{15} Al-Hijr / الحجر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الإسراء / Al-Isra {17} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nahl النحل (Lebah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 16 Tafsir ayat Ke 75.
۞ ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا عَبْدًا مَمْلُوكًا لَا يَقْدِرُ عَلَىٰ شَيْءٍ وَمَنْ رَزَقْنَاهُ مِنَّا رِزْقًا حَسَنًا فَهُوَ يُنْفِقُ مِنْهُ سِرًّا وَجَهْرًا ۖ هَلْ يَسْتَوُونَ ۚ الْحَمْدُ لِلَّهِ ۚ بَلْ أَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُونَ ﴿٧٥﴾
ḍaraballāhu maṡalan ‘abdam mamlụkal lā yaqdiru ‘alā syai`iw wa mar razaqnāhu minnā rizqan ḥasanan fa huwa yunfiqu min-hu sirraw wa jahrā, hal yastawụn, al-ḥamdu lillāh, bal akṡaruhum lā ya’lamụn
QS. An-Nahl [16] : 75
Allah membuat perumpamaan seorang hamba sahaya di bawah kekuasaan orang lain, yang tidak berdaya berbuat sesuatu, dan seorang yang Kami beri rezeki yang baik, lalu dia menginfakkan sebagian rezeki itu secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan. Samakah mereka itu? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
Allah membuat perumpamaan untuk menjelaskan kerusakan akidah orang-orang musyrik, dengan seorang hamba sahaya yang tidak mampu bertindak yang tidak memiliki sesuatu apa pun, dan seorang lainnya yang merdeka. Ia memiliki rizki halal yang dikaruniakan Allah kepadanya, memiliki kuasa untuk membelanjakannya dan memberikan sebagian darinya secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Apakah orang yang berakal akan mengatakan bahwa kedua orang tersebut sama? Demikian pula Allah Sang Pencipta, Raja yang memiliki wewenang, tidak sama dengan makhluk dan hamba-Nya, maka bagaimana mungkin kalian menyamakan di antara keduanya? Segala puji hanya bagi Allah semata, karena Dia-lah yang berhak mendapatkan pujian dan sanjungan, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui bahwa pujian dan nikmat itu hanya milik Allah, dan bahwa Dia sajalah yang berhak untuk disembah.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa hal ini adalah suatu perumpamaan yang dibuat oleh Allah, menggambarkan perihal orang kafir dan orang mukmin. Hal yang sama telah dikatakan pula oleh Qatadah, dan dipilih oleh Ibnu Jarir, bahwa hamba sahaya yang tidak mampu berbuat sesuatu adalah perumpamaan orang kafir, sedangkan orang yang diberi rezeki yang baik, lalu menafkahkan sebagian darinya —baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan— adalah perumpamaan orang mukmin.
Ibnu Abu Nujaih telah meriwayatkan dari Mujahid, bahwa hal ini merupakan perumpamaan yang dibuat untuk menggambarkan berhala dan Tuhan Yang Hak, maka apakah yang satu sama dengan yang lainnya? Mengingat perbedaan di antara keduanya sangat mencolok dan jelas, tiada yang buta mengenainya kecuali hanya orang yang bodoh, maka disebutkan oleh firman-Nya:
Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui.
Pertama, budak yang dimiliki (orang): Yaitu orang yang tidak merdeka, tidak memiliki dirinya sendiri dan juga tidak bisa memiliki hak kepemilikan harta maupun dunia sedikit pun. Kedua, orang yang merdeka lagi mempunyai kekayaan. Ia telah menerima rizki yang baik-baik dari Allah dari berbagai bentuk kekayaan. Orang ini, dermawan, suka berbuat baik, menyumbang secara sem-bunyi-sembunyi dan terang-terangan. Apakah dua orang ini sama? Tidak sama, padahal keduanya adalah makhluk yang tidak menu-tup kemungkinan terjadinya sifat persamaan antara keduanya. Apa-bila dua obyek ini saja tidak sama, lalu bagaimana bisa seorang makhluk yang dimiliki, yang tidak mempunyai kerajaan, kekuasa-an dan kemampuan, bahkan makhluk itu sangat membutuhkan (pertolongan pihak lain) dari segala aspek, disamakan dengan Rabb, Pencipta, Pemilik segenap kerajaan dan Mahakuasa atas segala sesuatu? Karena itu, Allah menyanjung DzatNya dan memegang sendiri keistimewaan pujian dengan segala jenisnya. Allah berfirman, {الْحَمْدُ لِلَّهِ} “Segala puji hanya bagi Allah,” jadi, seolah-olah dikatakan, “Bila faktanya demikian, mengapa kaum musyrikin menyamakan sesembahan-sesembahan mereka dengan Allah?” Allah berfirman, {بَلْ أَكْثَرُهُمْ لا يَعْلَمُونَ} “Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui,” seki-ranya mereka mengetahui dengan sebenarnya, niscaya mereka tidak akan berani berbuat kesyirikan yang besar.
Usai melarang manusia menyekutukan-Nya dan menetapkan sifatsifat buruk bagi-Nya, Allah lalu membuat perumpamaan buruknya sikap dan sesatnya tindakan orang kafir bagaikan seorang hamba sahaya yang berada di bawah kekuasaan orang lain; seorang hamba sahaya yang tidak berdaya bertindak dan berbuat sesuatu, dan seorang yang merdeka yang kami beri rezeki yang baik, halal, dan melebihi kebutuhannya lalu dia menginfakkan di jalan kami sebagian dari rezeki itu secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan. Samakah mereka yang keadaannya bertolak belakang itu’ tentu tidak. Segala puji hanya bagi Allah yang maha esa, maha mengetahui. Kamu, wahai kaum muslim, mengetahui bahwa segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka yang kafir tidak mengetahui hal itu. Dan selain perumpamaan itu, Allah juga membuat perumpamaan yang lain, yaitu mengenai dua orang laki-laki yang seorang dari keduanya bisu dan tidak dapat berbuat sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, serta tidak pula dapat memberi maupun menerima informasi. Dan di samping itu, dia menjadi beban bagi penanggungnya. Ke mana saja dia disuruh oleh penanggungnya dan apa pun yang diminta olehnya, dia sama sekali tidak dapat melaksanakannya dan tidak pula dapat mendatangkan suatu kebaikan pun. Samakah orang yang bisu itu dengan orang yang memiliki pikiran sehat, bijaksana dalam ucapan, dapat bertindak baik sesuai keinginannya, tidak menjadi beban bagi orang lain, dapat menyuruh orang lain berbuat keadilan, dan dia berada di jalan yang lurus dengan mematuhi aturan Allah’ tentu tidak sama. Lalu bagaimana mungkin kamu, wahai kaum musyrik, menyamakan berhala yang bisu, tuli, dan tidak berkuasa apa pun dengan Allah yang maha melihat, maha mendengar, dan mahakuasa’.
An-Nahl Ayat 75 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nahl Ayat 75, Makna An-Nahl Ayat 75, Terjemahan Tafsir An-Nahl Ayat 75, An-Nahl Ayat 75 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nahl Ayat 75
Tafsir Surat An-Nahl Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)