{16} An-Nahl / النحل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الكهف / Al-Kahfi {18} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Isra الإسراء (Memperjalankan Di Waktu Malam) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 17 Tafsir ayat Ke 83.
وَإِذَا أَنْعَمْنَا عَلَى الْإِنْسَانِ أَعْرَضَ وَنَأَىٰ بِجَانِبِهِ ۖ وَإِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ كَانَ يَئُوسًا ﴿٨٣﴾
wa iżā an’amnā ‘alal-insāni a’raḍa wa na`ā bijānibih, wa iżā massahusy-syarru kāna ya`ụsā
QS. Al-Isra [17] : 83
Dan apabila Kami berikan kesenangan kepada manusia, niscaya dia berpaling dan menjauhkan diri dengan sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan, niscaya dia berputus asa.
Apabila Kami berikan kenikmatan kepada manusia berupa harta, kesehatan dan semacamnya, niscaya ia berpaling dan menjauh dari ketaatan kepada Rabb-nya. Apabila ia ditimpa kesusahan berupa kefakiran atau penyakit, maka ia sangat berputus asa; karena ia tidak yakin dengan karunia Allah. Kecuali siapa yang dilindungi Allah dalam dua keadaan yaitu senang dan susahnya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan tentang kekurangan diri manusia secara apa adanya, kecuali orang-orang yang dipelihara oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam dua keadaan, yaitu keadaan senang dan sengsara. Karena sesungguhnya bila Allah memberinya nikmat berupa harta, kesehatan, kemenangan, rezeki, pertolongan, dan memperoleh apa yang diinginkannya, maka ia berpaling, tidak mau mengerjakan ketaatan kepada Allah, tidak mau menyembah-Nya, serta berpaling membalikkan tubuhnya. Menurut Mujahid, makna membelakang dengan sikap yang sombong ialah menjauh dari Allah.
Menurut kami, ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu darinya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. (Yunus:12)
maka tatkala Dia menyelamatkan kalian ke daratan, kalian berpaling. (Al Israa’:67)
Bahwa manusia itu apabila tertimpa malapetaka dan musibah,
…niscaya dia berputus asa.
Yakni putus harapan untuk dapat kembali normal dan putus asa untuk mendapat kebaikan sesudah kesusahannya itu, sama dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Dan jika Kami rasakan kepada manusia suatu rahmat (nikmat) dari Kami, kemudian rahmat itu Kami cabut darinya, pastilah dia menjadi putus asa lagi tidak berterima kasih. Dan jika Kami rasakan kepadanya kebahagiaan sesudah bencana yang menimpanya, niscaya dia akan berkata, “Telah hilang bencana-bencana itu dariku, ” sesungguhnya dia sangat gembira lagi bangga, kecuali orang-orang yang sabar (terhadap bencana), dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka itu beroleh ampunan dan pahala yang besar. (Huud:9-11)
(83) Begitulah tabiat manusia dari sudut pandang dzatnya, kecuali orang-orang yang mendapat hidayah dari Allah. Manusia itu saat meraih kenikmatan dari Allah, maka dia bersuka cita de-ngannya, menyombongkan diri dengannya, berpaling dan menjauhi Rabbnya, tidak bersyukur kepadaNya dan tidak mau mengingatNya وَاِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ “dan apabila dia ditimpa kesusahan,” seperti sakit atau selainnya كَانَ يَـُٔوْسًا “niscaya dia berputus asa,” dari kebaikan. Dia putus asa dari harapan (mendapatkan rahmat) Rabbnya, dan me-nyangka bahwasanya keadaan yang menimpanya itu akan terjadi selamanya.
Adapun orang yang mendapatkan hidayah Allah, maka dia merendahkan diri dan bersyukur kepada Rabbnya tatkala mendapat-kan kenikmatan. Apabila ditimpa musibah, maka dia memohon dengan merendahkan diri kepada Rabbnya dan mengharap kekuat-an kepada Allah, supaya segera dihilangkan musibah yang telah menimpanya. Dengan itu, akan lebih meringankan beban cobaannya.
Dan apabila kami berikan kenikmatan kepada manusia, seperti kesehatan atau kekayaan niscaya dia berpaling tidak bersyukur kepada Allah dan menjauhkan diri dari mengingat Allah dengan sombong; dan apabila dia ditimpa kesusahan, seperti sakit atau kemiskinan niscaya dia berputus asa kehilangan harapan dari rahmat Allah. Katakanlah wahai nabi Muhammad, setiap orang berbuat sesuai dengan keadaannya masing-masing, yakni sesuai pembawaannya, caranya dan kecenderungannya dalam mencari petunjuk dan menempuh jalan menuju kebenaran. Maka tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya dan siapa yang lebih sesat jalannya. Kepada setiap orang dari kedua golongan itu tuhan memberikan balasan sesuai dengan perbuatannya.
Al-Isra Ayat 83 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Isra Ayat 83, Makna Al-Isra Ayat 83, Terjemahan Tafsir Al-Isra Ayat 83, Al-Isra Ayat 83 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Isra Ayat 83
Tafsir Surat Al-Isra Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111