالسُّوءَ} “dan keburukan,” yaitu azab {عَلَى الْكَافِرِينَ} “ditimpakan atas orang-orang yang kafir.” Dalam ayat ini termuat keterangan tentang keutamaan para ulama, dan bahwa mereka adalah para juru bicara yang menyampaikan kebenaran di dunia ini dan pada hari ketika para saksi hadir, dan ucapan mereka memiliki tempat di sisi Allah dan para makhluk.
Setelah membincang kesesatan kaum musyrik dan upaya mereka menyesatkan orang lain, Allah lalu mengancam mereka dengan hukuman dan azab yang pedih. Allah menegaskan bahwa sungguh, orangorang yang kafir dan ingkar sebelum mereka telah mengadakan tipu daya untuk mengingkari dan menentang ajaran Allah, maka sebab perbuatan mereka itu Allah menghancurkan rumah-rumah mereka mulai dari pondasinya, lalu atap rumah-rumah itu jatuh menimpa mereka dari atas dan membuat mereka tertimbun, dan siksa itu datang kepada mereka secara tiba-tiba dari arah yang tidak mereka sadari, padahal mereka yakin rumah-rumah mereka begitu kuat dan dapat melindungi mereka dari ancaman apa pun. Tidak saja di dunia, azab dan hukuman bagi orang kafir dan durhaka juga diikuti oleh azab yang lebih pedih lagi di akhirat. Allah menjelaskan, kemudian Allah menghinakan mereka pada hari kiamat dengan siksaan yang pedih di neraka jahanam, dan ketika itu Allah berfirman, ‘di manakah sesembahan yang kamu jadikan sekutu-sekutu-ku itu yang karena membelanya kamu selalu memusuhi mereka, yakni para nabi yang aku utus kepada kamu dan kaum mukmin’ orang-orang yang diberi ilmu, yakni para malaikat, nabi, dan kaum mukmin dengan tegas berkata, sesungguhnya kehinaan dan azab pada hari kiamat ini ditimpakan kepada orang yang kafir dan menentang ajaran Allah.
An-Nahl Ayat 26 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nahl Ayat 26, Makna An-Nahl Ayat 26, Terjemahan Tafsir An-Nahl Ayat 26, An-Nahl Ayat 26 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nahl Ayat 26
Tafsir Surat An-Nahl Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)