{15} Al-Hijr / الحجر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الإسراء / Al-Isra {17} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nahl النحل (Lebah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 16 Tafsir ayat Ke 36.
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ ۚ فَسِيرُوا فِي الْأَرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ ﴿٣٦﴾
wa laqad ba’aṡnā fī kulli ummatir rasụlan ani’budullāha wajtanibuṭ-ṭāgụt, fa min-hum man hadallāhu wa min-hum man ḥaqqat ‘alaihiḍ-ḍalālah, fa sīrụ fil-arḍi fanẓurụ kaifa kāna ‘āqibatul-mukażżibīn
QS. An-Nahl [16] : 36
Dan sungguh, Kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah, dan jauhilah tagut”, kemudian di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula yang tetap dalam kesesatan. Maka berjalanlah kamu di bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Sesungguhnya Kami telah mengutus pada setiap umat yang telah lalu seorang Rasul, yang memerintahkan kepada mereka supaya menyembah Allah dan menaati-Nya semata, serta meninggalkan peribadatan kepada selain-Nya berupa setan, berhala, orang yang sudah mati, dan selainnya yang dijadikan sebagai penolong selain Allah. Maka, di antara mereka ada yang diberi petunjuk oleh Allah lalu mengikuti para Rasul, dan ada pula penentang yang mengikuti jalan kesesatan, lalu kesesatan menjadi kepastian baginya dan Allah tidak memberi taufik kepadanya. Karena itu, berjalanlah kalian di muka bumi, dan lihatlah dengan mata kalian bagaimana akhir kesudahan dari orang-orang yang mendustakan itu dan kebinasaan apakah yang telah menimpa mereka, agar kalian dapat mengambil pelajaran darinya?
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah Tagut.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى terus-menerus mengutus rasul-rasul-Nya kepada manusia dengan membawa risalah (tauhid) itu sejak terjadinya kemusyrikan di kalangan Bani Adam, yaitu sejak kaumnya Nabi Nuh, Allah mengutus Nabi Nuh kepada mereka. Nuh a.s. adalah.rasul yang mula-mula diutus oleh Allah kepada penduduk bumi, lalu diakhiri oleh Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang seruannya mencakup semua lapisan manusia dan jin, di belahan timur dan belahan barat bumi
Semua rasul Allah menyerukan hal yang sama, seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melalui firman-Nya dalam ayat yang lain:
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya, “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah oleh kalian akan Aku.” (Al Anbiyaa:25)
Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu, “Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?” (Az Zukhruf:45)
Dan dalam ayat berikut ini Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan), “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Tagut itu.”
Maka sesudah adanya keterangan ini, bagaimanakah seorang musyrik dapat diperkenankan mengatakan seperti yang disitir oleh firman-Nya:
Jika Allah menghendaki, niscaya kami tidak akan menyembah sesuatu apa pun selain Dia.
Kehendak Allah secara syar’i tentang mereka tidak ada, karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah melarang mereka berbuat hal itu melalui lisan rasul-rasul-Nya. Adapun mengenai kehendak Allah yang bersifat kauni (kenyataan) yang mendorong mereka untuk melakukan hal tersebut secara takdir, maka tidak ada hujah (alasan) bagi mereka dalam hal ini. Karena Allah telah menciptakan neraka dan para penduduknya dari kalangan setan dan orang-orang kafir. Dia tidak rela hamba-hamba-Nya berlaku kafir. Dalam menentukan hal tersebut Allah mempunyai alasan yang kuat dan hikmah yang bijak.
