{16} An-Nahl / النحل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الكهف / Al-Kahfi {18} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Isra الإسراء (Memperjalankan Di Waktu Malam) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 17 Tafsir ayat Ke 97.
وَمَنْ يَهْدِ اللَّهُ فَهُوَ الْمُهْتَدِ ۖ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَنْ تَجِدَ لَهُمْ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِهِ ۖ وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمْ عُمْيًا وَبُكْمًا وَصُمًّا ۖ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَاهُمْ سَعِيرًا ﴿٩٧﴾
wa may yahdillāhu fa huwal-muhtad, wa may yuḍlil fa lan tajida lahum auliyā`a min dụnih, wa naḥsyuruhum yaumal-qiyāmati ‘alā wujụhihim ‘umyaw wa bukmaw wa ṣummā, ma`wāhum jahannam, kullamā khabat zidnāhum sa’īrā
QS. Al-Isra [17] : 97
Dan barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, dialah yang mendapat petunjuk, dan barang siapa Dia sesatkan, maka engkau tidak akan mendapatkan penolong-penolong bagi mereka selain Dia. Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari Kiamat dengan wajah tersungkur, dalam keadaan buta, bisu, dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah neraka Jahanam. Setiap kali nyala api Jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi nyalanya bagi mereka.
Barangsiapa yang ditunjukkan Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk, dan barangsiapa yang disesatkan-Nya, lalu ditelantarkan dan diserahkan-Nya kepada diri-Nya, maka tiada yantg dapat memberinya petunjuk selain Allah. Orang-orang yang sesat itu akan dibangkitkan Allah pada hari kiamat, dan dikumpulkan dengan diseret pada muka mereka dalam keadaan tidak bisa melihat, tidak bisa bicara, dan tidak bisa mendengar. Tempat kembali mereka adalah ke Neraka Jahanam yang menyala-nyala. Setiapkali nyalanya tenang dan apinya padam, maka Kami tambahkan kepada mereka api yang menyala-nyala.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan tentang pengaturan dan kekuasaan hukumNya terhadap makhluk-Nya, bahwa tiada seorang pun yang akan mempertanyakan apa yang telah diputuskan-Nya. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh-Nya, maka tiada seorang pun yang dapat menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka engkau tidak akan dapat menemukan seorang penolong pun bagi mereka selain dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sendiri, yakni yang dapat memberikan petunjuk kepada mereka dari kese-satannya itu. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk, dan barang siapa yang disesatkan-Nya, maka sekali-kali kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang memberi petunjuk kepadanya. (Al Kahfi:17)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Namir, telah menceritakan kepada kami Ismail, dari Nafi’ yang mengatakan, ia pernah mendengar Anas ibnu Malik mengatakan bahwa pernah ditanyakan kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah manusia digiring dengan diseret atas muka mereka (pada hari kiamat nanti)?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Tuhan yang menjadikan mereka dapat berjalan dengan kaki mereka, dapat pula membuat mereka berjalan di atas muka mereka.
Imam Bukhari dan Imam Muslim telah mengetengahkan hadis ini di dalam kitab sahihnya masing-masing.
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnu Jami’ Al-Qurasyi, dari ayahnya, dari Abut Tufail (yaitu Amir ibnu Wasilah), dari Huzaifah ibnu Asad yang mengatakan bahwa sahabat Abu Zar bangkit berdiri, lalu berkata, “Hai Bani Gifar, janganlah kalian bersumpah, karena sesungguhnya orang yang benar dan dibenarkan (yakni Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) pernah bercerita kepadaku bahwa manusia itu digiring (kelak di hari kiamat) menjadi tiga golongan. Segolongan di antara mereka digiring dengan berkendaraan, mendapat makanan, dan diberi pakaian, segolongan lagi digiring dengan berjalan kaki, juga sambil berlari-lari, dan segolongan lainnya diseret oleh para malaikat di atas wajah mereka, lalu digiring ke neraka. Maka salah seorang di antara mereka bertanya kepada Abu Zar, “Mengenai kedua golongan tersebut kami sudah memahaminya, lalu bagaimanakah dengan orang-orang yang digiring dengan berjalan kaki sambil berlari?” Abu Zar menjawab, “Allah menimpakan penyakit kepada semua kendaraan sehingga mati semua, tiada seekor hewan kendaraan pun yang bertahan hidup. Sehingga seseorang yang mempunyai sebuah kebun yang paling disukainya, rela menukarnya dengan seekor hewan kendaraan untuk tunggangannya, tetapi ia tidak mampu menaikinya.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dalam keadaan buta.
Yakni tidak dapat melihat.
…dalam keadaan bisu.
