{16} An-Nahl / النحل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الكهف / Al-Kahfi {18} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Isra الإسراء (Memperjalankan Di Waktu Malam) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 17 Tafsir ayat Ke 90.
وَقَالُوا لَنْ نُؤْمِنَ لَكَ حَتَّىٰ تَفْجُرَ لَنَا مِنَ الْأَرْضِ يَنْبُوعًا ﴿٩٠﴾
wa qālụ lan nu`mina laka ḥattā tafjura lanā minal-arḍi yambụ’ā
QS. Al-Isra [17] : 90
Dan mereka berkata, “Kami tidak akan percaya kepadamu (Muhammad) sebelum engkau memancarkan mata air dari bumi untuk kami,
Ketika Al Qur’an telah melemahkan orang-orang kafir dan mengalahkan mereka, maka mereka menuntut mukjizat yang sejalan dengan hawa nafsu mereka seraya mengatakan: Kami tidak akan percaya kepadamu, wahai Muhammad, dan melaksanakan apa yang kamu katakan hingga kamu bisa memancarkan mata air yang mengalir untuk kami dari bumi Makkah.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Yunus ibnu Bukair, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ishaq, telah menceritakan kepadaku seorang syekh (guru) dari kalangan ulama Mesir yang telah bermukim bersama kami sejak empat puluh tahun lebih, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa Atabah, Syaibah (keduanya anak Rabi’ah), Abu Sufyan ibnu Harb —seorang lelaki dari Bani Abdud Dar— dan Abul Buhturi (keduanya saudara Banil Asad), Al-Aswad ibnul Muftalib ibnu Asad, Zam’ah ibnul Aswad, Al-Walid ibnul Mugirah, Abu Jahal ibnu Hisyam, Abdullah ibnu Abu Umayyah, Umayyah ibnu Khalaf, Al-As ibnu Wail, Nabih dan Munabbih (keduanya anak Al-Hajjaj As-Sahmi), semuanya berkumpul atau termasuk di antara mereka yang ada dalam perkumpulan itu. Mereka berkumpul sesudah matahari terbenam di atas Ka’bah. Sebagain dari mereka berkata kepada sebagian yang lain, “Kirimkanlah utusan kepada Muhammad untuk mengundangnya agar kita dapat berbicara dan berdebat dengannya hingga ia mengemukakan alasan yang sebenarnya.” Lalu mereka mengirimkan utusannya, dan si utusan menyampaikan kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, “Para pemuka kaummu telah mengadakan pertemuan untuk melakukan pembicaraan denganmu.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ datang dengan segera seraya menduga bahwa barangkali mereka telah sadar akan perkara yang dibawanya. Sebelum itu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sangat menginginkan agar mereka mendapat petunjuk, karena dengan masuk Islamnya mereka maka akan bertambah kuatlah agamanya. Setelah Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sampai kepada mereka, lalu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ duduk. Dan mereka berkata, “Hai Muhammad, sesungguhnya kami telah mengirim utusan kami kepadamu untuk mengetahui alasanmu yang sebenarnya. Dan sesungguhnya kami, demi Allah, sepengetahuan kami engkau adalah seorang lelaki dari kalangan bangsa Arab yang memasukkan agama baru kepada kaumnya, dan engkau telah mencaci-maki nenek moyang, mencela agamanya, dan menilainya kurang berakal, juga mencela sesembahan-sesembahan kami dan memecahkan persatuan. Sehingga tiada suatu hal buruk pun melainkan kamu telah melakukannya di antara kami dan kamu. Jika engkau mendatangkan Al-Qur’an itu karena ingin mencari harta, maka kami sanggup mengumpulkan harta dari harta kami buatmu, sehingga kamu menjadi orang yang paling banyak hartanya di antara kami. Dan jika engkau melakukan hal tersebut hanya untuk mencari kedudukan di kalangan kami, kami sanggup menjadikanmu sebagai penghulu (pemimpin) kami. Dan jika engkau berkeinginan menjadi seorang raja, maka kami akan menjadikanmu sebagai raja kami. Dan jika perkataan yang datang kepadamu (yakni Al-Qur’an) lalu kamu sampaikan itu berasal dari jin yang menguasai dirimu — mereka menamakan jin yang suka merasuki orang dengan sebutan ri’yun —, maka kami sanggup membelanjakan harta kami untuk mencari tabib yang dapat menyembuhkan dirimu dari gangguannya, atau kami memaafkanmu jika kami tidak sanggup menyembuhkanmu dan memaklumimu.”
Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab melalui sabdanya:
Apa yang kalian katakan itu tidak ada pada diriku. Dan tidaklah aku menyampaikan kepada kalian apa yang aku sampaikan ini untuk mencari harta kalian, tidak pula mencari kedudukan di antara kalian, serta tidak pula ingin menjadi raja atas kalian, melainkan Allah telah mengutusku kepada kalian sebagai seorang rasul. Dia telah menurunkan kepadaku sebuah Kitab (Al-Qur’an), dan memerintahkan kepadaku agar menjadi pembawa berita gembira dan pemberi peringatan kepada kalian. Maka aku sampaikan semua risalah Tuhanku kepada kalian dan aku menasihatkan hal yang baik bagi kalian. Jika kalian mau menerima apa yang aku sampaikan kepada kalian, maka kalian menjadi orang-orang yang beruntung di dunia dan akhirat. Dan jika kalian menolaknya, aku tetap bersabar menjalankan perintah Allah, hingga Allah memberikan keputusan-Nya antara aku dan kalian.
Demikianlah jawaban yang disampaikan oleh Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ kepada mereka atau dengan ungkapan yang semakna.
Mereka mengatakan, “Hai Muhammad, jika engkau tidak mau menerima apa yang kami tawarkan kepadamu, maka sesungguhnya engkau telah mengetahui bahwa tiada seorang manusia pun yang negerinya lebih sempit daripada negeri kami dan hartanya lebih sedikit daripada harta kami serta penghidupannya lebih keras daripada kami. Oleh karena itu, mintalah kepada Tuhanmu yang telah mengutusmu untuk menyampaikan risalah-Nya, hendaknyalah Dia menyingkirkan (menghilangkan) bukit-bukit yang menyempitkan negeri kami ini. Dan hendaknyalah Dia meluaskan negeri kami serta memancarkan padanya sungai-sungai seperti sungai-sungai yang terdapat di negeri Syam dan negeri Irak. Dan hendaknyalah Dia membangkitkan (menghidupkan) kembali nenek moyang kami, yang antara lain ialah Qusay ibnu Kilah, karena sesungguhnya beliau adalah seorang syekh yang selalu berkata jujur. Maka kami akan menanyai mereka tentang apa yang kamu sampaikan ini, apakah benar ataukah batil? Jika engkau dapat melakukan apa yang kami minta, barulah kami dapat mempercayaimu dan membenarkanmu serta mengetahui kedudukanmu di sisi Allah, bahwa Dia benar telah mengutusmu sebagai seorang rasul, seperti yang kamu akui itu.”
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab mereka melalui sabdanya:
Saya diutus bukan untuk hal itu, sesungguhnya saya hanya sebagai juru penyampai kepada kalian dari sisi Allah tentang apa yang diutuskan-Nya kepadaku untuk menyampaikannya. Dan sesungguhnya saya telah menyampaikan apa yang diutuskan-Nya kepadaku untuk menyampaikannya kepada kalian. Maka jika kalian mau menerimanya, hal itu merupakan keberuntungan bagi kalian di dunia dan akhirat. Dan jika kalian menolaknya serta mengembalikannya kepadaku, maka saya tetap akan bersabar menjalankan perintah Allah, hingga Allah memberikan keputusan antara saya dan kalian.
