{17} Al-Isra / الإسراء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | مريم / Maryam {19} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Kahfi الكهف (Penghuni-Penghuni Gua) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 18 Tafsir ayat Ke 19.
وَكَذَٰلِكَ بَعَثْنَاهُمْ لِيَتَسَاءَلُوا بَيْنَهُمْ ۚ قَالَ قَائِلٌ مِنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْ ۖ قَالُوا لَبِثْنَا يَوْمًا أَوْ بَعْضَ يَوْمٍ ۚ قَالُوا رَبُّكُمْ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْ فَابْعَثُوا أَحَدَكُمْ بِوَرِقِكُمْ هَـٰذِهِ إِلَى الْمَدِينَةِ فَلْيَنْظُرْ أَيُّهَا أَزْكَىٰ طَعَامًا فَلْيَأْتِكُمْ بِرِزْقٍ مِنْهُ وَلْيَتَلَطَّفْ وَلَا يُشْعِرَنَّ بِكُمْ أَحَدًا ﴿١٩﴾
wa każālika ba’aṡnāhum liyatasā`alụ bainahum, qāla qā`ilum min-hum kam labiṡtum, qālụ labiṡnā yauman au ba’ḍa yaụm, qālụ rabbukum a’lamu bimā labiṡtum, fab’aṡū aḥadakum biwariqikum hāżihī ilal-madīnati falyanẓur ayyuhā azkā ṭa’āman falya`tikum birizqim min-hu walyatalaṭṭaf wa lā yusy’iranna bikum aḥadā
QS. Al-Kahfi [18] : 19
Dan demikianlah Kami bangunkan mereka, agar di antara mereka saling bertanya. Salah seorang di antara mereka berkata, “Sudah berapa lama kamu berada (di sini)?” Mereka menjawab, “Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari.” Berkata (yang lain lagi), “Tuhanmu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (di sini). Maka suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik, dan bawalah sebagian makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut dan jangan sekali-kali menceritakan halmu kepada siapa pun.
Sebagaimana Kami tidurkan dan Kami jaga mereka dalam waktu yang sedemikian lama ini, demikian pula Kami bangunkan mereka dari tidur mereka dalam keadaan sediakala tanpa ada perubahan agar mereka bertanya satu sama lain: Berapa waktukah kita berdiam dalam keadaan tidur di tempat ini? Salah seorang dari mereka berkata: Kita berdiam sehari atau setengah hari. Sementara yang lainnya berkata karena tidak mengetahui urusan mereka dengan jelas, Serahkanlah pengetahuannya itu kepada Allah, sebab Rabb kalian lebih mengetahui tentang berapa waktu lamanya kalian berdiam di tempat ini. Suruhlah salah seorang di antara kalian dengan membawa uang perak kalian ini ke kota kita. Lalu hendaklah dia melihat, manakah di antara penduduk kota tersebut yang makanannya lebih halal dan lebih baik? Kemudian hendaknya dia membawa bahan makanan itu kepada kalian, dan berlaku lemah lembut kepada penjual saat membeli agar kedok kita tidak terbongkar dan urusan kita diketahui, dan janganlah sekali-kali menceritakan perihal diri kalian kepada seorang manusia pun.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan, “Sebagaimana Kami buat mereka tertidur, Kami bangunkan mereka seperti sedia kala. Tubuh mereka dalam keadaan sehat, rambut dan kulit mereka seperti sedia kala saat mereka tertidur. Tiada sesuatu pun yang kurang atau berubah dari keadaan mereka, padahal lamanya tidur mereka tiga abad lebih sembilan tahun.” Karena itulah mereka saling bertanya di antara sesamanya, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
Sudah berapa lamakah kalian berada (di sini)?
Yakni berapa lamakah kalian tidur di tempat ini?
Mereka menjawab, “Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari.”
Demikian itu karena ketika mereka masuk ke dalam gua itu hari masih pagi, dan mereka terbangun ketika hari telah sore. Karena itulah mereka dalam jawabannya memakai kata atau, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
“…atau setengah hari.” Berkata (yang lain lagi), “Tuhan kita lebih mengetahui berapa lamanya kita berada (di sini).
Maksudnya, hanya Allah-lah yang lebih mengetahui urusan kalian. Seakan-akan terjadi kebimbangan di kalangan mereka tentang lamanya masa tidur mereka, hanya Allah yang lebih mengetahui. Kemudian akhirnya mereka mengalihkan perhatiannya kepada urusan yang lebih penting bagi mereka saat itu, yaitu mencari makanan dan minuman buat mereka, karena mereka sangat memerlukannya. Untuk itu mereka berkata:
Maka suruhlah salah seorang di antara kita pergi ke kota dengan membawa uang perak kita ini.
Yaitu uang perak kalian ini. Demikian itu karena saat mereka pergi membawa sejumlah uang dirham perak dari rumahnya masing-masing untuk bekal keperluan mereka. Di tengah jalan mereka menyedekahkan sebagiannya, dan sisanya mereka bawa. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Maka suruhlah salah seorang di antara kalian pergi ke kota dengan membawa uang perak kalian ini.
Yakni kota yang telah kalian tinggalkan.
Alif dan lam dalam lafaz Al-Madinah menunjukkan makna ‘Ahd, yakni sudah diketahui oleh lawan bicara, yaitu kota bekas tempat tinggal mereka.
…dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih baik.
