{15} Al-Hijr / الحجر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الإسراء / Al-Isra {17} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nahl النحل (Lebah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 16 Tafsir ayat Ke 71.
وَاللَّهُ فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ ۚ فَمَا الَّذِينَ فُضِّلُوا بِرَادِّي رِزْقِهِمْ عَلَىٰ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَهُمْ فِيهِ سَوَاءٌ ۚ أَفَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ ﴿٧١﴾
wallāhu faḍḍala ba’ḍakum ‘alā ba’ḍin fir-rizq, fa mallażīna fuḍḍilụ birāddī rizqihim ‘alā mā malakat aimānuhum fa hum fīhi sawā`, a fa bini’matillāhi yaj-ḥadụn
QS. An-Nahl [16] : 71
Dan Allah melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezekinya kepada para hamba sahaya yang mereka miliki, sehingga mereka sama-sama (merasakan) rezeki itu. Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?
Allah melebihkan sebagian kalian atas sebagian yang lainnya dengan rizki yang diberikan-Nya kepada kalian di dunia, lalu di antara kalian ada yang kaya dan ada yang miskin, ada yang menjadi tuan dan ada yang menjadi budak. Namun, orang-orang yang menjadi tuan itu tidak memberikan kepada budak-budak mereka sebagian rizki yang Allah berikan kepada mereka sehingga budak-budak itu menjadi “sekutu’ bagi mereka lagi sejajar dengan mereka dalam hal harta. Jika mereka tidak merelakan hal itu bagi diri mereka, lalu mengapa mereka rela menjadikan bagi Allah sekutu-sekutu dari hamba-Nya? Sesungguhnya ini benar-benar kezaliman dan pengingkaran terbesar terhadap nikmat-nikmat Allah.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjelaskan perihal kebodohan dan kekafiran orang-orang musyrik dalam keyakinan mereka yang menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal dalam hati kecilnya mereka mengakui bahwa sekutu-sekutu itu pun adalah hamba-hamba Allah juga. Seperti yang biasa mereka katakan dalam talbiyah mereka saat berhaji, yaitu: “Labbaika (kupenuhi seruan-Mu), tiada sekutu bagi-Mu kecuali sekutu yang menjadi milikMu, Engkau memilikinya, sedangkan ia tidak mempunyai milik.”
Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى membantah mereka, “Kalian tidak rela bila budak-budak kalian memiliki hak sama rata dengan kalian dalam harta yang Kami rezekikan kepada kalian. Maka mana mungkin Allah rida bila hamba-hamba-Nya dipersamakan dengan-Nya dalam memperoleh penyembahan dan pengagungan?” Dalam ayat yang lain disebutkan oleh firman-Nya:
Dia membuat perumpamaan untuk kalian dari diri kalian sendiri. Apakah ada di antara hamba sahaya yang dimiliki oleh tangan kanan kalian, sekutu bagi kalian dalam (memiliki) rezeki yang telah Kami berikan kepada kalian, maka kalian sama dengan mereka dalam (hak mempergunakan) rezeki itu, kalian takut kepada mereka sebagaimana kalian takut kepada diri kalian sendiri? (Ar Ruum:28), hingga akhir ayat.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa tiadalah mereka akan menjadikan hamba sahaya mereka sebagai sekutu mereka dalam memiliki harta benda dan kaum wanita mereka. Maka mengapa mereka mempersekutukan Aku dengan hamba-hamba-Ku dalam kekuasaan-Ku? Yang demikian itu adalah makna firman-Nya:
Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?
Dalam riwayat lain Al-Aufi mengatakan dari Ibnu Abbas, bahwa mengapa kalian rela menisbatkan kepada-Ku hal yang tidak kalian sukai buat diri kalian sendiri?
Menurut Mujahid ayat ini merupakan perumpamaan tentang keadaan tuhan-tuhan yang palsu.
Qatadah mengatakan, ayat ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allah yang artinya ‘adakah seseorang di antara kalian yang mau menjadikan orang lain sebagai sekutunya dalam memiliki harta, istri, dan pelaminannya, sehingga kamu dapat membandingkannya dengan apa yang kalian dakwakan terhadap Allah, yaitu mempersekutukan-Nya dengan makhluk-Nya yang merupakan hamba-hamba-Nya? Apabila kalian tidak rela dengan hal tersebut untuk diri kalian, maka terlebih lagi untuk Allah, Dia harus lebih disucikan dari hal tersebut dibandingkan dengan kalian.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?
