{16} An-Nahl / النحل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الكهف / Al-Kahfi {18} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Isra الإسراء (Memperjalankan Di Waktu Malam) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 17 Tafsir ayat Ke 64.
وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ وَأَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ وَشَارِكْهُمْ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ وَعِدْهُمْ ۚ وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطَانُ إِلَّا غُرُورًا ﴿٦٤﴾
wastafziz manistaṭa’ta min-hum biṣautika wa ajlib ‘alaihim bikhailika wa rajilika wa syārik-hum fil-amwāli wal-aulādi wa ‘id-hum, wa mā ya’iduhumusy-syaiṭānu illā gurụrā
QS. Al-Isra [17] : 64
Dan perdayakanlah siapa saja di antara mereka yang engkau (Iblis) sanggup dengan suaramu (yang memukau), kerahkanlah pasukanmu terhadap mereka, yang berkuda dan yang berjalan kaki, dan bersekutulah dengan mereka pada harta dan anak-anak lalu beri janjilah kepada mereka.” Padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka.
Anggaplah ringan semua orang yang bisa kamu anggap ringan di antara mereka, dengan mengajaknya untuk bermaksiat kepada-Ku, dan kerahkanlah terhadap mereka semua yang kamu sanggupi berupa pasukanmu yang berkendara dan berjalan kaki. Jadikanlah untuk dirimu berserikat dalam harta mereka, dengan mereka mencarinya dari keharaman, dan berserikat dalam anak-anak dengan menghias-hiasi zina, kemaksiatan dan menyelisihi perintah-perintah Allah sehingga banyak kedurhakaan dan kerusakan. Janjikan para pengikutmu dari keturunan Adam dengan janji-janji dusta, karena semua janji setan itu batil dan tipu daya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan godalah (bujuklah) siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu.
Menurut suatu pendapat, yang dimaksud dengan saut dalam ayat ini ialah nyanyian.
Mujahid mengatakan bahwa yang dimaksud ialah dengan hiburan dan nyanyian yang membuat mereka terbuai dan lupa diri.
Ibnu Abbas telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan godalah (bujuklah) siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu.
Bahwa makna yang dimaksud ialah setiap penyeru yang menyeru manusia kepada perbuatan maksiat terhadap Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki.
Yakni kerahkanlah semua pasukanmu, baik yang berkuda maupun yang berjalan kaki, terhadap mereka. Lafaz rajilun adalah bentuk jamak dari rajulun, sama halnya dengan lafaz rakibun, jamak dari rakibun, dan sahibun jamak dari sahibun. Makna ayat, kuasailah mereka dengan segala kemampuan yang kamu miliki. Hal ini merupakan perintah yang berdasarkan takdir, seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman-Nya:
Tidakkah kamu lihat, bahwasanya Kami telah mengirim setan-setan itu kepada orang-orang kafir untuk menggoda mereka berbuat maksiat dengan sungguh-sungguh? (Maryam:83)
Yakni menggugah orang-orang kafir untuk melakukan perbuatan-perbuatan maksiat dengan anjuran yang sungguh-sungguh, dan menggiring mereka dengan penuh semangat untuk melakukannya.
Ibnu Abbas dan Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
…dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki.
Makna yang dimaksud ialah setiap pengendara dan pejalan kaki yang maksiat terhadap Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Qatadah mengatakan, Sesungguhnya setan mempunyai pasukan berkuda dan pasukan jalan kaki dari kalangan manusia dan jin. Mereka adalah orang-orang yang taat kepada perintah setan. Di dalam bahasa Arab disebutkan Ajlaba Fulanun ‘Ala Fulanin, artinya Si Fulan mengerahkan kemampuannya terhadap si Anu, yakni dengan mengeluarkan suara keras memberinya semangat. Termasuk ke dalam pengertian ini kalimat yang mengatakan bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melarang mengeluarkan suara teriakan dan suara gaduh dalam perlombaan. Dan termasuk ke dalam pengertian kata ini pula lafaz al-jalabah yang artinya suara teriakan yang keras.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak.
Menurut Ibnu Abbas dan Mujahid makna yang dimaksud ialah perbuatan yang dianjurkan setan kepada mereka, misalnya membelanjakan harta untuk perbuatan maksiat terhadap Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Ata mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah melakukan riba.