Mereka berkata, “Jika kamu tidak dapat melakukan hal itu buat kami, maka buatlah bukti untuk dirimu sendiri. Untuk itu, mintalah kepada Tuhanmu agar Dia mengirimkan kepadamu malaikat yang akan membenarkan apa yang kamu katakan dan kami dapat menanyainya tentang perihal kamu. Dan mintalah kepada Tuhanmu agar Dia menjadikan bagimu taman-taman, perbendaharaan-perbendaharaan, dan gedung-gedung dari emas dan perak, agar kamu menjadi orang yang berkecukupan hingga tidak memerlukan apa yang kami tawarkan kepadamu. Karena sesungguhnya kamu biasa berdiri di pasar-pasar dan mencari penghidupan sebagaimana kami mencarinya. Dengan demikian, maka kami dapat mengetahui keutamaan kedudukanmu di sisi Tuhanmu, jika engkau benar seorang rasul seperti apa yang kamu akui itu.”
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab mereka melalui sabdanya:
Aku tidak akan melakukannya dan aku tidak akan memintanya kepada Tuhanku. Aku diutus kepada kalian bukanlah untuk itu, tetapi Allah mengutusku sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Jika kalian mau menerimanya, maka itulah keberuntungan kalian di dunia dan akhirat. Dan jika kalian menolaknya dan mengembalikannya kepadaku, maka aku tetap akan bersabar dalam menjalankan perintah Allah, hingga Dia memberi keputusan di antara aku dan kalian.
Mereka berkata, “Kalau demikian, runtuhkanlah langit, karena menurut dugaanmu jika Tuhanmu menghendaki sesuatu, Dia dapat melakukannya. Dan kami tetap tidak mau beriman kepadamu kecuali jika kamu melakukan hal itu.”
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab mereka melalui sabdanya:
Demikian itu terserah kepada Allah, jika Dia berkehendak, tentu dapat melakukannya buat kalian.
Mereka berkata, “Hai Muhammad, tidakkah Tuhanmu mengetahui bahwa kami akan berkumpul denganmu dalam suatu majelis, lalu kami menanyakan banyak hal kepadamu dan memintamu untuk membuktikan apa yang kami minta? Maka Dia datang kepadamu dan mengajarkan kepadamu jawaban dari apa yang kami lontarkan kepadamu, dan Dia memberitahukan kepadamu apa yang sebaiknya kamu lakukan terhadap kami dalam hal ini jika kami tidak mau menerima apa yang kamu sampaikan kepada kami. Sesungguhnya telah sampai suatu berita kepada kami bahwa sesungguhnya yang mengajarkan kepadamu itu sama dengan apa yang diajarkan kepada seorang lelaki dari negeri Yamamah yang dikenal dengan nama Ar-Rahman (yakni Musailamah Al-Kazzab). Dan sesungguhnya, demi Allah, kami tidak percaya kepada Ar-Rahman selamanya. Karena itulah kami memaafkan keadaanmu itu, hai Muhammad. Ingatlah, demi Allah, kami tidak akan membiarkanmu, apa yang kamu lakukan itu terhadap eksistensi kami akan membuat kami membinasakanmu atau kamu membinasakan kami.”
Salah seorang dari mereka mengatakan, “Kami menyembah malaikat-malaikat, mereka adalah anak-anak perempuan Allah.” Dan yang lainnya mengatakan, “Kami tidak akan beriman kepadamu sebelum engkau mendatangkan Allah dan para malaikat berhadapan dengan kami.”
Setelah mendengar ucapan mereka yang demikian itu, maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pergi meninggalkan mereka. Kepergian beliau diiringi oleh Abdullah ibnu Abu Umayyah ibnul Mugirah ibnu Abdullah ibnu Umar ibnu Makhzum, anak bibi Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, yaitu Atikah binti Abdul Muttalib.
Abdullah ibnu Abu Umayyah mengatakan, “Hai Muhammad, kaummu telah menawarkan kepadamu tawaran-tawaran tersebut, tetapi kamu tidak mau menerimanya dari mereka. Kemudian mereka meminta bukti darimu buat mereka, yaitu beberapa hal, agar dengannya mereka mengetahui kedudukanmu di sisi Allah, tetapi kamu tidak mau melakukannya pula. Lalu mereka meminta kepadamu agar mendatangkan suatu azab yang dengannya kamu dapat membuat mereka takut. Demi Allah, saya tidak akan beriman kepadamu sebelum kamu mendatangkan sebuah tangga, lalu kamu naik ke langit, sedangkan saya melihatmu sampai di langit, kemudian kamu turun lagi dengan membawa sebuah kitab yang terbuka dengan diiringi oleh empat malaikat yang mempersaksikan bahwa kamu benar seperti apa yang kamu katakan. Demi Allah, seandainya kamu dapat melakukan hal tersebut, saya yakin bahwa diri saya masih belum mau membenarkanmu.”