Yakni mereka memperuntukkan bagi Allah satu bagian dari tanaman dan ternak yang telah diciptakan Allah. Maka ternyata mereka mengingkari nikmat-nikmat-Nya dan mempersekutukan-Nya dengan yang lain.
Dari Al-Hasan Al-Basri, disebutkan bahwa Khalifah Umar ibnul Khattab menulis surat kepada Abu Musa Al-Asy’ari yang bunyinya seperti berikut: “Puaslah dengan rezeki yang diberikan kepadamu, karena sesungguhnya Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengutamakan sebagian di antara hamba-hamba-Nya atas sebagian yang lain dalam hal rezeki, sebagai cobaan untuk menguji masing-masing (dari mereka). Maka Allah menguji orang yang telah Dia luaskan rezekinya, bagaimanakah ia bersyukur kepada Allah dan apakah dia menunaikan hak yang diwajibkan atas rezeki dan harta yang telah diberikan kepadanya” (Diriwayatkan oleh ibnu Abu Hatim).
Ini bagian dari dalil-dalil tauhid dan buruknya syirik kepada Allah. Allah berfirman, sebagaimana kalian sama dengan yang lain, makhluk ciptaan dan mendapat kucuran rizki. Hanya saja, Allah {فَضَّلَ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ فِي الرِّزْقِ} “melebihkan sebagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rizki,” Dia menjadikan sebagian kalian orang-orang yang merdeka, mempunyai uang dan harta. Sebagian lagi, budak belian, tidak memiliki hak milik terhadap dunia sedikit pun. Sebagaimana para tuan yang telah Kami utamakan atas mereka dengan (kucuran) rizki, (tapi) mereka itu tidak mau, {بِرَادِّي رِزْقِهِمْ عَلَى مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُمْ فَهُمْ فِيهِ سَوَاءٌ} “memberikan rizki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rizki itu,” para tuan itu memandang santunan ini termasuk perkara yang dilarang. Maka, begitu pula, makhluk yang engkau sekutukan bersama Allah, karena ia hanyalah budak, tidak memegang kendali kerajaan sebesar biji dzarrah sekali pun. Mengapa kalian menjadikannya sebagai seku-tu-sekutu bagi Allah جَلَّ جَلالُهُ? Tidaklah perbuatan itu melainkan termasuk kezhaliman yang paling besar dan pengingkaran terhadap kenik-matan-kenikmatan Allah. Oleh sebab itu, Allah berfirman, {أَفَبِنِعْمَةِ اللَّهِ يَجْحَدُونَ} “Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?,” Seki-ranya mereka itu mau mengakui nikmat Allah dan menisbatkan-nya kepada Dzat yang memberikannya, niscaya mereka tidak akan menyekutukan sesuatu pun dengan Allah.
Demikianlah, Allah berkuasa menciptakan perbedaan dalam umur manusia. Dan Allah yang maha mengetahui, mahabijaksana, dan mahakuasa pun berkuasa melebihkan sebagian kamu atas sebagian yang lain dalam hal rezeki, kedudukan, jabatan, kekayaan, dan semisalnya. Allah telah membagi rezeki dengan cara demikian kepada manusia, tetapi di antara orang yang dilebihkan rezekinya ada yang tidak mau memberikan sebagian dari rezekinya kepada para hamba sahaya yang mereka miliki, padahal mereka sama-sama manusia, sehingga kalau saja mereka mau saling berbagai niscaya mereka sama-sama merasakan kenikmatan rezeki itu. Mengapa mereka mengingkari nikmat Allah’dan di antara tanda kekuasaan Allah adalah bahwa dia menjadikan bagimu pasangan suami atau istri dari jenis kamu sendiri agar kamu dapat menggapai ketenangan hidup. Dan dia menjadikan anak dan kemudian cucu laki-laki dan perempuan dari pasanganmu, serta memberimu rezeki dari berbagai anugerah yang baik dan sesuai dengan kebutuhan hidup kamu. Jika manusia mengetahui kekuasaan Allah yang demikian besar, lalu mengapa mereka yang kafir tetap saja menyekutukan Allah dan beriman kepada yang batil, yakni berhala-berhala, dan mengingkari nikmat Allah yang telah mereka terima dan rasakan’.
An-Nahl Ayat 71 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nahl Ayat 71, Makna An-Nahl Ayat 71, Terjemahan Tafsir An-Nahl Ayat 71, An-Nahl Ayat 71 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nahl Ayat 71
Tafsir Surat An-Nahl Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)