{16} An-Nahl / النحل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الكهف / Al-Kahfi {18} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Isra الإسراء (Memperjalankan Di Waktu Malam) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 17 Tafsir ayat Ke 67.
وَإِذَا مَسَّكُمُ الضُّرُّ فِي الْبَحْرِ ضَلَّ مَنْ تَدْعُونَ إِلَّا إِيَّاهُ ۖ فَلَمَّا نَجَّاكُمْ إِلَى الْبَرِّ أَعْرَضْتُمْ ۚ وَكَانَ الْإِنْسَانُ كَفُورًا ﴿٦٧﴾
wa iżā massakumuḍ-ḍurru fil-baḥri ḍalla man tad’ụna illā iyyāh, fa lammā najjākum ilal-barri a’raḍtum, wa kānal-insānu kafụrā
QS. Al-Isra [17] : 67
Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilang semua yang (bi-asa) kamu seru, kecuali Dia. Tetapi ketika Dia menyelamatkan kamu ke daratan, kamu berpaling (dari-Nya). Dan manusia memang selalu ingkar (tidak bersyukur).
Apabila kalian ditimpa kesusahan di lautan hingga kalian hampir tenggelam dan binasa, maka hilanglah dari kalian sembahan-sembahan yang dulu kalian sembah, dan kalian hanya mengingat Allah Yang Mahakuasa semata, agar Dia menolong dan menyelamatkan kalian. Kalian pun tulus kepada-Nya dalam memohon pertolongan dan bantuan, lalu Dia membantu dan menyelamatkan kalian. Tatkala Dia telah menyelamatkan kalian ke daratan, maka kalian berpaling dari keimanan, keikhlasan, dan amal shalih. Ini akibat kejahilan dan kekafiran manusia. Dan manusia itu sangat ingkar terhadap nikmat-nikmat Allah.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan bahwa sesungguhnya manusia itu apabila tertimpa bahaya, pastilah mereka berseru kepada-Nya seraya bertobat kepada-Nya dan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya. Disebutkan oleh firman-Nya:
Dan apabila kalian ditimpa bahaya di lautan, niscaya hilanglah siapa yang kalian seru, kecuali Dia.
Yakni lenyaplah dari hati kalian segala sesuatu yang kalian sembah selain Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Seperti yang terjadi pada diri Ikrimah ibnu Abu Jahal ketika ia melarikan diri dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pada hari kemenangan kaum muslim atas kota Mekah. Ikrimah melarikan diri dan menaiki perahu dengan tujuan ke negeri Habsyah. Di tengah laut tiba-tiba bertiuplah angin badai. Maka sebagian kaum yang ada dalam perahu itu berkata kepada sebagian yang lain, “Sesungguhnya tiada gunanya bagi kalian melainkan jika kalian berdoa kepada Allah semata.” Maka Ikrimah berkata kepada dirinya sendiri, “Demi Allah, sesungguhnya jika tiada yang dapat memberikan manfaat (pertolongan) di lautan selain Allah, maka sesungguhnya tiada yang dapat mamberikan manfaat di daratan selain Dia juga. Ya Allah, saya berjanji kepada Engkau, seandainya Engkau selamatkan aku dari amukan badai laut ini, aku benar-benar akan pergi menemui Muhammad dan akan meletakkan kedua tanganku pada kedua tangannya (yakni menyerahkan diri), dan aku merasa yakin akan menjumpainya seorang yang belas kasihan lagi penyayang.”
Akhirnya selamatlah mereka dari laut itu. Lalu mereka kembali kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, dan Ikrimah masuk Islam serta berbuat baik dalam masa Islamnya. Semoga Allah melimpahkan ridha-Nya kepada Ikrimah dan memuaskannya dengan pahala-Nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…maka tatkala Dia menyelamatkan kalian ke daratan, kalian berpaling.
Maksudnya, kalian lupa kepada pengakuan kalian yang kalian ikrarkan di laut, yaitu bahwa Allah Maha Esa, lalu kalian berpaling, tidak mau menyembah dia Yang Maha Esa lagi tiada sekutu bagi-Nya.
Dan manusia itu adalah selalu tidak berterima kasih.
Yakni tabiat manusia itu ialah selalu lupa kepada nikmat Allah dan mengingkarinya, kecuali hanya orang-orang yang dipelihara oleh Allah dari hal tersebut.
