{15} Al-Hijr / الحجر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الإسراء / Al-Isra {17} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nahl النحل (Lebah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 16 Tafsir ayat Ke 98.
فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْآنَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ ﴿٩٨﴾
fa iżā qara`tal-qur`āna fasta’iż billāhi minasy-syaiṭānir-rajīm
QS. An-Nahl [16] : 98
Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca Al-Qur’an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Apabila kamu, wahai Mukmin, hendak membaca sesuatu dari al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari setan yang dijauhkan dari rahmat Allah, dengan mengucapkan: A’udzu billah min asy-syaithan ar-rajim.
Perintah ini dari Allah, ditujukan kepada hamba-hamba-Nya melalui lisan Nabi-Nya, bahwa apabila mereka hendak membaca Al-Qur’an, terlebih dahulu hendaklah meminta perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk. Perintah ini adalah perintah sunat, bukan perintah wajib, menurut kesepakatan ulama yang diriwayatkan oleh Abu Ja’far ibnu Jarir dan lain-lainnya dari kalangan para imam.
Dalam pembahasan isti’azah dalam permulaan tafsir ini telah disebutkan sejumlah hadis yang menerangkan tentang isti’azah secara panjang lebar.
Makna membaca isti’azah pada permulaan membaca Al-Qur’an dimaksudkan agar si pembaca tidak mengalami kekeliruan dalam bacaannya yang berakibat campur aduk bacaannya sehingga ia tidak dapat merenungkan dan memikirkan makna apa yang dibacanya. Untuk itulah jumhur ulama berpendapat bahwa bacaan istia’zah itu hanya dilakukan sebelum bacaan Al-Qur’an. Akan tetapi, telah diriwayatkan dari Hamzah dan Abu Hatim As-Sijistani bahwa isti’a’zah dilakukan sesudah membaca Al-Qur’an. Keduanya mengatakan ini dengan berdalilkan ayat di atas. Imam Nawawi di dalam Syarah Muhazzab-nya mengatakan pula hal yang semisal dari Abu Hurairah, Muhammad ibnu Sirin, dan Ibrahim An-Nakha’i.
Tetapi pendapat yang sahih adalah yang pertama (yakni bacaan ta’awwuz dilakukan sebelum membaca Al-Qur’an), karena berdasarkan hadis-hadis yang menunjukkan bahwa ta’awwuz dilakukan sebelum membaca Al-Qur’an.
Maksudnya, jika kamu hendak membaca Kitabullah yang merupakan kitab termulia dan paling agung, -di dalamnya terkandung muatan yang memperbaiki hati dan ilmu yang banyak-, maka sesungguhnya setan sangat antusias menggoda seorang hamba saat ia akan memulai mengerjakan amalan-amalan yang utama, lalu berusaha untuk membelokkannya dari tujuan dan nilai-nilainya. Jalan menuju keselamatan dari gangguan setan ialah kembali ke-pada Allah dan berlindung kepada Allah dari kejahatannya, mem-baca, أَعُوْذُ بِاللّٰهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ (aku berlindung kepadaNya dari godaan setan yang terkutuk) dengan merenungi maknanya dan hatinya berserah diri kepada Allah agar menyingkirkan setan darinya, tekun untuk mengenyahkan bisikan-bisikan dan imajinasi-imajinasinya, mengerahkan tenaga untuk menempuh faktor paling kuat guna mengusirnya. Yaitu menghiasi diri dengan baju iman dan tawakal. Sesungguhnya setan itu {لَيْسَ لَهُ سُلْطَانٌ} “tidak ada kekuasaannya,” mak-sudnya, penguasaan {عَلَى الَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ} “atas orang-orang yang beriman, dan kepada Rabbnya,” semata, tiada sekutu bagiNya {يَتَوَكَّلُونَ} “mereka bertawakal,” maka Allah menyingkirkan keburukan setan dari kaum Mukminin yang bertawakal kepadaNya, hingga tiada celah tersisa baginya atas mereka. {إِنَّمَا سُلْطَانُهُ} “Sesungguhnya ke-kuasaannya (setan) hanyalah,” maksudnya, penguasaannya {عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ} “atas orang-orang yang menjadikannya sebagai pemimpin,” men-jadikannya sebagai pemimpin bagi mereka. Demikian itu, dengan cara melepaskan diri dari (bimbingan) kepemimpinan Allah dan masuk ke dalam ketaatan kepada setan serta bergabung dengan pasukannya. Mereka sendirilah yang memberikan (tongkat) kepe-mimpinan bagi setan atas diri mereka. Maka setan betul-betul men-dorong mereka ke kubangan maksiat dan menghalau mereka ke neraka dengan sungguh-sungguh.
Usai menjelaskan pahala yang disiapkan-Nya sebagai balasan amal saleh orang beriman, pada ayat ini Allah lalu menjelaskan bahwa membaca Al-Qur’an adalah salah satu dari amal saleh itu. Allah menyatakan, apabila engkau hendak membaca Al-Qur’an, mohonlah perlindungan dengan tulus kepada Allah dengan mengucapkan kalimat a’udzu billa’hi minasy syaitho’nir rajim, baik secara keras maupun lirih, agar engkau dihindarkan oleh Allah dari bisikan, rayuan, dan godaan setan yang terkutuk karena dijauhkan dari rahmat Allah. Dengan memohon perlindungan secara tulus, Allah pasti akan melindungimu. Sungguh, setan itu dengan segala bisikan, rayuan, dan godaannya tidak akan berpengaruh negatif terhadap orang yang beriman dengan mantap dan bertawakal kepada tuhan, sebagai pemelihara, penjaga, dan pelindung mereka.
An-Nahl Ayat 98 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nahl Ayat 98, Makna An-Nahl Ayat 98, Terjemahan Tafsir An-Nahl Ayat 98, An-Nahl Ayat 98 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nahl Ayat 98
Tafsir Surat An-Nahl Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)