{16} An-Nahl / النحل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الكهف / Al-Kahfi {18} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Isra الإسراء (Memperjalankan Di Waktu Malam) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 17 Tafsir ayat Ke 48.
انْظُرْ كَيْفَ ضَرَبُوا لَكَ الْأَمْثَالَ فَضَلُّوا فَلَا يَسْتَطِيعُونَ سَبِيلًا ﴿٤٨﴾
unẓur kaifa ḍarabụ lakal-amṡāla fa ḍallụ fa lā yastaṭī’ụna sabīlā
QS. Al-Isra [17] : 48
Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan untukmu (Muhammad); karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar).
Renungkanlah, wahai Rasul, karena heran dengan perkataan mereka, “Sesungguhnya Muhammad adalah penyihir dan penyair gila! Lalu mereka berbuat zalim dan menyimpang, serta tidak tertunjukkan kepada jalan kebenaran.”
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberitahukan kepada Nabi-Nya tentang apa yang dibisik-bisikkan oleh pemimpin orang-orang kafir Quraisy di antara sesamanya ketika mereka datang mendengarkan apa yang dibacakan oleh Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ secara sembunyi-sembunyi melalui kaum mereka. Mereka mengatakan bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ adalah seorang laki-laki yang kena sihir. Demikianlah menurut pendapat yang terkenal yang mengatakan bahwa kata mas-hur adalah bentuk isim maf’ul dari as-sihr yang artinya terkena sihir. Atau dapat dikatakan bahwa ia berasal dari as-sahar yang artinya paru-paru. Dengan kata lain, tiadalah yang kalian ikuti melainkan seorang manusia yang memakan makanan.
Dikatakan yus-haru bit ta’ami wasy’syarabi artinya diberi makan dan minum. Pendapat ini dinilai benar oleh Ibnu Jarir. Tetapi masih perlu dipertimbangkan kebenarannya, karena sesungguhnya orang-orang kafir itu dalam kalimatnya ini bermaksud bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ adalah seorang yang kena sihir yang memiliki jin. Jin itu selalu datang kepadanya menyampaikan kalam yang telah didengarnya, kemudian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membacanya.
Di antara orang-orang kafir ada yang menuduhnya (Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) sebagai seorang penyair, ada yang menuduhnya seorang tukang tenung, ada yang menuduhnya seorang yang gila, dan ada yang menuduhnya seorang yang ahli sihir. Karena itulah dalam ayat ini disebutkan oleh firman-Nya:
Lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan terhadapmu, karena itu mereka menjadi sesat dan tidak dapat lagi menemukan jalan (yang benar).
Yakni mereka tidak dapat memperoleh petunjuk ke jalan yang benar dan tidak dapat menemukan jalan keluar dari kesesatannya.
Muhammad ibnu Ishaq di dalam kitab As-Sirah-nya mengatakan, telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Muslim ibnu Syihab Az-Zuhri, ia pernah menceritakan suatu kisah bahwa Abu Sufyan ibnu Harb dan Abu Jahal ibnu Hisyam serta Al-Akhnas ibnu Syuraiq ibnu Amr ibnu Wahb As-Saqafi (teman sefakta Bani Zuhrah) keluar di suatu malam dengan tujuan untuk mendengar apa yang dibaca oleh Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam salatnya di malam hari di dalam rumahnya. Kemudian masing-masing orang dari mereka mengambil posisinya masing-masing untuk mencuri dengar dari tempat (posisi)nya, masing-masing dari mereka tidak mengetahui tempat temannya. Maka semalaman penuh mereka mendengarkan apa yang dibaca oleh Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Setelah fajar terbit, mereka bubar.’ Dan ketika mereka bertemu di tengah perjalan pulangnya, mereka saling mencela di antara sesamanya. Sebagian dari mereka mengatakan kepada sebagian yang lain, “Janganlah kalian lakukan lagi, karena kalau ada seseorang dari kalangan awam kalian melihat kalian, maka akan menimbulkan kecurigaan di hatinya terhadap kalian.” Setelah itu mereka pulang ke tempatnya masing-masing. Kemudian pada malam yang kedua, masing-masing dari mereka kembali ke tempat posisinya semula, lalu semalaman mereka mendengarkan bacaan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Ketika fajar terbit mereka bubar, dan dalam perjalanan pulangnya mereka bersua, lalu sebagian dari mereka mengatakan hal yang