{16} An-Nahl / النحل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الكهف / Al-Kahfi {18} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Isra الإسراء (Memperjalankan Di Waktu Malam) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 17 Tafsir ayat Ke 6.
ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا ﴿٦﴾
ṡumma radadnā lakumul-karrata ‘alaihim wa amdadnākum bi`amwāliw wa banīna wa ja’alnākum akṡara nafīrā
QS. Al-Isra [17] : 6
Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka, Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.
Kemudian Kami kembalikan untuk kalian, wahai Bani Israil, kemenangan atas musuh yang telah dikuasakan terhadap kalian. Kami perbanyak rizki dan anak-anak kalian, Kami kuatkan kalian, dan Kami jadikan kalian lebih banyak jumlahnya daripada jumlah musuh kalian. Hal itu disebabkan kalian berbuat kebajikan dan tunduk kepada Allah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Kemudian Kami berikan kepada kalian giliran untuk mengalahkan mereka., hingga akhir ayat.
Telah diriwayatkan dari Sa’id ibnu Jubair bahwa orang yang dimaksud adalah Raja Sanjarib dan bala tentaranya.
Diriwayatkan pula dari Sa’id ibnu Jubair, dan dari selainnya, bahwa orang yang dimaksud adalah Bukhtanasar, Raja negeri Babilonia.
Sehubungan dengan hal ini Ibnu Abu Hatim telah menuturkan kisah yang aneh dari Sa’id ibnu Jubair tentang fase-fase peningkatan yang dialami oleh Bukhtanasar dari suatu tingkatan ke tingkatan lain yang lebih tinggi, hingga berhasil menempati kedudukan raja. Asalnya Bukhtanasar adalah seorang yang miskin, pengangguran lagi lemah ekonominya, kerjanya hanya meminta-minta kepada orang lain untuk mendapatkan sesuap nasi. Kemudian setapak demi setapak keadaannya meningkat, hingga sampailah ia pada kedudukan yang tinggi dan berhasil menjadi raja. Setelah menjadi raja, ia berjalan bersama pasukannya menyerang negeri-negeri yang ada di sekitar Baitul Maqdis dan membunuh banyak manusia dari kalangan Bani Israil yang mendiaminya.
Ibnu Jarir dalam bab ini telah meriwayatkan sebuah kisah yang ia sandarkan kepada Huzaifah secara marfu’. Kisahnya cukup panjang, tetapi kisah ini dikategorikan sebagai hadis maudu’ yang tidak diragukan lagi ke-maudu ‘-annya. Tidaklah pantas bila hadis seperti ini diketengahkan oleh seorang yang berpengetahuan minim, sekalipun dalam riwayat hadis. Terlebih lagi bila hadis ini diriwayatkan oleh seorang yang berkedudukan tinggi dan berpredikat sebagai imam seperti Ibnu Jarir.
Guru kami — Al-Hafiz Al-Allamah Abul Hajjaj Al-Mazi — telah mengatakan bahwa hadis tersebut berpredikat maudu’ (dibuat-buat) dan mak’zub (dusta). Predikat ini dicatatkan olehnya dalam catatan kaki dari kitabnya.
Sehubungan dengan hal ini banyak kisah israiliyat yang menceritakannya. Menurut kami tidak ada gunanya diketengahkan dalam kitab tafsir ini, mengingat sebagian di antaranya ada yang maudu’ buatan orang-orang kafir zindiq dari kalangan Bani Israil, dan sebagian lainnya ada kemungkinan berpredikat sahih. Akan tetapi, kita tidak memerlukannya lagi.
Apa yang telah dikisahkan kepada kita oleh Allah di dalam kitab Al-Qur’an sudah cukup tanpa memerlukan informasi dari kitab-kitab lain yang sebelumnya. Allah dan Rasul-Nya telah membuat kita tidak memerlukan berita dari mereka. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah menceritakan tentang keadaan mereka, bahwa ketika mereka berlaku melampaui batas dan sewenang-wenang, Allah menguasakan diri mereka kepada musuh-musuh mereka yang menghalalkan kehormatannya dan merajalela di kampung-kampung serta rumah-rumah mereka, juga menindas dan menghinakan mereka. Hal itu dilakukan oleh Allah atas mereka sebagai pembalasan yang setimpal dari perbuatan mereka sendiri — Allah sekali-kali tidak pernah berbuat aniaya terhadap hamba-hamba-Nya — karena sesungguhnya sebelum itu mereka telah berbuat sewenang-wenang dan membunuh banyak orang dari kalangan nabi-nabi dan para ulama.