Kemudian Abdullah ibnu Abu Umayyah pergi meninggalkan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Rasul pun pulang ke rumah keluarganya dalam keadaan bersedih hati lagi kecewa, karena apa yang ia harapkan dari kaumnya agar masuk Islam di saat ia menyeru mereka tidak terkabulkan, bahkan mereka bersikap menjauhinya.
Pertemuan yang mereka adakan bersama Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ itu, seandainya menurut pengetahuan Allah mereka meminta hal itu kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dengan permintaan memohon petunjuk, tentulah apa yang mereka minta itu diperkenankan oleh-Nya. Akan tetapi, Allah telah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka meminta hal itu karena dorongan ingkar dan kekafiran mereka terhadap Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Maka Allah berfirman kepada Nabi-Nya, “Jika engkau menginginkan agar Kami memberi mereka, tentulah Kami akan memberi mereka apa yang dimintanya. Tetapi jika mereka masih tetap ingkar sesudahnya, maka Aku akan mengazab mereka dengan azab yang belum pernah Aku timpakan kepada seorang pun dari kalangan umat manusia. Dan jika engkau menginginkan agar Aku membukakan bagi mereka pintu tobat dan pintu rahmat, maka Aku akan melakukannya.” Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berkata:
Tidak, bahkan bukakanlah bagi mereka pintu tobat dan pintu rahmat-(Mu).
Hal ini sama dengan apa yang telah disebutkan di dalam dua hadis yang masing-masing diriwayatkan oleh Ibnu Abbas dan Az-Zubair ibnul Awwam, yaitu dalam tafsir firman-Nya:
Dan sekali-kali tidak ada yang menghalangi Kami untuk mengirimkan (kepadamu) tanda-tanda (kekuasaan Kami), melainkan karena tanda-tanda itu telah didustakan oleh orang-orang dahulu. Dan telah Kami berikan kepada Samud unta betina itu (sebagai mukjizat) yang dapat dilihat, tetapi mereka menganiaya unta betina itu. Dan Kami tidak memberi tanda-tanda itu melainkan untuk menakuti. (Al Israa’:59)
Dan dalam ayat lain disebutkan oleh firman-Nya:
Dan mereka berkata, “Mengapa rasul ini memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia? Atau (mengapa tidak) diturunkan kepadanya perbendaharaan, atau (mengapa tidak) ada kebun baginya yang dia dapat makan dari (hasil)nya?” Dan orang-orang yang zalim itu berkata, “Kamu sekalian tidak lain hanyalah mengikuti seorang lelaki yang kena sihir.” Perhatikanlah bagaimana mereka membuat perbandingan-perbandingan tentang kamu, lalu sesatlah mereka, mereka tidak sanggup (mendapatkan) jalan (untuk menentang kerasulanmu). Mahasuci (Allah) yang jika Dia menghendaki, niscaya dijadikan-Nya bagimu yang lebih baik dari yang demikian, (yaitu) surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, dan dijadikan-Nya (pula) untukmu istana-istana. Bahkan mereka mendustakan hari kiamat. Dan Kami menyediakan neraka yang menyala-nyala bagi siapa yang mendustakan hari kiamat. (Al Furqaan:7-11)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami.