Yaitu tidak dapat berbicara.
…dan dalam keadaan tuli.
Yakni tidak dapat mendengar.
Keadaan tersebut merupakan pembalasan bagi mereka atas perbuatan mereka ketika di dunia, karena mereka sewaktu di dunia bisu, buta, dan tuli, tidak mau membicarakan perkara yang hak, tidak mau melihat perkara hak, dan tidak mau mendengar perkara hak. Maka di hari perhimpunan nanti mereka dibalas dengan hal tersebut, padahal saat itu mereka sangat memerlukannya lebih dari . keperluan mereka sewaktu di dunia.
Tempat kediaman mereka.
Yakni tempat kepulangan dan tempat kembali mereka adalah:
…neraka Jahannam, tiap-tiap kali nyala api Jahannam itu akan padam.
Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna khabat ialah meredup apinya.
Menurut Mujahid, makna yang dimaksud ialah akan padam nyala apinya.
Kami tambah bagi mereka nyalanya.
Yakni nyala api dan baranya Kami tambahkan, seperti.yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Karena itu, rasakanlah. Dan Kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kalian selain dari azab. (An-Naba’: 30)
(97) Allah جَلَّ جَلالُهُ mengabarkan bahwa Dia-lah satu-satunya Dzat yang berhak memberi petunjuk dan menyesatkan. Maka barang-siapa yang ditunjukiNya, niscaya dimudahkan jalannya kepada kemudahan dan dijauhkan dari kesusahan. Dia menjadi orang yang benar-benar mendapat petunjuk. Dan barangsiapa yang Allah sesat-kan dan telantarkan (tanpa petunjuk) serta serahkan (penanganan-nya) pada dirinya sendiri, maka tidak ada yang mampu memberi-nya petunjuk selain Allah. Tidak ada penolong yang akan menolong-nya dari azab Allah tatkala mereka dikumpulkan dalam keadaan hina, buta, dan tuli. Tidak bisa melihat dan tidak bisa berbicara. مَأْوٰىهُمْ “Tempat kediaman mereka,” tempat tinggal dan rumah mereka adalah جَهَنَّمُۗ “Neraka Jahanam,” yang menghimpun segala kegelisah-an dan kerisauan, serta azab. كُلَّمَا خَبَتْ “Tiap-tiap kali nyala api Jahanam itu akan padam,” maksudnya hampir padam, زِدْنٰهُمْ سَعِيْرًا “niscaya Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya,” maksudnya Kami nyalakan untuk mereka. Siksaan tidak akan pernah reda bagi mereka. Mereka juga tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak akan pernah diringankan azabnya.
Dan barang siapa diberi petunjuk oleh Allah, disebabkan kecenderungan hatinya untuk mendapat petunjuk, dialah yang mendapat petunjuk, tidak ada siapa pun yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa dia sesatkan, disebabkan oleh penolakannya terhadap ayat-ayat Allah, maka engkau tidak akan mendapatkan penolong-penolong bagi mereka yang dapat menunjukkan kepada jalan yang benar selain dia, Allah yang mahakuasa. Dan kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat dengan wajah tersungkur, ditarik malaikat ke dalam neraka dalam keadaan buta, tidak dapat melihat sesuatu yang terjadi, bisu, tidak dapat mengutarakan kepedihan, dan tuli, tidak dapat mendengar sesuatu yang menyenangkan hati. Keadaan mereka di akhirat adalah sebagaimana sikap mereka terhadap ayat-ayat Allah ketika mereka di dunia. Tempat kediaman mereka adalah neraka jahanam. Setiap kali nyala api jahanam itu akan padam, disebabkan punah bahan bakarnya yang berupa manusia, kami tambah lagi nyalanya dengan mengembalikan kulitnya dan menumbuhkan kembali tulangnya bagi mereka. Setiap kali kulit mereka hangus terbakar oleh api neraka, Allah mengganti kulit yang lain sehingga tidak putus-putusnya kepedihan menimpa mereka. Itulah neraka jahanam balasan bagi mereka, disebabkan karena sesungguhnya mereka kafir kepada ayat-ayat kami, baik ayat-ayat yang diturunkan melalui wahyu, yakni kitab suci, maupun ayat-ayat yang terhampar di alam raya dan karena mereka menolak hari kebangkitan dengan berkata, apabila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-benda yang hancur, bagaikan debu yang beterbangan apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk baru’.
Al-Isra Ayat 97 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Isra Ayat 97, Makna Al-Isra Ayat 97, Terjemahan Tafsir Al-Isra Ayat 97, Al-Isra Ayat 97 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Isra Ayat 97
Tafsir Surat Al-Isra Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)