{16} An-Nahl / النحل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الكهف / Al-Kahfi {18} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Isra الإسراء (Memperjalankan Di Waktu Malam) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 17 Tafsir ayat Ke 42.
قُلْ لَوْ كَانَ مَعَهُ آلِهَةٌ كَمَا يَقُولُونَ إِذًا لَابْتَغَوْا إِلَىٰ ذِي الْعَرْشِ سَبِيلًا ﴿٤٢﴾
qul lau kāna ma’ahū ālihatung kamā yaqụlụna iżal labtagau ilā żil-‘arsyi sabīlā
QS. Al-Isra [17] : 42
Katakanlah (Muhammad), “Jika ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagai-mana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Tuhan yang mempunyai ’Arsy.”
Katakanlah, wahai Rasul, kepada orang-orang musyrik, “Seandainya ada tuhan-tuhan lain di samping Allah, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan untuk mengalahkan Allah yang mempunyai Arsy yang agung.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Hai Muhammad, katakanlah kepada orang-orang musyrik yang menduga bahwa Allah mempunyai sekutu dari kalangan makhluk-Nya (yaitu mereka yang menyembah selain Allah di samping Allah untuk mendekatkan mereka kepada Allah sebagai perantara mereka) bahwa seandainya duduk perkaranya seperti apa yang kalian dugakan itu (yakni bahwa di samping Allah ada tuhan-tuhan yang disembah untuk mendekatkan diri menyembahnya kepada Dia, dan untuk memintakan syafaat di sisi-Nya buat penyembahnya), maka tentulah sembahan-sembahan itu akan menyembah Allah pula, mendekatkan dirinya kepada Dia, serta mencari jalan untuk sampai kepada-Nya. Oleh karena itu, sembahlah Allah semata oleh kalian, sebagaimana sembahan-sembahan kalian selain Allah menyeru-Nya. Kalian tidak memerlukan adanya sembahan yang menjadi perantara antara kalian dan Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyukai hal tersebut dan tidak rela, bahkarrmembenci dan menolaknya.”
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah melarang hal tersebut melalui lisan semua rasul dan nabi-Nya. Kemudian Allah menyucikan diri-Nya Yang Mahamulia dan membersihkan-Nya dari apa yang mereka dugakan itu melalui firman-Nya:
Mahasuci dan Mahatinggi Dia dari apa yang mereka katakan.
Yakni Mahasuci dan Mahatinggi dari apa yang dikatakan oleh orang-orang musyrik yang melampaui batas lagi zalim dalam dugaannya yang mengatakan bahwa ada tuhan-tuhan lain di samping Allah.
…dengan ketinggian yang sebesar-besarnya.
Yaitu dengan ketinggian yang tak terperikan, bahkan Dialah Allah Yang Maha Esa, bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tidak beranak, tidak diperanakkan, dan tiada seorang pun yang menyamai-Nya.
(42) Di antara topik paling agung yang Allah mengulang-ulanginya adalah ayat-ayat dan petunjuk-petunjuk tentang tauhid yang merupakan inti dari semua perkara yang penting. Karenanya, Allah memerintahkannya dan melarang dari lawannya (syirik), dan telah menegakkan keterangan-keterangan yang banyak berupa hujjah ‘aqliyah dan naqliyah untuknya, hingga siapa saja yang bersungguh-sungguh menyimak sebagiannya saja, niscaya tidak akan membe-kaskan keraguan atau sangsi di hatinya.
Di antara dalil-dalil itu, dalil logika yang Allah sebutkan di sini. Allah berfirman, قُلْ “Katakanlah,” kepada kaum musyrikin yang mengangkat sesembahan selain Allah. ﮋ لَّوْ كَانَ مَعَهٗ ٓ اٰلِهَةٌ كَمَا يَقُوْلُوْنَ “Jika-lau ada tuhan-tuhan di sampingNya, sebagaimana yang mereka katakan,” yaitu sebagai konsekuensi persangkaan dan tuduhan mereka اِذًا لَّابْتَغَوْا اِلٰى ذِى الْعَرْشِ سَبِيْلًا “niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada Rabb yang mempunyai ‘Arasy,” maksudnya, pasti mereka akan mencari jalan menuju kepada Allah dengan cara beribadah dan kembali ke-padaNya, mendekatkan diri dan mencari perantaraan (yang disya-riatkan) kepadaNya. Maka bagaimana bisa (terjadi) seorang manu-sia -yang serba kekurangan, yang mengetahui betapa besarnya ke-tergantungannya untuk beribadah kepada Rabbnya- menjadikan sesembahan lain beserta Allah? Tidaklah tindakan ini melainkan termasuk kezhaliman yang paling parah dan bentuk kebodohan yang paling dungu. Berdasarkan makna ini, ayat ini menjadi selaras dengan Firman جَلَّ جَلالُهُ,
اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ يَبْتَغُوْنَ اِلٰى رَبِّهِمُ الْوَسِيْلَةَ
“Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada tuhan mereka, siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah).” (Al-Isra`: 57).
