{16} An-Nahl / النحل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الكهف / Al-Kahfi {18} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Isra الإسراء (Memperjalankan Di Waktu Malam) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 17 Tafsir ayat Ke 59.
وَمَا مَنَعَنَا أَنْ نُرْسِلَ بِالْآيَاتِ إِلَّا أَنْ كَذَّبَ بِهَا الْأَوَّلُونَ ۚ وَآتَيْنَا ثَمُودَ النَّاقَةَ مُبْصِرَةً فَظَلَمُوا بِهَا ۚ وَمَا نُرْسِلُ بِالْآيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا ﴿٥٩﴾
wa mā mana’anā an nursila bil-āyāti illā ang każżaba bihal-awwalụn, wa ātainā ṡamụdan-nāqata mubṣiratan fa ẓalamụ bihā, wa mā nursilu bil-āyāti illā takhwīfā
QS. Al-Isra [17] : 59
Dan tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena (tanda-tanda) itu telah didustakan oleh orang terdahulu. Dan telah Kami berikan kepada kaum samud unta betina (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya (unta betina itu). Dan Kami tidak mengirimkan tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti.
Tidak ada yang bias menghalangi Kami untuk menurunkan mukjizat yang diminta orang-orang kafir, melainkan pendustaan umat-umat sebelum mereka. Allah telah mengabulkan permintaan mereka, tapi mereka mendustakan lalu mereka binasa. Kami telah berikan kepada Tsamud (mereka adalah kaum Nabi Shalih) mukjizat yang nyata, yaitu unta betina, tetapi mereka mengingkari mukjizat itu, maka Kami binasakan mereka. Kami tidak mengutus para rasul dengan membawa tanda-tanda, pelajaran-pelajaran dan mukjizat-mukjizat yang Kami letakkan di tangan mereka, melainkan untuk menakut-nakuti para hamba, agar mereka mengambil pelajaran dan mengingat.
Sunaid telah meriwayatkan dari Hammad ibnu Zaid, dari Ayyub, dari Sa’id ibnu Jubair yang mengatakan bahwa orang-orang musyrik pernah berkata kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, “Hai Muhammad, sesungguhnya kamu menduga bahwa sebelum kamu terdapat nabi-nabi. Di antara mereka ada yang angin ditundukkan baginya, ada yang dapat menghidupkan orang-orang mati. Maka jika kamu menginginkan agar kami beriman kepadamu dan membenarkanmu, maka doakanlah kepada Tuhanmu agar Dia menjadikan Bukit Safa ini emas buat kami.”
Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepada Nabi-Nya, “Sesungguhnya Aku telah mendengar apa yang dikatakan oleh mereka. Untuk itu jika kamu menghendaki agar Kami melakukannya, tentulah Kami akan memenuhi permintaan mereka. Tetapi jika sesudah itu mereka tidak beriman, maka azab Kami akan turun (menimpa mereka). Karena sesungguhnya tidak ada tawar-menawar lagi sesudah turunnya tanda-tanda kekuasaan Kami (mukjizat). Dan jika kamu menginginkan Kami menangguhkan kaummu, tentulah Kami akan memberikan masa tangguh kepada mereka.” Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berdoa memohon kepada Tuhannya:
Ya Tuhanku, tangguhkanlah mereka.
Imam Ahmad meriwayatkan, lelah menceritakan kepada kami Usman ibnu Muhammad, telah menceritakan kepada kami Jarir, dari Al-A’masy, dan Ja’far ibnu Iyas, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas yang menceritakan bahwa penduduk Mekah pernah meminta kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ agar menjadikan Bukit Safa emas buat mereka, dan gunung-gunung yang ada di sekitar mereka dilenyapkan sehingga mereka dapat melakukan cocok tanam. Maka dikatakan kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, “Jika kamu menghendaki agar mereka diberi masa tangguh, maka Kami akan menangguhkan mereka. Dan jika kamu suka bila permintaan mereka di kabulkan, maka Kami akan memenuhi apa yang mereka minta. Tetapi jika mereka tetap kafir, maka mereka akan binasa sebagaimana binasanya umat-umat sebelum mereka.” Nabi Saw, berkata, “Tidak, melainkan berilah masa tangguh kepada mereka.” Lalu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya:
Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu., hingga akhir ayat.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Salamah ibnu Kahil, dari Imran ibnu Nakim, dari Ibnu Abbas yang telah mengatakan bahwa orang-orang Quraisy pernah mengatakan kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, “Doakanlah kepada Tuhanmu agar Dia menjadikan Bukit Safa ini emas bagi kami, maka kami akan beriman kepadamu.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya, “Apakah kalian benar-benar akan melakukannya?” Mereka menjawab, “Ya.” Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berdoa. Kemudian Jibril datang kepadanya, lalu berkata, “Sesungguhnya Tuhanmu mengirimkan salam buatmu dan berpesan bahwa jika kamu suka, maka pada keesokkan paginya Bukit Safa ini akan menjadi emas buat mereka. Tetapi barang siapa di antara mereka yang kafir sesudah itu, maka Aku akan mengazab mereka dengan azab yang belum pernah Kutimpakan kepada seorang pun dari kalangan umat manusia. Dan jika kamu suka Aku bukakan bagi mereka semua pintu tobat dan rahmat, maka akan Aku lakukan.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berkata, “Tidak, bahkan (saya memilih) pintu tobat dan rahmat.”
