{16} An-Nahl / النحل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الكهف / Al-Kahfi {18} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Isra الإسراء (Memperjalankan Di Waktu Malam) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 17 Tafsir ayat Ke 60.
وَإِذْ قُلْنَا لَكَ إِنَّ رَبَّكَ أَحَاطَ بِالنَّاسِ ۚ وَمَا جَعَلْنَا الرُّؤْيَا الَّتِي أَرَيْنَاكَ إِلَّا فِتْنَةً لِلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُونَةَ فِي الْقُرْآنِ ۚ وَنُخَوِّفُهُمْ فَمَا يَزِيدُهُمْ إِلَّا طُغْيَانًا كَبِيرًا ﴿٦٠﴾
wa iż qulnā laka inna rabbaka aḥāṭa bin-nās, wa mā ja’alnar-ru`yallatī araināka illā fitnatal lin-nāsi wasy-syajaratal-mal’ụnata fil-qur`ān, wa nukhawwifuhum fa mā yazīduhum illā ṭugyānang kabīrā
QS. Al-Isra [17] : 60
Dan (ingatlah) ketika Kami wahyukan kepadamu, “Sungguh, (ilmu) Tuhanmu meliputi seluruh manusia.” Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon yang terkutuk (zaqqum) dalam Al-Qur’an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.
Ingatlah, wahai Rasul, ketika Kami berkata kepadamu: Sesungguhnya Rabb-mu meliputi manusia dengan ilmu dan kuasa-Nya. Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu secara kasat mata pada malam Isra dan Mi’raj berupa keajaiban makhluk ciptaan melainkan sebagai ujian bagi manusia, agar bisa diketahui yang kafir di antara mereka dari yang beriman. Kami tidak menjadikan pohon Zaqqum terkutuk yang disebutkan dalam Al Qur’an melainkan sebagai ujian bagi manusia. Kami menakut-nakuti orang-orang musyrik dengan aneka macam azab dan tanda-tanda,tetapi intimidasi tersebut tidak menambah mereka kecuali semakin larut dalam kekafiran dan kesesatan.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepada Rasul-Nya yang di dalamnya terkandung anjuran agar ia menyampaikan risalah-Nya (kepada umat manusia) dan memberitahukan kepadanya bahwa Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memeliharanya dari gangguan manusia. Sesungguhnya Allah Mahakuasa atas manusia, dan mereka semuanya berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya serta tunduk di bawah keperkasaan dan kekuatan-Nya.
Mujahid, Urwah ibnuz Zubair, Al-Hasan, Qatadah, dan lain-lainnya mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan (ingatlah) ketika Kami wahyukan kepadamu, “Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia.”
Yakni Allah memelihara kamu dari gangguan mereka.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Kami tidak manjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia., hingga akhir ayat.
Imam bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnu Abdullah, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Amr, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia. (Al Israa’:60) Bahwa yang dimaksud dengan mimpi dalam ayat ini ialah pemandangan yang diperlihatkan kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di malam Isra. dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk di dalam Al-Qur’an. (Al Israa’:60) Yang dimaksud ialah pohon zaqqum.
Dalam permulaan tafsir surat ini telah disebutkan hadis-hadis mengenai Isra secara terperinci.
Dalam kisah Isra disebutkan bahwa ada segolongan orang menjadi murtad dari agama yang hak setelah mendengar kisah ini, karena kisah ini tidak dapat diterima oleh hati dan akal mereka, maka mereka mendustakannya. Akan tetapi, Allah menjadikan kisah ini sebagai kekokohan iman dan keyakinan sebagian manusia lainnya: Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
…melainkan sebagai ujian.
Yakni sebagai cobaan dan ujian buat mereka.
