{16} An-Nahl / النحل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الكهف / Al-Kahfi {18} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Isra الإسراء (Memperjalankan Di Waktu Malam) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 17 Tafsir ayat Ke 111.
وَقُلِ الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُنْ لَهُ شَرِيكٌ فِي الْمُلْكِ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ وَلِيٌّ مِنَ الذُّلِّ ۖ وَكَبِّرْهُ تَكْبِيرًا ﴿١١١﴾
wa qulil-ḥamdu lillāhillażī lam yattakhiż waladaw wa lam yakul lahụ syarīkun fil-mulki wa lam yakul lahụ waliyyum minaż-żulli wa kabbir-hu takbīrā
QS. Al-Isra [17] : 111
Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak (pula) mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia tidak memerlukan penolong dari kehinaan dan agungkanlah Dia seagung-agungnya.
Katakanlah, wahai Rasul: Segala puji bagi Allah yang memiliki kesempurnaan dam sanjungan, yang disucikan dari memiliki anak dan sekutu dalam uluhiyyah-Nya. Dia tidak mempunyai penolong dari makhluk-Nya, karena Dia Mahakaya (tidak membutuhkan makhluk-Nya) lagi Mahakuat, sedangkan mereka fakir lagi membutuhkan kepada-Nya. Karena itu, agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sempurna, dengan memuji-Nya dan beribadah kepada-Nya semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya, serta memurnikan seluruh ketaatan hanya untuk-Nya semata.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepada Nabi-Nya, “Hai Muhammad, katakanlah kepada orang-orang musyrik yang mengingkari sifat rahmat Allah,” yaitu mereka yang tidak mau menyebut Allah dengan sebutan Ar-Rahman:
Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai asma-ul husna (nama-nama yang terbaik).
Yakni tidak ada bedanya bila kalian menyeru-Nya dengan sebutan Allah atau sebutan Ar-Rahman, karena sesungguhnya Dia mempunyai nama-nama yang terbaik. Di dalam ayat lain disebutkan melalui firman-Nya:
Dialah Allah Yang tiada Tuhan selain Dia, Yang Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (Al Hasyr:22)
sampai dengan firman-Nya:
Yang mempunyai nama-nama yang terbaik. Bertasbihlah kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. (Al Hasyr:24), hingga akhir ayat.
Makhul pernah meriwayatkan bahwa ada seorang lelaki dari kalangan kaum musyrik mendengar Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengatakan dalam sujudnya:
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak.”
Setelah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menetapkan bahwa diri-Nya mempunyai asma-asma yang terbaik, lalu Dia menyucikan diri-Nya dari semua bentuk kekurangan. Untuk itu Dia berfirman:
Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya.”
Bahkan Dialah Allah, Tuhan Yang Maha Esa, bergantung kepada-Nya segala sesuatu, tidak beranak dan tidak diperanakkan, serta tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.
…dan tidak mempunyai penolong (untuk menjaga-Nya) dari kehinaan.
Yakni Dia tidaklah hina yang karenanya Dia memerlukan penolong atau pembantu atau penasihat, bahkan Dia adalah Mahatinggi, Pencipta segala sesuatu dengan sendiri-Nya, tiada sekutu bagi-Nya, Dialah yang mengatur dan yang memutuskan menurut apa yang dikehendaki-Nya semata, tiada sekutu bagi-Nya.
Mujahid telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
…dan tidak mempunyai penolong (yang menjaga-Nya) dari kehinaan.
Artinya, Dia tidak memerlukan berteman dengan seorang pun dan tidak memerlukan pertolongan seorang pun.
…dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.
Yakni besarkanlah dan agungkanlah Dia terhadap apa yang dikatakan oleh orang-orang zalim lagi kelewat batas itu dengan pengagungan yang setinggi-tingginya.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Abu Sakhr, dari Al-Qurazi, bahwa ia pernah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, yaitu firman-Nya:
Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak.”, hingga akhir ayat.
Bahwa sesungguhnya orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani mengatakan, “Allah mengambil anak.” Dan orang-orang Arab Jahiliah selalu mengatakan (dalam tawafnya), “Labbaika, tiada sekutu bagi Engkau kecuali sekutu yang menjadi milik-Mu, sedangkan dia tidak memiliki.” Orang-orang sabi-in mengatakan — demikian pula orang-orang Majusi — bahwa seandainya tidak ada penolong, tentulah Allah hina. Maka Allah menurunkan firman-Nya:
Dan katakanlah, “Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya, dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.”
Ibnu Jarir mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Bisyr, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Sa’id, dari Qatadah, telah diceritakan kepada kami bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengajarkan kepada keluarganya—baik yang masih kecil ataupun yang sudah dewasa — ayat berikut, yaitu firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak., hingga akhir ayat.