Ibnu Jarir meriwayatkan, telah menceritakan kepadaku Yunus ibnu Abdul A’la, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Sulaiman ibnu Bilal, dari Yahya ibnu Sa’id yang mengatakan, ia pernah mendengar Sa’id ibnul Musayyab bercerita bahwa Bukhtanasar menguasai negeri Syam dan merusak Baitul Maqdis serta membunuh para penghuninya. Kemudian Bukhtanasar datang ke Damaskus. Di Damaskus itu ia menjumpai darah yang mendidih di atas buih air. Kemudian raja Bukhtanasar menanyakan kepada penduduk kota itu tentang darah tersebut, “Darah apakah ini?” Mereka menjawab, “Kami telah menjumpainya dalam keadaan seperti ini sejak bapak-bapak kami dahulu.” Setiap kali Bukhtanasar memasuki kota itu, ia melihat darah itu mendidih. Maka Bukhtanasar melakukan pembantaian atas darah itu yang memakan korban sebanyak tujuh puluh ribu orang dari kalangan orang-orang muslim dan lain-lainnya. Setelah itu barulah darah tersebut tenang, tidak mendidih lagi.
Kisah ini sahih sampai kepada Sa’id ibnul Musayyab dan kisah inilah yang terkenal, yaitu yang menyebutkan bahwa Bukhtanasar telah membunuh orang-orang terpandang dan para ulamanya sehingga tiada seorang pun yang dibiarkan hidup dari kalangan mereka yang menghafal kitab Taurat. Selain dari itu Bukhtanasar menahan anak-anak para nabi dan lain-lainnya, kemudian terjadilah banyak peristiwa dan kejadian yang sangat panjang bila disebutkan. Seandainya kami menjumpai hal yang sahih atau yang mendekati kesahihan, tentulah diperbolehkan mencatat dan meriwayatkannya.
(6) ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ “Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali,” yaitu atas orang-orang yang telah diberi keleluasaan untuk menguasai kalian. Kemudian kalian sanggup mengusir mereka dari kampung-kampung halaman. وَاَمْدَدْنٰكُمْ بِاَمْوَالٍ وَّبَنِيْنَ “Dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak,” maksudnya Kami memperbanyak kucuran rizki dan jumlah kalian, serta Kami besarkan kekuatan kalian (untuk menga-lahkan) mereka, وَجَعَلْنٰكُمْ اَكْثَرَ نَفِيْرًا “dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar,” daripada mereka dengan sebab perbuatan baik dan ketundukan kalian kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ .
Ketetapan Allah menakdirkan bahwa mereka dapat mengalahkan musuh-Musuhnya dan membangun kembali kerajaannya yang besar. Allah menyatakan, kemudian kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali, setelah negerimu dikuasai dan ditaklukkan oleh mereka, dan kami membantumu untuk membangun kembali negerimu dan mengokohkan kekuasaanmu dengan harta kekayaan serta anak-anak dan kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar dari kelompok kamu sebelumnya. Jika kamu berbuat baik dengan menaati perintah Allah dan rasul-Nya serta melakukan kebijakan kepada sesamanya, berarti kamu berbuat baik untuk dirimu sendiri, karena balasan yang kamu peroleh dari kebaikan itu. Dan jika kamu berbuat jahat, makakerugian kejahatanitujugauntuk dirimu sendiri, karena akibat dari kejahatan akan menimpamu. Selanjutnya dinyatakan kejahatan yang kedua yang diperbuat oleh kaum bani israil dan azab Allah yang ditimpakan atas mereka dinyatakan dalam firmannya, dan apabila datang saat hukuman kejahatan yang kedua, yang telah kami tetapkan di dalam kitab itu, kami datangkan orang-orang lain untuk menyiksamu sehingga menyuramkan wajah-wajahmu, akibat kesedihan dan penderitaan yang kamu alami, dan mereka, yakni musuhmusuhmu masuk ke dalam masjid, yakni masjidil aqsa, guna menyiksa dan membunuhmu sebagaimana mereka memasukinya pada kali pertama guna menyiksa dan membunuhmu akibat kejahatan kamu yang pertama, dan mereka memasukinya dengan tujuan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.
Al-Isra Ayat 6 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Isra Ayat 6, Makna Al-Isra Ayat 6, Terjemahan Tafsir Al-Isra Ayat 6, Al-Isra Ayat 6 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Isra Ayat 6
Tafsir Surat Al-Isra Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)