sama seperti kemarin kepada sebagian yang lainnya, kemudian pulang ke rumahnya masing-masing. Pada malam yang ketiganya masing-masing orang dari mereka kembali ke tempat posisinya semula, lalu semalaman mereka mendengarkan bacaan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (dalam salatnya) hingga fajar terbit, kemudian mereka pulang. Di tengah jalan mereka bersua, maka sebagian dari mereka mengatakan kepada sebagian yang lain, “Kita tidak mau meninggalkan tempat ini sebelum ada perjanjian di antara kita, bahwa kita tidak akan kembali lagi melakukan hal ini!” Akhirnya mereka mengadakan perjanjian di antara sesamanya, bahwa mereka tidak akan mengulanginya lagi. Setelah itu masing-masing pulang ke rumahnya. Pada keesokkan harinya Al-Akhnas ibnu Syuraiq mengambil tongkatnya, lalu keluar rumah menuju ke tempat Abu Sufyan ibnu Harb. Sesampainya di rumah Abu Sufyan, Al-Akhnas berkata kepadanya, “Hai Abu Hanzalah, bagaimanakah pendapatmu tentang apa yang telah engkau dengar dari Muhammad?” Abu Sufyan menjawab, “Hai Abu Salabah, demi Allah, sesungguhnya saya telah mendengar banyak hal yang saya ketahui, dan saya mengetahui apa yang dimaksud olehnya dengan perkataannya itu. Tetapi saya juga telah mendengar banyak hal yang tidak saya ketahui makna dan maksudnya.” Al-Akhnas berkata, “Demi yang engkau sebut dalam sumpahmu itu, saya pun mempunyai pemahaman yang sama.” Al-Akhnas pergi meninggalkan Abu Sufyan, lalu menuju ke rumah Abu Jahal. Sesampainya di rumah Abu Jahal, Al-Akhnas bertanya kepadanya, “Hai Abul Hakam, bagaimanakah pendapatmu tentang apa yang telah engkau dengar dari Muhammad?” Abu Jahal menjawab, “Apa yang saya dengar?” Abu Jahal melanjutkan perkataannya, “Kami dan Bani Abdu Manaf bersaing untuk merebut kedudukan. Mereka memberi makan, maka kami memberi makan pula. Mereka memberikan tunggangan, maka kami pun memberikan tunggangan pula. Dan mereka memberi, maka kami pun memberi pula. Hingga manakala kami sedang sengit-sengitnya berlomba, mereka mengatakan, ‘Di antara kami ada seorang nabi yang mendapat wahyu dari langit.’ Maka jika kami menjumpai masanya, demi Allah, kami tidak akan beriman kepadanya dan tidak mempercayainya selama-lamanya.” Maka Al-Akhnas bangkit meninggalkan Abu Jahal dan pulang ke rumahnya.
(48) Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, اُنْظُرْ “Lihatlah,” dengan keheranan. كَيْفَ ضَرَبُوْا لَكَ الْاَمْثَالَ “Bagaimana mereka membuat perumpamaan-perum-pamaan terhadapmu,” yang merupakan perumpamaan paling sesat dan paling jauh dari kebenaran فَضَلُّوْا “karena itu mereka menjadi sesat,” dalam masalah itu, atau menjadi faktor penyebab kesesatan mereka. Hal ini disebabkan mereka sendiri yang melandasi urusan mereka di atas pondasi kesesatan. Maka, suatu perkara yang diba-ngun di atas kerusakan, akan lebih parah kerusakannya. Maka me-reka tidak menemukan سَبِيْلًا “jalan (kebenaran),” maksudnya me-reka tidak mendapat petunjuk apa pun. Maka jatah bagi mereka adalah kesesatan yang utuh dan kezhaliman yang murni.
Allah memerintahkan kepada rasul, lihatlah bagaimana mereka membuat perumpamaan-perumpamaan terhadapmu, dengan menggunakan kata-kata seperti dukun, penyair, penyihir, gila, dan sebagainya, karena itu mereka menjadi sesat, jauh dari petunjuk tuhan, dan tidak dapat lagi menemukan jalan yang benar menuju kepadanya. Pada ayat yang lalu, Allah membicarakan perkara kenabian dan bantahan kepada kaum musyrik yang memperolok-olokkan nabi dan mendustakan Al-Qur’an. Kemudian pada ayat ini Allah membantah keragu-raguan mereka terhadap akhirat, kebangkitan dan pembalasan. Allah menyatakan, dan mereka, orang-orang yang tidak percaya kepada hari kebangkitan, berkata, apakah bila kami telah menjadi tulang-belulang yang berserakan dan benda-benda yang hancur, terpisah satu dengan yang lain apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang baru’.
Al-Isra Ayat 48 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Isra Ayat 48, Makna Al-Isra Ayat 48, Terjemahan Tafsir Al-Isra Ayat 48, Al-Isra Ayat 48 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Isra Ayat 48
Tafsir Surat Al-Isra Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)