{16} An-Nahl / النحل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الكهف / Al-Kahfi {18} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Isra الإسراء (Memperjalankan Di Waktu Malam) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 17 Tafsir ayat Ke 100.
قُلْ لَوْ أَنْتُمْ تَمْلِكُونَ خَزَائِنَ رَحْمَةِ رَبِّي إِذًا لَأَمْسَكْتُمْ خَشْيَةَ الْإِنْفَاقِ ۚ وَكَانَ الْإِنْسَانُ قَتُورًا ﴿١٠٠﴾
qul lau antum tamlikụna khazā`ina raḥmati rabbī iżal la`amsaktum khasy-yatal-infāq, wa kānal-insānu qatụrā
QS. Al-Isra [17] : 100
Katakanlah (Muhammad), “Sekiranya kamu menguasai perbendaharaan rahmat Tuhanku, niscaya (perbendaharaan) itu kamu tahan, karena takut membelanjakannya.” Dan manusia itu memang sangat kikir.
Katakanlah, wahai Rasul, kepada orang-orang musyrik: Seandainya kalian memiliki perbendaharaan rahmat Rabb-ku yang tidak akan habis, niscaya kalian bakhil dengannya, lalu kalian tidak memberikannya kepada selain kalian karena takut habis sehingga kalian menjadi fakir. Dan watak manusia itu sangat bakhil dengan apa yang ada di tangannya, kecuali siapa yang dilindungi Allah dengan keimanan.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepada Rasul-Nya, “Katakanlah kepada mereka, hai Muhammad, ‘Seandainya kalian, hai manusia, memiliki hak ber-tasarruf menggunakan perbendaharaan-perbendaharaan Allah, niscaya kalian memegangnya erat-erat dan tidak mau membelanjakannya’.”
Ibnu Abbas dan Qatadah mengatakan bahwa mereka pasti tidak mau membelanjakannya karena takut jatuh miskin dan kehilangan harta, padahal perbendaharaan Allah tidak akan kosong dan tidak akan habis-habisnya selama-lamanya. Sikap demikian itu tiada lain karena watak manusia itu demikian. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Dan adalah manusia itu sangat kikir.
Ibnu Abbas dan Qatadah mengatakan, makna yang dimaksud ialah kikir lagi tidak mau memberi. Dalam ayat yang lain disebutkan melalui firman-Nya:
Ataukah ada bagi mereka bagian dari kerajaan (kekuasaan)? Kendatipun ada, mereka tidak akan memberikan sedikit pun (kebajikan) kepada manusia. (An Nisaa:53)
Seandainya mereka mendapat bagian dari kerajaan Allah, niscaya mereka tidak akan mau memberikan sedikit kebaikan pun kepada seseorang. Allah menyebutkan sifat manusia seperti apa adanya, yaitu berwatak demikian, kecuali orang-orang yang diberi taufik oleh Allah dan mendapat petunjuk dari-Nya. Karena sesungguhnya kikir, terburu-buru, dan tidak sabar adalah watak pembawaan manusia, sebagaimana yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh-kesah lagi kikir. Apabila ia ditimpa kesusahan, ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan, ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan salat. (Al Ma’aarij:19-22)
Ayat-ayat yang semakna banyak di dapat di dalam Al-Qur’an, dan makna ayat ini secara tidak langsung menunjukkan kebaikan dan kemurahan serta kebajikan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Di dalam kitab Sahihain disebutkan seperti berikut:
Tangan Allah selalu penuh, tidak pernah habis karena dibelanjakan secara berlimpah di sepanjang malam dan siang hari. Tidaklah kalian lihat apa yang telah dinafkahkan-Nya sejak Dia menciptakan langit dan bumi? Sesungguhnya perbendaharaan yang ada di tangan kanan-Nya tidak pernah habis.
(100) قُلْ لَّوْ اَنْتُمْ تَمْلِكُوْنَ خَزَاۤىِٕنَ رَحْمَةِ رَبِّيْٓ “Katakanlah, ‘Kalau seandai-nya kamu menguasai perbendaharaan-perbendaharaan rahmat Rabbku,” yang tidak akan pernah habis dan tidak musnah ذًا لَّاَمْسَكْتُمْ خَشْيَةَ الْاِنْفَاقِۗ “niscaya perbendaharaan itu kamu tahan karena takut membelanjakan-nya,” maksudnya, takut harta yang kamu keluarkan darinya akan habis. Padahal tidak akan mungkin perbendaharaan Allah itu habis. Namun, manusia tercipta dengan tabiat bakhil dan kikir.
Ayat ini merupakan lanjutan dari jawaban terhadap tuntutan kaum musyrik. Katakanlah wahai nabi Muhammad, sekiranya kamu menguasai perbendaharaan rahmat tuhanku, berupa harta benda atau apa saja yang dianugerahkan Allah kepada makhluk-Nya, niscaya perbendaharaan itu kamu tahan, tidak kamu berikan kepada siapa yang membutuhkan karena takut membelanjakannya, yakni takut kemiskinan karena membelanjakan apa yang dianugerahkan oleh tuhanmu. Dan manusia itu memang sangat kikir. Demikianlah Allah tidak akan mengabulkan tuntutan mereka karena seperti itulah ketetapan Allah menyangkut hikmah dan maslahat dalam penciptaan makhluk-Nya. Ayat yang lalu menjelaskan bahwa kaum musyrik enggan menerima kebenaran yang disampaikan oleh nabi Muhammad meskipun telah ditunjukkan bukti-bukti yang sangat banyak. Hal ini sangat menyedihkan hati nabi yang sangat ingin agar umatnya beriman. Ayat ini memberikan hiburan kepada nabi dengan menguraikan kisah bani israil dengan kaumnya, sekaligus mengisyaratkan bahwa seandainya kaum musyrikin di mekah diberikan ayat-ayat yang mereka minta, niscaya mereka tetap tidak akan percaya sebagaimana keadaan kaum nabi musa. Dan sungguh, kami telah memberikan kepada musa, yang kami utus kepada bani israil dan kepada fir’aun dengan membawa sembilan mukjizat yang nyata, 2 sebagai bukti atas kerasulannya, akan tetapi fir’aun tetap ingkar dan tidak mau beriman kepadanya, maka tanyakanlah kepada bani israil, yang hidup pada masamu apa yang terjadi ketika musa datang kepada mereka, yakni kepada nenek moyang mereka. Ketahuilah bahwa ketika itu nabi musa menemui fir’aun menyampaikan risalah dan bukti-bukti kebenarannya, lalu fir’aun berkata kepadanya, wahai musa! sesungguhnya aku benar-benar menduga engkau terkena sihir. Demikian dituduhkan fir’aun kepada nabi musa.
Al-Isra Ayat 100 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Isra Ayat 100, Makna Al-Isra Ayat 100, Terjemahan Tafsir Al-Isra Ayat 100, Al-Isra Ayat 100 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Isra Ayat 100
Tafsir Surat Al-Isra Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)