Al-Hasan mengatakan, maknanya ialah menghimpun harta benda dari hasil yang kotor dan membelanjakannya ke jalan yang haram. Hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah.
Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas r.a. bahwa kebersamaan setan dan mereka dalam harta benda mereka ialah hal-hal yang diharamkan oleh setan dari sebagian ternak mereka, yakni ternak saibah, ternak bahirah, dan lain sebagainya. Hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah dan Ad-Dahhak.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa hal yang paling utama sehubungan dengan makna ayat ini ialah bila dikatakan bahwa makna ayat mencakup kesemua pendapat yang telah disebutkan di atas.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan anak-anak.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas. Mujahid, dan Ad-Dahhak, bahwa makna yang dimaksud ialah anak-anak yang lahir dari hasil zina.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah anak-anak mereka yang mereka bunuh tanpa dosa, korban kedangkalan pikiran dan ketiadaan pengetahuan mereka.
Qatadah telah meriwayatkan dari Al-Hasan Al-Basri, bahwa demi Allah, sungguh setan telah berserikat dengan mereka dalam harta benda dan anak-anak mereka. Mereka menjadikan anak-anaknya Majusi, Yahudi, dan Nasrani serta mewarnai mereka bukan dengan celupan Islam. Mereka pun membagikan sebagian harta mereka buat setan. Hal yang sama telah dikatakan oleh Qatadah.
Abu Saleh telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa makna yang dimaksud ialah penamaan anak mereka dengan nama Abdul Haris, Abdu Syams, dan Abdu Fulan.
Ibnu Jarir mengatakan, pendapat yang paling layak dinilai benar ialah bila dikatakan bahwa yang dimaksud ialah setiap anak yang dilahirkan oleh ibunya, lalu diberinya nama yang tidak disukai oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى atau memasukkan anaknya ke dalam agama yang tidak diridai oleh Allah, atau anak dihasilkan dari hubungan zina, atau setelah lahir anak dibunuhnya, atau perbuatan-perbuatan lain yang dinilai sebagai perbuatan durhaka terhadap Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى maka semua perbuatan yang maksiat terhadap Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى termasuk ke dalam pengertian iblis ikut andil persekutuan di dalamnya, apakah yang menyangkut harta ataupun anak. Karena Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman-Nya mengatakan:
…dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak.
tidak memberikan pengkhususan terhadap makna serikat yang ada di dalamnya. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa setiap perbuatan yang menjurus kepada perbuatan durhaka terhadap Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى atau taat kepada setan, berarti setan ikut andil di dalamnya.
Apa yang dikatakan oleh Ibnu Jarir ini mempunyai alasan yang cukup terarah, semuanya bersumberkan dari ulama Salaf yang masing-masingnya menafsirkan sebagian dari pengertian perserikatan. Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan melalui Iyad ibnu Hammad, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda:
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman, “Sesungguhnya Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif (cenderung kepada agama yang hak dan menolak agama yang batil), lalu setan datang kepada mereka dan menyesatkan mereka dari agamanya, serta mengharamkan kepada mereka apa-apa yang Aku telah halalkan bagi mereka.”
Di dalam kitab Sahihain disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Seandainya seseorang di antara mereka apabila hendak mendatangi istrinya mengucapkan, “Dengan nama Allah. Ya Allah, jauhkanlah kami dari setan dan jauhkanlah anak yang Engkau rezekikan kepada kami dari setan, “melainkan jika ditakdirkan bagi keduanya mempunyai anak dari hubungan itu, tentulah setan tidak dapat membahayakan anaknya selama-lamanya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan belaka.
Perihalnya sama dengan apa yang diceritakan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tentang iblis, bahwa apabila perkara hak telah terbukti kenyataannya, yaitu di hari Allah melakukan peradilan dengan hak. Disebutkan bahwa iblis (setan) berkata, sebagaimana yang disitir oleh firman-Nya:
Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepada kalian janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepada kalian, tetapi aku menyalahinya. (Ibrahim:22), hingga akhir ayat.