Al-Hafiz Abu Ya’la di dalam kitab musnadnya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ismail ibnu Ali Al-Ansari, telah menceritakan kepada kami Khalaf ibnu Tamim Al-Masisi, dari Abdul Jabbar ibnu Umar Al-Abli, dari Abdullah ibnu Ata ibnu Ibrahim, dari neneknya (yaitu Ummu Ata, pelayan Az-Zubair ibnul Awwam) yang telah menceritakan bahwa ia pernah mendengar Az-Zubair mengatakan bahwa ketika firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berikut ini diturunkan: Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. (Asy Syu’ara:214) Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berseru dengan suara yang keras di atas puncak Abu Qubais, “Hai keluarga Abdu Manaf, sesungguhnya aku memberikan peringatan!” Kemudian datanglah orang-orang Quraisy menemuinya, lalu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memberikan peringatan dan ancaman kepada mereka. Maka mereka berkata, “Kamu menduga bahwa dirimu seorang nabi yang mendapat wahyu. Sesungguhnya Sulaiman telah ditundukkan baginya angin dan gunung, Musa telah ditundukkan baginya laut, dan Isa dapat menghidupkan orang-orang mati. Maka doakanlah pada Allah agar Dia menyisihkan (memindahkan) gunung-gunung ini dari kami dan mengalirkan sungai-sungai di buminya sehingga kami dapat menggarapnya dan melakukan cocok tanam padanya buat makan kami. Dan jika engkau tidak mau, maka doakanlah kepada Allah semoga Dia menghidupkan orang-orang mati kami agar kami dapat berbicara dengan mereka dan mereka pun dapat berbicara dengan kami. Jika engkau tidak mau, maka doakanlah kepada Allah untuk kami agar Dia menjadikan bagi kami batu besar yang berada di bawahmu itu emas sehingga kami dapat memahatnya dan dapat memberikan kecukupan kepada kami tanpa harus melakukan perjalanan musim dingin dan musim panas. Karena sesungguhnya engkau menduga bahwa dirimu sama seperti mereka (nabi-nabi itu).” Ketika kami masih berada di sekeliling Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, tiba-tiba turunlah wahyu. Setelah wahyu selesai, Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya Dia mau memberiku apa yang kalian minta itu, seandainya aku menghendaki, niscaya terjadi. Akan tetapi, Allah memberiku pilihan. Yaitu kalian masuk ke dalam pintu rahmat, sehingga orang yang beriman di antara kalian mau beriman, atau diserahkan kepada kalian menurut apa yang kalian pilih, nanti akibatnya kalian akan kehilangan pintu rahmat, dan akhirnya tiada seorang pun dari kalian yang beriman. Maka aku memilih pintu rahmat, sehingga berimanlah orang-orang yang mau beriman dari kalian. Dan Allah memberitahukan kepadaku bahwa jika Dia memberi apa yang kalian minta itu, lalu kalian tetap kafir, maka sesungguhnya Dia akan mengazab kalian dengan azab yang belum pernah Dia timpakan kepada seorang pun dari umat manusia.
Lalu turunlah firman-Nya:
Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu.
Dan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membaca tiga ayat, lalu turun pula firman-Nya:
Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat diguncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang telah mati dapat berbicara. (Ar Ra’du:31), hingga akhir ayat.
Karena itulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami).
