{16} An-Nahl / النحل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الكهف / Al-Kahfi {18} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Isra الإسراء (Memperjalankan Di Waktu Malam) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 17 Tafsir ayat Ke 44.
تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالْأَرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ ۚ وَإِنْ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهِ وَلَـٰكِنْ لَا تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ ۗ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا ﴿٤٤﴾
tusabbiḥu lahus-samāwātus-sab’u wal-arḍu wa man fīhinn, wa im min syai`in illā yusabbiḥu biḥamdihī wa lākil lā tafqahụna tasbīḥahum, innahụ kāna ḥalīman gafụrā
QS. Al-Isra [17] : 44
Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatu pun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, Dia Maha Penyantun, Maha Pengampun.
Tujuh langit dan bumi berikut semua makhluk yang berada di dalamnya, dan segala sesuatu yang ada ini mensucikan Allah yang diiringi dengan sanjungan dan pujian kepada-Nya. Tetapi kalian, wahai manusia, tidak menyadari hal itu. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun kepada para hamba-Nya, tidak menyegerakan hukuman kepada orang-orang yang bermaksiat kepada-Nya, lagi Maha Pengampun kepada mereka.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepada Rasul-Nya, Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Dan apabila kamu membaca.
hai Muhammad, kepada orang-orang musyrik itu akan Al-Qur’an, maka Kami jadikan dinding penghalang antara kamu dan mereka.
Menurut Qatadah dan Ibnu Zaid, yang dimaksud dengan hijaban masturan ialah berupa penutup yang menutupi hati mereka. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat yang lain melalui firman-Nya:
Mereka berkata, “Hati kami berada dalam tutupan (yang menutup) apa yang kamu seru kami kepadanya dan di telinga kami ada sumbatan dan antara kami dan kamu ada dinding.” (Al Fushilat:5)
yakni dinding yang menghalang-halangi apa yang kamu ucapkan untuk dapat sampai kepada kami.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…suatu dinding yang tertutup.
Mastur adalah bentuk maf’ul, tetapi bermakna fa’il, yakni satir (tertutup). Perihalnya sama dengan lafaz maimun dan masy-um, yang pertama bermakna yamin, dan yang kedua bermakna sya-im karena berasal dari yumnun dan syu-mun. Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud ialah yang tersembunyi dari pandangan mata, sehingga mata tidak dapat melihatnya. Dan selain dari itu menjadi penghalang antara mereka dan hidayah. Pendapat yang terakhir ini dipilih sebagai pendapat yang kuat oleh Ibnu Jarir.
Al-Hafiz Abu Ya’la Al-Mausuli mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Musa Al-Harawi Ishaq ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Al-Walid ibnu Kasir, dari Yazid ibnu Tadris, dari Asma binti Abu Bakar r.a. yang mengatakan bahwa ketika ayat ini diturunkan (yaitu firman-Nya): Binasalah kedua tangan Abu Lahab. (Al-Lahab: 1) Datanglah Al-Aura ibnu Jamil (istri Abu Lahab) dengan membawa lesung seraya memaki-maki dan mengatakan, “Kami datang, atau kami menolak (Abu Musa ragu dalam kalimat ini), kami tidak mau mengikuti agamanya, kami tentang perintahnya.” Saat itu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sedang duduk bersama Abu Bakar yang ada di sampingnya. Lalu Abu bakar berkata kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, “Istri Abu Lahab datang, dan saya merasa khawatir bila ia melihat engkau,.” Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Dia tidak akan dapat melihat diriku.” Lalu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membaca ayat Al-Qur’an yang melindungi dirinya dari wanita itu. Dan apabila kamu membaca Al-Qur’an, niscaya Kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat suatu dinding yang tertutup. (Al Israa’:45) Lalu Ummu Jamil tiba di tempat Abu Bakar sambil berdiri bertolak pinggang, tetapi ia tidak melihat Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Ia berkata, “Hai Abu Bakar, saya dengar temanmu menghinaku.” Abu Bakar r.a. menjawab, “Tidak, beliau tidak menghinamu.” Maka Ummu Jamil pergi seraya berkata, “Semua orang Ouraisy mengetahui bahwa aku adalah anak perempuan pemimpin mereka.”
(44) Oleh karena itu, Allah berfirman, تُسَبِّحُ لَهُ السَّمٰوٰتُ السَّبْعُ وَالْاَرْضُ وَمَنْ فِيْهِنَّۗ وَاِنْ مِّنْ شَيْءٍ “Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalam-nya bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatu pun,” dari manusia, hewan, pepohonan, tumbuhan dan benda padat, yang hidup maupun yang mati اِلَّا يُسَبِّحُ بِحَمْدِهٖ “melainkan bertasbih dengan memujiNya,” de-ngan bahasa lisan dan bahasa tubuh وَلٰكِنْ لَّا تَفْقَهُوْنَ تَسْبِيْحَهُمْۗ “tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka,” maksudnya tasbih makhluk lain yang tidak berkomunikasi dengan bahasa kalian. Akan tetapi, semuanya dimengerti oleh Allah, Dzat Yang Maha Mengetahui perkara-perkara ghaib. اِنَّهٗ كَانَ حَلِيْمًا غَفُوْرًا “Sesungguhnya Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun,” lantaran Allah tidak menyegera-kan (hukuman) azab atas orang yang berkomentar tentangNya dengan komentar (miring) yang hampir-hampir langit-langit dan bumi pecah, gunung-gunung ikut runtuh menyungkur (karena ucapan itu). Tetapi, Dia memberi penangguhan bagi mereka, men-curahkan nikmat, memberi rizki dan menyeru mereka ke pintu taubat, supaya mereka bertaubat dari dosa yang besar ini. Dan berikutnya Allah memberi mereka pahala yang melimpah dan meng-ampuni dosa-dosa mereka. Seandainya bukan karena santunan dan ampunan Allah, tentulah langit-langit itu akan dirobohkan hingga tidak menyisakan satu pun dari binatang melata (yang hi-dup) di muka bumi ini.
Langit yang tujuh, bumi, dan semua yang ada di dalamnya yakni para malaikat, manusia, jin, dan makhluk lainnya baik yang berakal maupun yang tidak berakal senantiasa dan terus-menerus bertasbih kepada Allah dengan ucapan maupun keadaan yang menunjukkan kepatuhan dan ketundukan kepada hukum Allah. Dan tidak ada sesuatu pun dari mereka yang ada di langit dan di bumi melainkan bertasbih dengan memujinya, dengan caranya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sungguh, dia maha penyantun, maha pengampun kepada hamba-Nya yang berbuat dosa dan mau bertobat kepada-Nya. Pada ayat yang lalu Allah menyatakan bahwa kaum musyrik tidak memperoleh manfaat dari kehadiran Al-Qur’an walaupun telah berulang kali peringatan dijelaskan di dalamnya. Terkait dengan ini, Allah berfirman kepada nabi, dan apabila engkau wahai nabi Muhammad membaca Al-Qur’an yang merupakan petunjuk bagi sekalian manusia, niscaya kami adakan antara kamu dan orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat suatu dinding yang tertutup, yang menjadi penghalang bagi mereka di dalam memahami tuntunan Al-Qur’an.
Al-Isra Ayat 44 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Isra Ayat 44, Makna Al-Isra Ayat 44, Terjemahan Tafsir Al-Isra Ayat 44, Al-Isra Ayat 44 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Isra Ayat 44
Tafsir Surat Al-Isra Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)