{16} An-Nahl / النحل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الكهف / Al-Kahfi {18} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Isra الإسراء (Memperjalankan Di Waktu Malam) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 17 Tafsir ayat Ke 51.
أَوْ خَلْقًا مِمَّا يَكْبُرُ فِي صُدُورِكُمْ ۚ فَسَيَقُولُونَ مَنْ يُعِيدُنَا ۖ قُلِ الَّذِي فَطَرَكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ ۚ فَسَيُنْغِضُونَ إِلَيْكَ رُءُوسَهُمْ وَيَقُولُونَ مَتَىٰ هُوَ ۖ قُلْ عَسَىٰ أَنْ يَكُونَ قَرِيبًا ﴿٥١﴾
au khalqam mimmā yakburu fī ṣudụrikum, fa sayaqụlụna may yu’īdunā, qulillażī faṭarakum awwala marrah, fa sayun-giḍụna ilaika ru`ụsahum wa yaqụlụna matā huw, qul ‘asā ay yakụna qarībā
QS. Al-Isra [17] : 51
atau menjadi makhluk yang besar (yang tidak mungkin hidup kembali) menurut pikiranmu.” Maka mereka akan bertanya, “Siapa yang akan menghidupkan kami kembali?” Katakanlah, “Yang telah menciptakan kamu pertama kali.” Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepalanya kepadamu dan berkata, “Kapan (Kiamat) itu (akan terjadi)?” Katakanlah, “Barang kali waktunya sudah dekat,”
Atau jadilah suatu makhluk yang menurut akal kalian mustahil akan dibangkitkan kembali.” Maka mereka akan mengatakan sebagai bentuk pengingkaran, “Siapa yang akan mengembalikan kami kepada kehidupan setelah kematian?” Katakanlah kepada mereka, “Yang akan mengembalikan kalian ialah Allah yang telah menciptakan kalian dari ketiadaan pada pertama kalinya.” Ketika mereka mendengar jawaban ini, mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka penuh keheranan sambal mengejek dan mengatakan (sembari menganggap jauh kemungkinannya), “Kapan kebangkitan itu akan terjadi?” Katakanlah, “Tahukah kalian bahwa kebangkitan yang kalian pungkiri dan kalian anggap mustahil itu mungkin sudah dekat terjadinya?”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut pikiran kalian.
Ibnu Ishaq telah meriwayatkan dari Ibnu AbuNujaih, dari Mujahid, bahwa ia pernah bertanya kepada Ibnu Abbas mengenai maknanya, maka Ibnu Abbas menjawab bahwa yang dimaksud ialah maut. Atiyyah telah meriwayatkan dari Ibnu Umar, bahwa Ibnu Umar pernah mengatakan sehubungan dengan tafsir ayat ini, “Seandainya kalian telah mati, tentulah Allah akan menghidupkan kalian kembali.”
Hal yang sama telah dikatakan oleh Sa’id ibnu Jubair, Abu Saleh, Al-Hasan, Qatadah, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya.
Makna yang dimaksud ialah seandainya kalian benda mati —yang merupakan lawan kata dari hidup—tentulah Allah dapat menghidupkan kalian, jika Dia menghendaki, karena tiada sesuatu pun yang sukar bagi-Nya jika Dia menghendaki-Nya.
Sehubungan dengan tafsir ayat ini Ibnu Jarir telah mengetengahkan sebuah hadis yang bunyinya seperti berikut:
Kelak pada hari kiamat maut didatangkan dalam bentuk seekor kambing gibas yang bertanduk, lalu diberdirikan di antara surga dan neraka. Kemudian dikatakan, “Hai penduduk surga, tahukah kalian apakah ini?” mereka menjawab, “Ya.” Kemudian dikatakan lagi, “Hai penduduk neraka, tahukah, kalian apakah ini?” Mereka menjawab, “Ya.” Selanjutnya kambing itu disembelih di antara surga dan neraka, kemudian dikatakan, “Hai penduduk surga, kekallah kalian tanpa mati. Hai penduduk neraka, kekallah kalian tanpa mati!”
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
…atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut pikiran kalian.
Yakni jadilah kalian seperti langit, bumi, dan gunung-gunung.
Menurut riwayat yang lain, jadilah kalian sesuka kalian, maka Allah tetap akan menghidupkan kalian sesudah kalian mati.
Di dalam tafsir firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berikut ini yang diriwayatkan oleh Imam Malik, dari Az-Zuhri (yaitu firman-Nya):
…atau suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin (hidup) menurut pikiran kalian.
Makna yang dimaksud ialah maut (makhluk mati).
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Maka mereka akan bertanya, “Siapakah yang akan menghidupkan kami kembali?”
Artinya, siapakah yang akan menghidupkan kami bila kami menjadi batu atau besi atau makhluk lainnya yang kuat.
Katakanlah, “Yang telah menciptakan kalian pada yang pertama kali.”
Yaitu Tuhan Yang telah menciptakan kalian. Pada awal mulanya kalian bukan merupakan sesuatu yang disebut-sebut, kemudian jadilah kalian manusia yang menyebar. Sesungguhnya Dia mampu menghidupkan kembali kalian, sekalipun kalian telah berubah menjadi apa pun. Dalam ayat yang lain disebutkan oleh firman-Nya:
Dan Dialah yang menciptakan (manusia) dari permulaan, kemudian mengembalikan (menghidupkan)nya kembali, dan menghidupkan kembali itu lebih mudah bagi-Nya. (Ar Ruum:27), hingga akhir ayat.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepalanya kepadamu.