Maksudnya, mendatangkan dan mengirimkan tanda-tanda kebesaran sesuai dengan apa yang diminta oleh kaummu itu adalah hal yang mudah bagi Kami. Hanya saja tanda-tanda kekuasaan Kami itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu sesudah mereka memintanya, maka diberlakukanlah sunnah Kami atas mereka, juga terhadap orang-orang yang seperti mereka. Yaitu bila mereka mendustakannya sesudah dikirimkan, maka .tiada masa tangguh lagi bagi mereka, dan azab langsung turun menimpa mereka. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى di dalam surat Al-Maidah, melalui firman-Nya:
Allah berfirman, “Sesungguhnya Aku akan menurunkan hidangan itu kepada kalian, barang siapa yang kafir di antara kalian sesudah itu, maka sesungguhnya Aku akan menyiksanya dengan siksaan yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia.” (Al Maidah:115)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman menceritakan kaum Samud ketika mereka meminta suatu tanda kekuasaan Allah, yaitu seekor unta betina yang keluar dari batu besar yang ditentukan oleh mereka. Maka Nabi mereka (yaitu Saleh a.s.) berdoa kepada Tuhannya memohon suatu mukjizat, lalu Allah mengeluarkan seekor unta betina buat mereka dari batu besar itu sesuai dengan apa yang mereka minta.
Tetapi setelah mereka berbuat aniaya terhadap unta itu, yakni ingkar kepada Tuhan yang menciptakannya dan mendustakan Rasul-Nya serta menyembelih unta betina itu, maka Allah berfirman:
Bersukarialah kamu sekalian di rumah kalian selama tiga hari, itu adalah janji yang tidak dapat didustakan. (Huud:65)
Karena itulah dalam ayat surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
Dan telah Kami berikan kepada Samud unta betina itu.
Yakni Mukjizat yang berupa unta betina itu menunjukkan akan keesaan Tuhan yang menciptakannya dan membenarkan rasul-Nya yang doanya diperkenankan.
…tetapi mereka menganiaya unta betina itu.
Mereka berbuat aniaya terhadap unta betina itu, melarang hari minumny a, dan membunuhnya. Maka Allah membinasakan mereka sehabis-habisnya sebagai pembalasan dari-Nya terhadap mereka. Allah mengazab mereka dengan azab Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti.
Qatadah mengatakan bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mempertakuti manusia dengan tanda kekuasaan yang dikehendaki-Nya, agar manusia dapat mengambil pelajaran dan peringatan darinya, lalu mereka kembali kepada-Nya.
Telah diriwayatkan kepada kami bahwa kota Kufah pernah mengalami gempa di masa Ibnu Mas’ud r.a., lalu Ibnu Mas’ud r.a. berkata, “Hai manusia, sesungguhnya Tuhan kalian sedang memperingatkan kalian, maka kembalilah kalian kepada-Nya!”
Hal yang sama pernah terjadi pula atas kota Madinah di masa pemerintahan Khalifah Umar ibnul Khattab r.a. selama berkali-kali, maka Khalifah Umar berkata, “Kalian telah membuat bid’ah. Demi Allah, seandainya terjadi lagi gempa, sungguh saya akan melakukan anu, sungguh aku akan melakukan anu (maksudnya memberantas perkara bid’ah).”
Dalam hadis yang muttafaq ‘alaih disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Sesungguhnya matahari dan bulan, keduanya adalah tanda kekuasaan Allah, dan sesungguhnya keduanya tidak mengalami gerhana karena matinya seseorang dan tidak (pula) karena hidup (lahir)nya seseorang, tetapi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mempertakuti hamba-hamba-Nya melalui keduanya. Untuk itu apabila kalian melihat gerhana, bergegaslah kalian untuk mengingat Allah, berdoa dan memohon ampun kepada-Nya. Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Hai umat Muhammad, demi Allah, tiada seorang pun yang lebih cemburu daripada Allah, bila ada hamba laki-lakinya berbuat zina atau ada hamba perempuannya berbuat zina. Hai umat Muhammad, demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang saya ketahui, tentulah kalian sedikit tertawa dan banyak menangis.
(59) Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan rahmatNya dengan tidak menu-runkan ayat-ayat (tanda-tanda kebesaranNya) yang diinginkan oleh para pendusta itu. Tidak ada penghalang untuk menurunkan ayat-ayat itu kecuali karena khawatir mereka akan mendustakan-nya. Sehingga apabila mereka mendustakan ayat-ayat itu, pastilah akan disegerakan azab yang membinasakan mereka tanpa ditunda-tunda lagi. Sebagaimana telah terjadi pada orang-orang terdahulu yang mendustakan.