(67) Dan di antara rahmatNya yang menunjukkan bahwa Dia-lah satu-satunya Dzat yang layak disembah, bukan obyek yang lain, adalah tatkala mereka tertimpa bahaya di lautan, kemudian mereka takut akan binasa karena gulungan ombak, niscaya hilanglah dari benak mereka, segala sesuatu yang mereka sembah selain Allah di waktu lapang, baik sesembahan itu hidup atau mati. Seolah-olah mereka tidak pernah menyeru sesembahan itu sama sekali. Hal ini disebabkan mereka mengetahui bahwasanya sesembahan itu tak berdaya untuk menghilangkan bahaya (yang sedang dihadapi).
Mereka pun berteriak menyeru sang Pencipta langit dan bumi, Dzat yang dimintai perlindungan oleh semua makhluk dalam ma-salah-masalah mereka yang genting. Pada waktu seperti ini mereka mengikhlaskan doa dan ketundukan kepada Allah semata. Akan tetapi, ketika Allah telah menghilangkan bahaya dan menyelamat-kan mereka hingga sampai ke daratan, maka mereka lupa kepada Dzat tempat mereka berdoa sebelumnya. Mereka menyekutukan denganNya suatu obyek yang tidak mampu memberi manfaat dan mudharat, tidak memberi dan tidak pula mampu mencegah pem-berian. Mereka pun berpaling dari keikhlasan untuk Rabb dan Pe-nguasa mereka.
Ini disebabkan kebodohan manusia dan kekufurannya. Karena sesungguhnya manusia itu sering mengkufuri nikmat-nikmat yang diberikan. Kecuali orang-orang yang diberi hidayah, maka Allah memberikan nikmat kepada mereka dengan akal yang sehat dan mengambil petunjuk menuju jalan yang lurus. Ia mengetahui bah-wasanya Dzat yang telah menghilangkan kesulitan-kesulitan dan menyelamatkannya dari kengerian-kengerian, Dia-lah yang berhak untuk ditunggalkan dan diikhlaskan kepadaNya seluruh amalan, baik dalam keadaan lapang atau sempit, susah ataupun senang. Adapun orang yang ditelantarkan tanpa bimbingan (dari Allah) dan diserahkan kepada penanganan akalnya yang lemah, maka tidak menghiraukan pada waktu kesulitan kecuali hanya kemasla-hatan sesaat dan keselamatannya di waktu itu. Ketika dia telah men-dapatkan keselamatan dan kesulitan telah menjauhinya, niscaya dia menduga dengan akalnya yang bodoh bahwa dia telah melemah-kan Allah. Di dalam hatinya tidak terbetik akibat jelek yang bersifat duniawi, apalagi perkara akhirat.
Dan apabila kamu ditimpa bahaya di lautan, diterpa angin kencang atau ombak yang besar, niscaya hilang dari ingatanmu semua berhala dan tuhan-tuhan yang biasa kamu seru, kecuali dia, kamu hanya mengingat dia dan bermohon kepada-Nya agar menyelamatkan kamu dari bahaya yang menimpa. Tetapi ketika dia, Allah, telah menyelamatkan kamu sehingga kamu dapat kembali dengan selamat ke daratan, kamu berpaling dari-Nya, tidak lagi mengesakan-Nya dan tidak lagi bergantung kepada-Nya, karena kamu merasa telah bebas dari bahaya. Dan manusia memang selalu ingkar, tidak mensyukuri nikmat yang dianugerahkan Allah kepada-Nya, kecuali orang-orang yang taat dan mendapat petunjuk-Nya. Maka apakah kamu benar-benar telah merasa aman bahwa dia tidak akan membenamkan sebagian daratan bersama kamu, sebelum kamu tiba dengan selamat ke pantai, atau dia meniupkan angin keras yang membawa batu-batu kecil’ dan kamu tidak akan mendapat seorang pelindung pun, yang dapat melindungi kamu dari bahaya yang menimpamu.
Al-Isra Ayat 67 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Isra Ayat 67, Makna Al-Isra Ayat 67, Terjemahan Tafsir Al-Isra Ayat 67, Al-Isra Ayat 67 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Isra Ayat 67
Tafsir Surat Al-Isra Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)