Ibnu Abbas dan Qatadah mengatakan bahwa mereka menggeleng-gelengkan kepalanya mengandung makna mencemoohkan.
Pendapat yang dikatakan oleh keduanya ini berdasarkan pengertian bahasa, karena makna ingad ialah menggerakkan kepala dari arah bawah ke arah atas atau sebaliknya. Termasuk ke dalam pengertian ini ialah dikatakan nagdun terhadap anak burung unta. Dikatakan demikian karena bila berjalan burung itu condong ke depan seraya mengangguk-anggukkan kepalanya. Dikatakan nagadat sinnuhu, artinya giginya bergerak dan goyah. Seorang penyair mengatakan,
“Giginya telah goyah karena usianya yang lanjut.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan berkata, “Kapan itu (akan terjadi)?”
Ungkapan ini menunjukkan pengertian bahwa mereka menganggap mustahil akan terjadinya hari berbangkit. Perihalnya sama dengan yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan mereka berkata, “Kapankah datangnya ancaman itu, jika kalian orang-orang yang benar?” (Al Mulk:25)
Orang-orang yang tidak beriman kepada hari kiamat meminta supaya hari itu disegerakan kedatangannya. (Asy Syuura:18)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Katakanlah, “Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat.”
Ayat ini dapat diartikan bahwa waspadalah kalian akan datangnya hari itu, karena sesungguhnya hari itu dekat waktunya bagi kalian. Hari itu pasti akan datang kepada kalian, karena sesuatu yang pasti terjadi akan menjadi kenyataan.
50-51. Karena itu, Allah memerintahkan RasulNya untuk berkata kepada para pengingkar Hari Kebangkitan yang menilainya mustahil, “Katakanlah, ‘Jadilah kamu sekalian batu atau besi, atau menjadi suatu makhluk yang besar (yang tidak mungkin hidup kembali)’ .” Maksudnya, makhluk yang membesar “menurut pikiranmu,” supaya kamu selamat –menurut persepsi kalian- dari kekuasaan Allah (untuk membangkitkan) kalian atau (selamat dari) terealisasinya kehendak Allah pada kalian. Karena dalam bentuk dan sifat seperti apa pun nisaya kamu tidak akan mampu melumpuhkan (ketetapan) Allah. Kamu tidak punya andil kuasa dalam pengaturan dirimu, baik tatkala hidup atau sesudah mati. Maka, serahkanlah urusan pengaturan dan penanganan kepada Dzat Yang Mahakuasa atas segala sesuatu dan menjangkau segala sesuatu. “Maka mereka akan bertanya,” tatkala engkau mengetengahkan hujjah atas mereka tentang Hari Kebangkitan, “Siapa yang akan menghidupkan kami kembali? Katakanlah, ‘Dzat Yang telah menciptakan kamu pada kali yang pertama’ ,” sebagaimana Dia telah menciptakan kamu, padahal sebelumnya kamu adalah sesuatu yang tidak pernah disebut, maka Dia-lah yang akan mengembalikan kamu sebagai makhluk yang baru,
“Sebagaimana Kami telah memulai penciptaan pertama begitulah Kami akan mengulanginya” (Al-Anbiya:104).
“Lalu mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka,” maksudnya menggerak-gerakkan kepala mereka sebagi bentuk pengingkaran dan ungkapan keheranan terhadap apa yang kamu katakana “dan mereka berkata, ‘Kapan itu (akan terjadi)?’ “ maksudnya kapan waktu terjadinya Hari Kebangkitan yang kamu sangka (terjadi) berdasarkan perkataanmu? Pertanyaan ini bukan untuk mengakui kenyataan Hari Kebangkitan, akan tetapi merupakan bentuk kebodohan dan kelemahan dari mereka “Katakanlah, ‘Mudah-mudahan waktu berbangkit itu dekat’ .” sesungguhnya penentuan waktu kapan Hari Kebangkitan tidaklah berfaidah. Akan tetapi, manfaat dan tuntutannya terdapat pada keyakinan dan pengakuan terhadapnya. Lalu apabila tidak demikian, maka sesungguhnya segala sesuatu yang pasti datang itu, berarti dekat.
Atau jadilah kamu suatu makhluk dari makhluk yang tidak mungkin mengalami hidup kembali menurut pikiranmu, karena lebih keras dari batu ataupun besi, niscaya tuhan akan menghidupkanmu dan membangkitkanmu. Maka setelah mendengar penjelasan itu, mereka akan bertanya, siapa yang akan menghidupkan kami kembali sesudah kami mati. Katakanlah wahai nabi Muhammad, yang telah menciptakan kamu pada kali yang pertama. Lalu setelah mendengar jawaban nabi, mereka akan menggeleng-gelengkan kepala mereka kepadamu karena tidak percaya dan berkata seakan-akan menantang, kapan kebangkitan itu akan terjadi’ katakanlah wahai nabi Muhammad, mudah-Mudahan waktu berbangkit itu dekat, dan pasti datang saat yang dijanjikan itu. Yaitu pada hari ketika dia memanggil kamu melalui malaikat, lalu kamu mematuhi-Nya dengan bersungguh-sungguh sambil memuji-Nya atas kuasa-Nya membangkitkan kamu, dan kamu mengira bahwa kamu tidak berdiam di dalam kubur atau di dunia kecuali sebentar saja, walaupun kamu berada di sana bertahun-tahun lamanya.
Al-Isra Ayat 51 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Isra Ayat 51, Makna Al-Isra Ayat 51, Terjemahan Tafsir Al-Isra Ayat 51, Al-Isra Ayat 51 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Isra Ayat 51
Tafsir Surat Al-Isra Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)