Di antara ayat Allah yang terbesar adalah ayat yang telah di-turunkan kepada kaum Tsamud berupa unta besar yang mencengang-kan, yang seluruh kabilah minum darinya. Kendati demikian, mereka tetap mendustakan ayat Allah tersebut. Akibatnya, mereka pun ditimpa oleh azab yang telah Allah kisahkan kepada kita di dalam kitabNya.
Mereka pun demikian. Seandainya telah datang tanda-tanda kebesaran Allah yang agung, niscaya mereka tidak mau beriman. Karena yang menghalangi mereka dari keimanan bukanlah kesa-maran tentang kebenaran ajaran rasul, atau ketidakjelasan apakah risalahnya hak atau batil? Karena sesungguhnya telah banyak ke-terangan yang jelas yang menunjukkan tentang kebenaran risalah yang dibawa Rasulullah, yang pasti akan mendatangkan hidayah bagi orang yang bermaksud mencari hidayah. Maka demikian pula keadaan kaum yang lain. Pastilah akan menyikapinya seperti orang-orang sebelum mereka. Maka, tidak diturunkannya ayat-ayat (yang mereka minta itu) merupakan kebaikan bagi mereka dan lebih ber-manfaat.
Dan FirmanNya, وَمَا نُرْسِلُ بِالْاٰيٰتِ اِلَّا تَخْوِيْفًا “Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti,” maksudnya bukanlah maksud dari diturunkannya ayat-ayat itu untuk menjadi seruan dan faktor yang mendatangkan keimanan, sehingga tidak mungkin orang menjadi beriman kecuali dengannya. Akan tetapi, maksud semua itu adalah untuk menakuti-nakuti dan membuat ciut, agar mereka tercegah dari keyakinan yang dahulu mereka pegang teguh.
Orang-orang kafir mekah berkata bahwa nabi-nabi dahulu dapat melakukan perbuatan yang luar biasa, seperti mengarahkan angin menurut kehendaknya atau menghidupkan orang mati, lalu mereka meminta kepada nabi Muhammad agar menunjukkan bukti kenabiannya dengan mengubah bukit safa menjadi emas, maka turunlah wahyu Allah, dan tidak ada yang menghalangi kami untuk mengirimkankepadamu tanda-tanda kekuasaan kami yang dapat dilihat, melainkan karena tandatanda itu telah didustakan oleh orang terdahulu. Dan di antara tanda-tanda yang telah kami berikan kepada umat terdahulu yaitu tanda-tanda yang kami berikan kepada kaum Å amud, kaumnya nabi saleh, berupa unta betina sebagai mukjizat yang dapat dilihat, sebagaimana yang diusulkan oleh mereka, tetapi mereka menganiaya unta betina itu dengan membunuhnya. Dan kami tidak mengirimkan tanda-tanda itu melainkan untuk menakut-nakuti agar mereka beriman. Akan tetapi mereka tidak mau beriman, walaupun telah kami tunjukkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan kami yang bersifat indrawi yang mereka minta. Jika kami menunjukkan tanda-tanda itu kepadamu niscaya kamu akan mendustakan pula, dan dengan demikian akan berlaku pula ketentuan kami menghancurkan penduduk negeri yang durhaka sebagaimana berlaku kepada kaum sebelum kamu. Selanjutnya Allah mengingatkan kepada nabi Muhammad agar tidak ragu-ragu menyampaikan risalah-Nya, dan tidak bersedih hati karena penolakan orang-orang kafir terhadap ayat-ayat Allah. Dan ingatlah ketika kami wahyukan kepadamu, wahai nabi Muhammad, sungguh, ilmu dan kekuasaan tuhanmu meliputi seluruh manusia. Sampaikanlah ini kepada semua manusia dan janganlah bersedih hati karena penolakan mereka terhadap ayat-ayat kami. Dan ketahuilah kami tidak menjadikan mimpi, atau penglihatan dalam keadaan sadar, yang telah kami perlihatkan kepadamu, pada malam isra mikraj melainkan sebagai ujian bagi manusia agar menjadi jelas siapa di antara mereka yang percaya dan siapa yang tidak percaya dan begitu pula apa yang kami wahyukan kepadamu tentang pohon yang terkutuk dalam Al-Qur’an agar menjadi ujian bagi manusia siapa di antara mereka yang percaya dan siapa yang tidak percaya. Dan dengan kedua macam tanda itu kami menakut-nakuti mereka, supaya mereka beriman tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.
Al-Isra Ayat 59 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Isra Ayat 59, Makna Al-Isra Ayat 59, Terjemahan Tafsir Al-Isra Ayat 59, Al-Isra Ayat 59 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Isra Ayat 59
Tafsir Surat Al-Isra Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)