Dan juga Firman Allah,
وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ وَمَا يَعْبُدُوْنَ مِنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَيَقُوْلُ ءَاَنْتُمْ اَضْلَلْتُمْ عِبَادِيْ هٰٓؤُلَاۤءِ اَمْ هُمْ ضَلُّوا السَّبِيْلَ
“Dan (ingatlah) suatu hari (ketika) Allah menghimpunkan mereka beserta sesuatu yang mereka sembah selain Allah, lalu Allah berkata (ke-pada yang disembah), ‘Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hambaKu itu, atau mereka sendirikah yang sesat dari jalan (yang benar)?’ Mereka (yang disembah itu) menjawab, ‘Mahasuci Engkau, tidaklah patut bagi kami mengambil selainMu sebagai pelindung’.” (Al- Furqan: 17).
Ada kemungkinan bahwa Firman Allah, قُلْ لَّوْ كَانَ مَعَهٗ ٓ اٰلِهَةٌ كَمَا يَقُوْلُوْنَ اِذًا لَّابْتَغَوْا اِلٰى ذِى الْعَرْشِ سَبِيْلًا “Katakanlah, ‘Jikalau ada tuhan-tuhan di samping-Nya, sebagaimana yang mereka katakan, niscaya tuhan-tuhan itu men-cari jalan kepada Tuhan yang mempunyai ‘Arasy’,” mengarah pada pengertian, pastilah mereka akan mencari jalan dan berupaya untuk mengalahkan Allah جَلَّ جَلالُهُ , baik ia akan mengalahkanNya (atau tidak), sehingga barangsiapa menang dan mengalahkan (yang lain), maka dialah yang akan menjadi rabb yang disembah. Padahal sungguh orang-orang itu meyakini bahwa mereka akan mengakui kalau para sesembahan mereka yang mereka seru selain Allah adalah kalah lagi terpecundangi, tidak memiliki wewenang apa pun, lalu menga-pa orang-orang itu masih mengangkatnya sebagai sesembahan, padahal kondisinya demikian (buruk)? Maka, penafsiran ini se-makna dengan Firman Allah,
مَا اتَّخَذَ اللّٰهُ مِنْ وَّلَدٍ وَّمَا كَانَ مَعَهٗ مِنْ اِلٰهٍ اِذًا لَّذَهَبَ كُلُّ اِلٰهٍۢ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلٰى بَعْضٍۗ
“Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) besertaNya, kalau ada tuhan besertaNya, masing-ma-sing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain.” (Al-Mu`mi-nun: 91).
Katakanlah wahai nabi Muhammad kepada kaum musyrik, jika ada tuhan-tuhan di samping-Nya, dan mustahil adanya yang demikian itu sebagaimana yang mereka katakan, dan mereka percaya, niscaya tuhan-tuhan itu mencari jalan kepada tuhan yang mempunyai ‘arsy, untuk menyaingi, mengalahkan, atau berbagi kekuasaan dengan-Nya. Mahasuci dan mahatinggi dia dari apa yang mereka katakan, bahwa ada tuhan-tuhan selain dia, pemilik ‘arasy yang agung. Apa yang mereka katakan adalah dusta. Sungguh, dia mahatinggi, dengan ketinggian yang sebesar-besarnya, jauh sekali dari apa yang mereka katakan.
Al-Isra Ayat 42 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Isra Ayat 42, Makna Al-Isra Ayat 42, Terjemahan Tafsir Al-Isra Ayat 42, Al-Isra Ayat 42 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Isra Ayat 42
Tafsir Surat Al-Isra Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)