(64) Kemudian Allah memerintahkan iblis untuk melakukan apa saja yang ia mampu untuk menyesatkan mereka, seraya ber-firman, وَاسْتَفْزِزْ مَنِ اسْتَطَعْتَ مِنْهُمْ بِصَوْتِكَ “Dan tipu dayalah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu.” Termasuk dalam konteks ini setiap penyeru kepada perbuatan maksiat وَاَجْلِبْ عَلَيْهِمْ بِخَيْلِكَ وَرَجِلِكَ “dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki.” Masuk dalam pengertian ayat ini adalah setiap pengendara dan orang yang berjalan di atas kemaksiatan kepada Allah, maka semuanya termasuk dari tentara berkuda dan pasukan pejalan kaki milik setan. Maksudnya, bahwasanya Allah berkehendak untuk menguji hamba-hambaNya dengan musuh yang nyata ini yang mengajak mereka untuk bermaksiat dengan perkataan dan perbuat-annya.
وَشَارِكْهُمْ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِ “Dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak,” ini meliputi setiap kemaksiatan yang terkait dengan harta benda dan anak-anak mereka, berupa menentang membayar zakat, kaffarah dan hak-hak yang wajib, tidak membina dan mendidik anak untuk mengerjakan kebaikan dan meninggalkan keburukan, mengambil harta yang bukan haknya atau mengguna-kannya tanpa alasan yang benar atau menempuh cara-cara yang buruk. Bahkan para ahli tafsir menyebutkan bahwa termasuk juga dalam intervensi setan pada harta dan anak yaitu meninggalkan ucapan tasmiyah (bismillah) ketika makan, minum dan jima’, dan bahwa bila dia tidak menyebut Nama Allah dalam melakukan hal itu, maka setan ikut serta di dalamnya, sebagaimana disebutkan dalam hadits وَعِدْهُمْۗ “dan beri janjilah mereka,” yaitu janji-janji indah yang tidak ada realitanya.
Oleh karenanya, Allah berfirman, وَمَا يَعِدُهُمُ الشَّيْطٰنُ اِلَّا غُرُوْرًا “dan tidak ada yang dijanjikan oleh setan kepada mereka melainkan tipuan be-laka,” yaitu kebatilan yang akan pupus. Seperti memperindah pan-dangan kepada kemaksiatan dan keyakinan-keyakinan yang buruk kepada mereka, dan menjanjikan pahala bagi mereka dengan itu, lantaran mereka menyangka berada di atas kebenaran. Allah berfir-man,
اَلشَّيْطٰنُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاۤءِ ۚ وَاللّٰهُ يَعِدُكُمْ مَّغْفِرَةً مِّنْهُ وَفَضْلًا ۗ
“Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir); sedang Allah menjadikan untuk-mu ampunan dan karunia dariNya.” (Al-Baqarah: 268).
Dan perdayakanlah siapa saja di antara mereka anak cucu adam yang engkau, yakni iblis sanggup melakukannya dengan suaramu yang memukau dan ajakanmu yang menggoda, dan lakukanlah dengan segala kemampuanmu, kerahkanlah pasukanmu terhadap mereka, yang berkuda dan yang berjalan kaki, dan bersekutulah dengan mereka pada harta dengan menggoda agar mereka mencari dan menginfakkan hartanya dengan jalan yang haram, dan berserikatlah dengan mereka pada anak-anak dengan berbuat zina sehingga melahirkan anak-anak sebagai hasil dari perbuatannya atau menguburkannya anak perempuan mereka hiduphidup, lalu beri janjilah kepada mereka bahwa mereka tidak akan mendapat siksaan dengan perbuatannya itu. Padahal setan itu hanya menjanjikan tipuan belaka kepada mereka. Sesungguhnya terhadap hamba-hamba-ku yang taat dan berbuat kebajikan menuruti perintah-ku, engkau wahai iblis, tidaklah dapat berkuasa atas mereka, engkau tidak dapat menyesatkan mereka walaupun engkau kerahkan segenap kemampuanmu untuk menggoda mereka. Dan cukuplah tuhanmu sebagai penjaga bagi mereka sehingga engkau tidak dapat menyesatkannya.
Al-Isra Ayat 64 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Isra Ayat 64, Makna Al-Isra Ayat 64, Terjemahan Tafsir Al-Isra Ayat 64, Al-Isra Ayat 64 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Isra Ayat 64
Tafsir Surat Al-Isra Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)