Adapun yang dimaksud dengan pohon yang terkutuk ialah pohon zaqqum. Ketika Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menceritakan kepada mereka bahwa beliau telah melihat surga dan neraka serta melihat pula pohon kayu zaqqum, maka dengan spontan mereka mendustakannya. Sehingga Abu Jahal — semoga laknat Allah menimpanya—mengatakan, “Datangkanlah kepada kami buah kurma dan zubdah,” lalu Abu Jahal mencampuradukkan keduanya menjadi satu dan memakannya seraya berkata, “Marilah kita buat zaqqum, kami tidak mengenal istilah zaqqum kecuali makanan (campuran kurma dan zubdah) ini.” Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abbas, Masruq, Abu Malik, Al-Hasan Al-Basri, dan lain-lainnya. Dan semua ulama yang mengatakan bahwa mimpi tersebut adalah di malam Isra menafsirkan hal yang sama, yaitu pohon kayu zaqqum (maksudnya pohon yang terkutuk itu adalah pohon zaqqum).
Ibnu Jarir mengatakan bahwa ia pernah mendengar hadis dari Muhammad ibnul Hasan ibnu Zabalah, telah menceritakan kepada kami Abdul Muhaimin ibnu Abbas ibnu Sahl ibnu Sa’d, telah menceritakan kepadaku ayahku, dari kakekku yang pernah menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah melihat (dalam mimpinya) Bani Fulan sedang berjingkrak-jingkrak seperti kera di atas mimbar beliau. Melihat hal itu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersedih hati, dan sejak saat itu beliau tidak pernah tertawa sampai beliau wafat. Sehubungan dengan hal tersebut Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya: Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia. (Al Israa’:60), hingga akhir ayat.
Sanad hadis ini pun lemah sekali karena Muhammad ibnul Hasan ibnu Zabalah berpredikat matruk, dan gurunya berpredikat daif pula. Karena itulah maka ibnu Jarir memilih bahwa yang dimaksud dengan peristiwa itu terjadi di malam Isra, dan bahwa pohon kayu yang terkuruk adalah pohon zaqqum. Kemudian ibnu Jarir mengatakan, ia memilih pendapat ini dengan alasan karena semua ulama ahli takwil telah sepakat mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi dalam mimpi Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ (yakni di malam Isra) dan pohon itu adalah pohon zaqqum.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Kami menakut-nakuti mereka.
Yakni orang-orang kafir, dengan ancaman dan siksaan serta pembalasan.
tetapi demikian itu hanyalah menambah besar, kedurhakaan mereka. (Al Israa’:60)
Artinya, hal tersebut justru menambah mereka tenggelam di dalam kekafiran dan kesesatannya, dan hal seperti ini merupakan penghinaan Allah terhadap mereka.
(60) وَاِذْ قُلْنَا لَكَ اِنَّ رَبَّكَ اَحَاطَ بِالنَّاسِۗ “Dan (ingatlah), ketika Kami wah-yukan kepadamu, ‘Sesungguhnya Rabbmu meliputi segala manusia’,” yaitu ilmu dan kekuasaanNya. Maka tidak ada bagi mereka tempat berlindung dariNya, dan tidak ada tempat persembunyian bagi mereka dariNya. Maka, ini sudah cukup bagi orang-orang yang berakal untuk meninggalkan segala sesuatu yang Allah benci yang (ilmu dan kekuasaanNya) meliputi segala sesuatu. وَمَا جَعَلْنَا الرُّءْيَا الَّتِيْٓ اَرَيْنٰكَ “Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu,” kebanyakan ahli tafsir mengartikan kata ‘ar-ru`ya’ ter-sebut dengan malam Isra` وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُوْنَةَ “dan pohon kayu yang ter-kutuk,” yang disebutkan فِى الْقُرْاٰنِ “dalam al-Qur`an,” yaitu pohon Zaqqum yang tumbuh di dasar Neraka Jahim.
Pengertian ayat ini adalah, apabila dua perkara ini saja sudah menjadi sumber fitnah bagi manusia, sehingga orang-orang kafir terus terang dengan keingkarannya, dan kejahatan mereka semakin menjadi-jadi, sementara sebagian orang yang lemah imannya kembali menjadi kafir, (hanya) dengan sebab kabar berita yang Rasu-lullah sampaikan tentang kejadian-kejadian (luar biasa) di malam Isra`, yaitu perjalanan (yang dimulai) dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa, yang merupakan peristiwa yang sangat luar biasa, dan informasi tentang adanya pohon yang tumbuh di dasar Neraka Jahim termasuk kejadian yang di luar kewajaran, ini saja sudah me-nyebabkan orang-orang itu mendustakan, maka bagaimana sean-dainya mereka menyaksikan ayat-ayat Allah yang lebih besar dan kejadian-kejadian yang lebih luar biasa? Bukankah hal itu akan se-makin menyebabkan kenaikan tingkat keburukan mereka? Oleh karenanya, Allah pun merahmati mereka dan memalingkannya dari mereka.