Yanbu’ artinya mata air yang airnya mengalir. Mereka meminta kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ agar beliau mengalirkan banyak mata air buat mereka di berbagai kawasan negeri Hijaz, tempat tinggal mereka. Hal tersebut amatlah mudah bagi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, jika Dia menghendaki, niscaya Dia dapat membuatnya dan dapat memenuhi segala sesuatu yang mereka minta dan mereka tuntut kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ untuk mengadakannya. Tetapi Allah mengetahui bahwa mereka tetap tidak akan beroleh petunjuk, seperti yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Sesungguhnya orang-orang yang telah pasti terhadap mereka kalimat Tuhanmu, tidaklah akan beriman, meskipun datang kepada mereka segala macam keterangan, hingga mereka menyaksikan azab yang pedih. (Yunus:96-97)
Kalau sekiranya Kami turunkan malaikat kepada mereka, dan orang-orang yang telah mati berbicara dengan mereka, dan Kami kumpulkan (pula) segala sesuatu ke hadapan mereka, niscaya mereka tidak (juga) akan beriman. (Al An’am:111), hingga akhir ayat.
89-93. Allah berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulang kepada manusia dalam al-Quran ini tiap-tiap macam perumpamaan,” maksudnya Kami telah memvariasikan nasihat-nasihat dan perumpamaan-perumpamaan. Kami mengulang-ulangi maknanya supaya para hamba itu bisa mengambil pelajaran, sehingga mereka akan menjadi ingat dan takut kepada Allah. Akan tetapi, hanya sedikit dari mereka yang ingat. Yaitu orang-orang yang telah Allah tetapkan dengan kebahagiaan dan membantu mereka dengan taufikNya. Adapun kebanyakan manusia, maka mereka enggan berbuat kecuali mengingkari kenikmatan yang sangat besar dari segala besar dari segala sisi. Mereka menampik tanda-tanda kebesaran Allah terhadap beliau dengan usulan ayat-ayat yang mereka buat sendiri yang zhalim lagi bodoh.
Mereka berkata kepada Rasulullah yang datang membawa al-Quran yang penuh dengan petunjuk dan ayat-ayatNya, “Kami sekali-kali tidak percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami,” yaitu sungai yang mengalir, “atau kamu mempunyai sebuah kebun kurma dan anggur,” sehingga kamu tidak perlu berjalan bolak-bail keluar masuk pasar “atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan,” sebagai bagian dari azab “atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan dan dapat dilihat langsung, mempersaksikan kebenaran risalah yang engkau bawa. “Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas,” yaitu rumah yang berhiaskan emas dan benda mulia lainnya “atau kamu naik ke langit,” dengan cara naik yang bisa disaksikan indera “dan” meskipun demikian “kami sekali-kali tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah Kitab yang kami baca.”
Maka ketika penentangan, upaya-upaya pelumpuhan, dan perkataan orang yang paling bodoh dan paling zhalim ini mengandung penolakan terhadap kebenaran, sikap kurang ajar terhadap Allah, dan (pemaksaan) terhadap Rasulullah supaya mendatangkan ayat-ayat, maka Allah memerintahkan beliau supaya menyucikanNya. Allah berfirman, “Katakanlah, ‘Mahasuci Rabbku’,” dari perkataan kalian (yang rusak) dengan penyucian yang setinggi-tingginya. Mahasuci Allah dari menjadikan hukum-hukum dan ayat-ayatNya mengikuti hawa nafsu mereka yang rusak dan pemikiran mereka yang sesat. “Bukankah aku ini melainkan (hanya) seorang manusia yang menjadi rasul?” yang tidak memiliki kekuasaan sama sekali.
An mereka orang-orang musyrik mekah berkata, kami tidak akan percaya kepadamu wahai Muhammad sebelum engkau memancarkan dengan deras mata air dari bumi dan mengalirkannya secara terus-menerus untuk kami, atau engkau mempunyai di negeri mekah ini sebuah kebun kurma dan anggur yang luas tanahnya dan indah pemandangannya, lalu engkau alirkan di celah-celahnya, yakni dicelah-celah kebun itu sungai-sungai yang deras alirannya, .
Al-Isra Ayat 90 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Isra Ayat 90, Makna Al-Isra Ayat 90, Terjemahan Tafsir Al-Isra Ayat 90, Al-Isra Ayat 90 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Isra Ayat 90
Tafsir Surat Al-Isra Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)