Kemudian sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah memberitakan bahwa Dia mengingkari parbuatan mereka dengan menimpakan siksaan kepada mereka di dunia sesudah para rasul memberikan peringatan kepada mereka. Untuk itulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan dalam firman-Nya:
Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kalian di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Dengan kata lain, tanyakanlah nasib yang dialami oleh orang-orang yang mendustakan perkara yang hak dan menentang rasul-rasul Allah, bagaimanakah:
Allah telah menimpakan kebinasaan atas mereka dan orang-orang kafir akan menerima (akibat-akibat) seperti itu. (Muhammad:10)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman pula:
Dan sesungguhnya orang-orang yang sebelum mereka telah mendustakan (rasul-rasul-Nya). Maka alangkah hebatnya kemurkaan-Ku. (Al Mulk:18)
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberitahukan kepada Rasul-Nya bahwa keinginannya yang mendambakan agar mereka (orang-orang kafir) mendapat petunjuk tidak ada manfaatnya bagi mereka bilamana Allah telah menghendaki kesesatan mereka. Sama halnya dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Barang siapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatu pun (yang datang) dari Allah. (Al Maidah:41)
Nuh a.s. berkata kepada kaumnya yang disitir oleh firman-Nya:
Dan tidaklah bermanfaat kepada kalian nasihatku jika aku hendak memberi nasihat kepada kalian, sekiranya Allah hendak menyesatkan kalian. (Huud:34)
Allah جَلَّ جَلالُهُmemberitahukan bahwa hujjahNya telah tegak di hadapan seluruh umat manusia, dan bahwa tidaklah ada sebuah umat yang telah berlalu atau datang belakangan, melainkan Allah pasti telah mengutus seorang rasul di tengah mereka. Mereka semua sepakat pada satu dakwah dan satu ajaran, yaitu beribadah kepada Allah semata, tiada sekutu bagiNya. {أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ} “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah thaghut itu,” maka, umat manusia terbagi-bagi berdasarkan sambutan baiknya kepada para rasul atau tidak, menjadi dua golongan: {فَمِنْهُمْ مَنْ هَدَى اللَّهُ} “Maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah,” mereka mengikuti para utusan Allah dalam aspek ilmu dan amalan, {وَمِنْهُمْ مَنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلالَةُ} “dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesat-an baginya,” lalu dia menelusuri jalan kesesatan, {فَسِيرُوا فِي الأرْضِ} “maka berjalanlah kamu di muka bumi,” dengan raga dan hati kalian, {فَانْظُروا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ}”dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul),” karena kalian bakal menyaksikan keanehan-keanehan. Tidaklah engkau jumpai orang yang mendustakan (rasul) melainkan pasti kesudahannya adalah kebinasaan.
Allah menegaskan bahwa dia selalu mengirim utusan kepada setiap kaum untuk menjelaskan kebenaran. Allah berfirman, dan sungguh, kami telah mengutus seorang rasul untuk setiap umat sebelum kamu, wahai nabi Muhammad, untuk menuntun dan menyeru kaum masing-masing, ‘sembahlah Allah dengan penuh taat dan patuh dan jangan kamu menyekutukan-Nya dengan apa pun. Jauhilah ta’gut, yakni perbuatan maksiat yang melampaui batas, sesuatu atau benda yang dijadikan sembahan, dan apa saja yang memalingkan kamu dari kebenaran. Kemudian di antara mereka yang menerima pesan itu ada yang diberi petunjuk oleh Allah sehingga mereka beriman dan taat, dan ada pula yang keras kepala dan tetap dalam kesesatan karena keingkaran dan kesombongan mereka. Maka untuk membuktikan apa yang telah Allah timpakan kepada mereka, berjalanlah kamu di bumi, wahai umat nabi Muhammad, dan perhatikanlah sekelilingmu serta renungkanlah bagaimana kesudahan orang yang mendustakan para rasul itu. Nabi Muhammad sangat berharap kaum kafir mendapat petunjuk. Allah lalu menegaskan, jika engkau berusaha sekuat tenaga dan sangat mengharapkan agar mereka mendapat petunjuk, maka itu tidak akan berhasil karena sesungguhnya Allah tidak akan memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, yakni dibiarkan sesat karena lebih memilih jalan kesesatan itu, dan mereka tidak mempunyai penolong yang dapat menyelamatkan mereka. (lihat: surah al-qashash/28: 56).
An-Nahl Ayat 36 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nahl Ayat 36, Makna An-Nahl Ayat 36, Terjemahan Tafsir An-Nahl Ayat 36, An-Nahl Ayat 36 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nahl Ayat 36
Tafsir Surat An-Nahl Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)