Dari sini, kita bisa mengetahui bahwa tidak dijelaskannya se-cara rinci peristiwa-peristiwa luar biasa yang akan terjadi di masa mendatang dalam al-Kitab dan as-Sunnah adalah lebih utama dan lebih baik. Karena perkara-perkara besar yang belum pernah disak-sikan padanannya oleh orang-orang, mungkin saja akal-akal mereka tidak mau menerimanya. [Apabila mereka diberitahu sebelum ter-jadinya peristiwa itu], maka hal itu berpotensi menimbulkan ke-raguan di hati orang-orang Mukmin, dan menjadi penghalang bagi orang-orang yang belum masuk Islam dan membuat orang lari dari Islam. Akan tetapi, Allah menggunakan lafazh-lafazh umum yang mencakup semua kejadian yang akan terjadi. Wallahu a’lam.
وَنُخَوِّفُهُمْۙ “Dan Kami menakut-nakuti mereka,” dengan ayat-ayat. فَمَا يَزِيْدُهُمْ “Tetapi yang demikian itu tidaklah menambah mereka,” maksud-nya, ancaman itu (tidaklah menambah mereka) اِلَّا طُغْيَانًا كَبِيْرًا “me-lainkan kedurhakaan yang besar,” ungkapan ini lebih mewakili predikat keburukan dan rasa cinta terhadap keburukan itu, kebencian mereka terhadap kebaikan dan kepongahan kepadanya.
Selanjutnya Allah mengingatkan kepada nabi Muhammad agar tidak ragu-ragu menyampaikan risalah-Nya, dan tidak bersedih hati karena penolakan orang-orang kafir terhadap ayat-ayat Allah. Dan ingatlah ketika kami wahyukan kepadamu, wahai nabi Muhammad, sungguh, ilmu dan kekuasaan tuhanmu meliputi seluruh manusia. Sampaikanlah ini kepada semua manusia dan janganlah bersedih hati karena penolakan mereka terhadap ayat-ayat kami. Dan ketahuilah kami tidak menjadikan mimpi, atau penglihatan dalam keadaan sadar, yang telah kami perlihatkan kepadamu, pada malam isra mikraj melainkan sebagai ujian bagi manusia agar menjadi jelas siapa di antara mereka yang percaya dan siapa yang tidak percaya dan begitu pula apa yang kami wahyukan kepadamu tentang pohon yang terkutuk dalam Al-Qur’an agar menjadi ujian bagi manusia siapa di antara mereka yang percaya dan siapa yang tidak percaya. Dan dengan kedua macam tanda itu kami menakut-nakuti mereka, supaya mereka beriman tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka. Penolakan orang-orang kafir kepada para rasul itu bukanlah sesuatu yang baru. Para rasul sebelum nabi Muhammad juga mendapatkan perlakuan yang sama dari kaumnya. Permusuhan kepada para nabi bahkan telah dimulai semenjak permusuhan iblis kepada nabi adam. Dan ingatlah ketika kami berfirman kepada para malaikat, sujudlah kamu semua kepada adam, yakni sujud dengan tujuan penghormatan bukan menyembah, lalu mereka semuanya sujud, kecuali iblis yang enggan bersujud karena keangkuhan dan kedurhakaannya. Ia (iblis) berkata, apakah aku harus bersujud kepada orang yang engkau ciptakan dari tanah yang rendah derajatanya daripadaku yang engkau ciptakan dari api’.
Al-Isra Ayat 60 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Isra Ayat 60, Makna Al-Isra Ayat 60, Terjemahan Tafsir Al-Isra Ayat 60, Al-Isra Ayat 60 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Isra Ayat 60
Tafsir Surat Al-Isra Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)