{15} Al-Hijr / الحجر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الإسراء / Al-Isra {17} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nahl النحل (Lebah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 16 Tafsir ayat Ke 78.
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لَا تَعْلَمُونَ شَيْئًا وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصَارَ وَالْأَفْئِدَةَ ۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿٧٨﴾
wallāhu akhrajakum mim buṭụni ummahātikum lā ta’lamụna syai`aw wa ja’ala lakumus-sam’a wal-abṣāra wal-af`idata la’allakum tasykurụn
QS. An-Nahl [16] : 78
Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.
Allahlah yang mengeluarkan kalian dari perut ibu kalian setelah masa kehamilan, tanpa mengetahui sesuatu pun yang ada di sekitar kalian. Dan Dia memberikan untuk kalian sarana-sarana pengetahuan berupa pendengaran, penglihatan dan hati, agar kalian bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat itu dan mengesakan-Nya dalam peribadatan.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan karunia-Nya yang telah Dia limpahkan kepada hamba-hamba-Nya, yaitu Dia mengeluarkan mereka dari perut ibu mereka dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun. Sesudah itu Allah memberinya pendengaran hingga ia dapat mendengar suara, penglihatan hingga ia dapat melihat, dan hati (yakni akal yang menurut pendapat yang sahih pusatnya berada di hati). Menurut pendapat yang lain adalah otak. Dengan akal itu manusia dapat membedakan di antara segala sesuatu, mana yang bermanfaat dan mana yang berbahaya.
Kemampuan dan indera ini diperoleh oleh seseorang secara bertahap, yakni sedikit demi sedikit. Semakin besar seseorang, maka bertambah pula kemampuan pendengaran, penglihatan, dan akalnya hingga sampailah ia pada usia matang dan dewasanya.
Sesungguhnya Allah menjadikan kesemuanya dalam diri manusia agar manusia mampu melaksanakan penyembahan kepada Tuhannya. Maka dengan bantuan semua anggota tubuhnya dan kekuatan yang ada padanya ia dapat menjalankan amal ketaatan kepada Tuhannya, seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahih Bukhari melalui sebuah hadis dari Abu Hurairah, dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda:
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Barang siapa yang memusuhi kekasih-Ku, berarti dia menantang perang dengan-Ku. Dan tiadalah hambaKu mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai selain dari mengerjakan apa yang telah Aku fardukan (wajibkan) baginya. Hamba-Ku terus-menerus mendekatkan dirinya kepada-Ku dengan mengerjakan amalan-amalan sunat hingga Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya, maka Aku selalu bersama pendengaran yang dipakainya untuk mendengar, selalu bersama penglihatan yang dipakainya untuk melihat, selalu bersama tangan yang dipakainya untuk berbuat, dan selalu bersama kaki yang dipakainya untuk melangkah. Dan sesungguhnya jika dia meminta kepada-Ku, Aku benar-benar akan memberinya. Dan sesungguhnya jika dia berdoa kepada-Ku, Aku benar-benar akan memperkenankannya. Dan sesungguhnya jika dia meminta perlindungan kepada-Ku. Aku benar-benar akan melindunginya. Dan tidaklah Aku ragu-ragu terhadap sesuatu yang akan Aku kerjakan seperti keragu-raguan-Ku dalam mencabut nyawa hambaKu yang mukmin. Dia tidak suka mati dan Aku tidak suka menyakitinya, tetapi maut merupakan suatu keharusan baginya.”
Makna hadis di atas menunjukkan bahwa seorang hamba apabila ikhlas dalam ketaatannya terhadap Allah, maka semua perbuatannya hanyalah karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Untuk itu tiadalah dia mendengar kecuali karena Allah, tiadalah dia melihat kecuali karena Allah, yakni apa yang diperintahkan oleh Allah untuknya. Dan tiadalah dia berbuat dan tiadalah dia melangkah melainkan dalam ketaatan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى seraya meminta pertolongan kepada Allah dalam mengerjakan kesemuanya itu.
Dalam riwayat lain yang berada di dalam kitab selain kitab sahih sesudah kalimat “dan selalu bersama kaki yang dipakainya untuk melangkah” disebutkan hal berikut:
Maka beserta Akulah dia mendengar, beserta Akulah dia melihat, dan beserta Akulah dia melangkah (berjalan).
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
Dan Dia memberi kalian pendengaran, penglihatan, dan hati, agar kalian bersyukur.
Sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Katakanlah, “Dialah Yang menciptakan kalian dan menjadikan bagi kalian pendengaran, penglihatan, dan hati.” (Tetapi) amat sedikit kalian bersyukur. Katakanlah, “Dialah Yang menjadikan kalian berkembang biak di muka bumi, dan hanya kepada-Nyalah kalian kelak dikumpulkan.” (Al Mulk:23-24)
Dia-lah Dzat satu-satunya yang mencurahkan kenikmat-an-kenikmatan ini, yang mana, {أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئًا} “mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun,” tidak berdaya untuk berbuat apa pun. Kemudian Dia {جَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالأبْصَارَ وَالأفْئِدَةَ} “memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati,” secara khusus, Allah menyebutkan tiga anggota tubuh ini, karena nilai kemuliaan dan keutamaannya (yang lebih), dan karena ketiganya merupakan kunci pembuka ilmu. Tidak ada ilmu yang sampai kepada seorang hamba melainkan melalui salah satu dari tiga pintu itu. Apabila tidak demikian, maka seluruh anggota tubuh dan kekuatan lahiriah dan batiniah, Allah-lah yang memberikannya kepada mereka. Dia senantiasa menumbuhkannya sedikit demi sedikit, sampai seseorang berada dalam kondisinya yang ideal. Hal itu, tujuannya agar mereka bersyukur kepada Allah dengan cara memakai piranti anggota tubuh yang Allah berikan kepada mereka dalam rangka ketaatan kepada Allah. Siapa saja yang menggunakan-nya untuk tujuan selain itu, maka anggota tubuh itu akan menjadi penggugat buruk atas dirinya yang telah membalas kenikmatan dengan timbal balik yang buruk.
Allah mahakuasa dan maha mengetahui; tidak ada yang luput dari pengetahuan-Nya. Dan di antara bukti kekuasaan dan pengetahuan Allah adalah bahwa dia telah mengeluarkan kamu, wahai manusia, dari perut ibumu. Kamu sebelumnya tidak ada, kemudian terjadilah suatu proses yang mewujudkanmu dalam bentuk janin yang hidup dalam kandungan ibu dalam waktu yang ditentukan-Nya. Ketika masanya telah tiba, Allah lalu mengeluarkanmu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, baik tentang dirimu sendiri maupun tentang dunia di sekelilingmu. Dan dia memberimu pendengaran agar dapat mendengar bunyi, penglihatan agar dapat melihat objek, dan hati nurani agar dapat merasa dan memahami. Demikianlah, Allah menganugerahkan itu semua kepadamu agar kamu bersyukur. Bukti wujud dan kuasa Allah begitu banyak, tetapi mengapa tidak sedikit manusia yang tetap enggan beriman kepada-Nya’ tidakkah mereka memperhatikan burung-burung yang dapat terbang di angkasa dengan mudah atas izin dan kuasa-Nya. Tidak ada yang dapat menahannya tetap melayang di angkasa tanpa terjatuh selain Allah. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman.
An-Nahl Ayat 78 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nahl Ayat 78, Makna An-Nahl Ayat 78, Terjemahan Tafsir An-Nahl Ayat 78, An-Nahl Ayat 78 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nahl Ayat 78
Tafsir Surat An-Nahl Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)