Menurut kami, telah disebutkan di dalam hadis bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menamakan ayat ini dengan sebutan ‘Ayat Kemuliaan (Keperkasaan)’, Di dalam salah satu asar disebutkan bahwa tidak sekali-kali ayat ini dibacakan di dalam suatu rumah dalam suatu malam, lalu rumah itu dapat tertimpa kecurian atau penyakit.
(111) وَقُلِ الْحَمْدُ لِلّٰهِ “Dan katakanlah, ‘Segala puji bagi Allah’,” yang mempunyai kesempurnaan, pujian, dan kemurahan dalam segala sisi, yang terlepas dari segala cacat dan kekurangan, الَّذِيْ لَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَّلَمْ يَكُنْ لَّهٗ شَرِيْكٌ فِى الْمُلْكِ “Dzat yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaanNya,” bahkan kerajaan semuanya adalah milik Allah Yang Maha Esa dan Perkasa. Semua makhluk yang berada di atas dan di bawah, semua milik Allah. Tidak ada bagian sedikit pun bagi siapa saja dari kerajaan itu وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ وَلِيٌّ مِّنَ الذُّلِّ “dan Dia tidak memerlukan penolong disebabkan kehinaan,” maksudnya tidak mengangkat salah seorang dari makhlukNya sebagai waliNya guna mengagungkan diri dan menolongNya. Sesungguhnya Dia Mahakaya dan Maha Terpuji, tidak membutuhkan seorang pun dari makhlukNya, baik yang di bumi maupun yang di langit. Akan te-tapi, Allah mengambil wali-wali sebagai kebaikan dan rahmat dariNya untuk para hambaNya,
اَللّٰهُ وَلِيُّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا يُخْرِجُهُمْ مِّنَ الظُّلُمٰتِ اِلَى النُّوْرِۗ
“Allah pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman).” (Al-Baqarah: 257).
وَكَبِّرْهُ تَكْبِيْرًا “Dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang se-besar-besarnya,” maksudnya besarkan dan agungkanlah Dia dengan memberitakan sifat-sifatNya yang agung, dan dengan memujiNya, dengan Asma` ul-Husna, dengan memuji perbuatan-perbuatanNya yang suci, dan mengagungkanNya dengan beribadah kepadaNya semata tanpa sekutu dan mengikhlaskan agama ini semuanya ha-nya untuk Allah.
Tuntas sudah tafsir surat al-Isra`. Segala puji, karunia, dan pu-jian yang baik bagi Allah melalui tangan penyusunnya Abdurrahman bin Nashir bin Abdullah as-Sa’di. Semoga Allah mengampuninya dan mengampuni kedua orang tuanya serta kaum Muslimin se-luruhnya. Shalawat dan salam semoga Allah berikan kepada Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ.
7 Jumadil Ula 1344 H.
Saya menukilnya dari tulisan penulis dengan pena al-Faqir ila Allah, Sulaiman al-Hamd al-Bassan. Semoga Allah mengampuni-nya dan kedua orang tuanya serta segenap kaum Muslimin. Amin. Semoga shalawat dan salam terlimpahkan kepada Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya.
Jilid 5 dari kitab Taisir al-Karim ar-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan, karya Syaikh Abdurrahman bin Nashir as-Sa’di.
Dan katakanlah wahai nabi Muhammad, segala puji bagi Allah yang tidak mempunyai anak, sebagaimana dikatakan orang-orang yahudi bahwa malaikat adalah anak-anak Allah, dan demikian pula dipercaya oleh orang-orang nasrani bahwa nabi isa adalah anak Allah, dan tidak pula mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya, sebagaimana dipercaya oleh kaum musyrik yang percaya kepada tuhan-tuhan selain Allah, dan dengan demikian, dia tidak memerlukan penolong dari kehinaan yang dilontarkan oleh siapa pun yang menghina-Nya. Hanya dia saja yang mahaagung dan oleh karena itu agungkanlah dia seagung-agungnya. Pada akhir surah al-isra’, rasulullah diperintah agar memuji Allah dan menyucikannya dari segala kekurangan. Surah ini dimulai dengan menyampaikan kewajaran Allah menyandang pujian itu dengan mengingatkan tentang keharusan memuji dan menaati perintahnya sesuai dengan yang digariskan agama dalam kitab suci Al-Qur’an. Segala puji hanya tertuju bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya, yaitu nabi Muhammad al-kitab, yakni Al-Qur’an, dan dia tidak membuat padanya kebengkokan, baik redaksi maupun maknanya. Ayat demi ayatnya saling menjelaskan tidak ada pertentangan satu dengan lainnya.
Al-Isra Ayat 111 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Isra Ayat 111, Makna Al-Isra Ayat 111, Terjemahan Tafsir Al-Isra Ayat 111, Al-Isra Ayat 111 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Isra Ayat 111
Tafsir Surat Al-Isra Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)