Azka ta’aman, makanan yang bersih. Makna yang dimaksud ialah yang halal lagi baik. Seperti pengertian yang ada dalam firman-Nya:
Sekiranya tidaklah karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepada kamu sekalian, niscaya tidak seorang pun dari kalian bersih (dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar) selama-lamanya. (An-Nur:21)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang mengatakan:
Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman). (Al-A’la: 14)
Termasuk ke dalam pengertian ini zakat, karena zakat membersihkan dan menyucikan harta benda (dari kekotorannya). Menurut pendapat yang lain, makna yang dimaksud dari ayat ini ialah yang terbanyak makanannya. Seperti pengertian yang terdapat di dalam perkataan mereka, “Zakaz zar’u,” artinya tanaman itu banyak hasilnya. Seorang penyair dari mereka mengatakan dalam bait syairnya:
Puak kabilah kami ada tujuh, sedangkan puak kalian hanya tiga, sudah barang tentu tujuh itu jauh lebih banyak dan lebih baik dari tiga.
Pendapat yang benar adalah yang pertama tadi, karena yang dimaksudkan oleh mereka hanyalah makanan yang halal lagi baik, tanpa memandang sedikit atau banyaknya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan hendaklah dia berlaku lemah lembut.
Yakni bersikap ekstra hati-hati dalam pulang perginya dan saat berbelanja. Mereka mengatakan bahwa hendaklah ia menyembunyikan identitas pribadinya dengan segala upaya yang mampu dilakukannya.
…dan janganlah sekali-kali menceritakan hal kalian.
Artinya, jangan sampai ada orang yang mengetahui tentang hal ikhwal kalian.
(19) Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, وَكَذٰلِكَ بَعَثْنٰهُمْ “Dan demikian-lah Kami bangunkan mereka,” dari tidurnya yang sangat lama لِيَتَسَاۤءَلُوْا بَيْنَهُمْۗ “agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri,” maksud-nya agar mereka saling berdiskusi supaya mendapatkan berita yang valid tentang berapa lama mereka tinggal. قَالَ قَاۤىِٕلٌ مِّنْهُمْ كَمْ لَبِثْتُمْۗ قَالُوْا لَبِثْنَا يَوْمًا اَوْ بَعْضَ يَوْمٍۗ “Salah seorang di antara mereka berkata, ‘Sudah berapa lamakah kamu berada (di sini)?’ Mereka menjawab, ‘Kita berada (di sini) sehari atau setengah hari’.” Pernyataan ini berlandaskan prasangka orang yang mengatakan (belaka). Sepertinya, telah terjadi kekaburan pada mereka mengenai masa mereka tinggal.
Oleh karena itu, قَالُوْا رَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِمَا لَبِثْتُمْۗ “Berkatalah (yang lain lagi), ‘Rabbmu lebih mengetahui berapa lama kamu berada (di sini)’.” Mereka mengembalikan hal tersebut kepada Dzat yang ilmuNya meliputi segala sesuatu, secara global maupun terperinci. Barangkali setelah itu Allah جَلَّ جَلالُهُ memberitahukan kepada mereka tentang masa tinggal mereka. Lantaran Allah membangunkan mereka agar mereka sa-ling bertanya di antara mereka sendiri, dan Allah mengabarkan bahwa mereka saling berdiskusi dan berbicara sebatas pengetahu-an mereka yang berujung pada ketidakjelasan. Maka seharusnya Allah telah mengabarkan mereka (tentang itu) secara pasti. Hal itu dapat kita ketahui melalui hikmah menjadikan mereka terjaga, dan bahwasanya Allah tidak melakukannya secara sia-sia. Di antara rahmatNya terhadap orang yang mencari kepastian sesuatu dalam perkara-perkara yang dituntut untuk diketahui lalu dia berusaha untuk mengetahuinya dengan batas kemampuannya, yaitu Allah menjelaskan perkara tersebut kepadanya, dan berdasarkan ayat-ayat yang disebutkan setelah FirmanNya,
وَكَذٰلِكَ اَعْثَرْنَا عَلَيْهِمْ لِيَعْلَمُوْٓا اَنَّ وَعْدَ اللّٰهِ حَقٌّ وَّاَنَّ السَّاعَةَ لَا رَيْبَ فِيْهَاۚ
“Dan demikian (pula) Kami mempertemukan (manusia) dengan me-reka, agar manusia itu mengetahui, bahwa janji Allah itu benar, dan bah-wa kedatangan Hari Kiamat tidak ada keraguan padanya.” (Al-Kahfi: 21).
Seandainya kondisi mereka tidak diketahui (setelahnya), nis-caya mereka tidak menjadi bukti atas apa yang Allah sebutkan (ten-tang hari Kebangkitan). Kemudian, tatkala mereka saling bertanya di antara sesama mereka dan terjadi peristiwa pada mereka yang Allah kabarkan, maka mereka pun mengutus salah seorang di an-tara mereka dengan membawa uang perak. Maksudnya, uang be-berapa dirham yang mereka bawa, agar orang tersebut membelikan makanan dari kota (yang mereka tinggalkan) untuk mereka makan. Mereka memerintahkannya agar memilih makanan yang paling bagus. Maksudnya, makanan terbaik dan paling lezat. Dan supaya berkelakuan ramah ketika pergi, membeli serta kepulangannya. Mereka juga memerintahkan supaya dia menutup diri dalam urusan-nya dan tutup mulut tentang keadaan teman-temannya dan jangan sampai memberitahukan seorang pun tentang keadaan mereka.
Dan demikianlah setelah kami tidurkan mereka dalam waktu yang lama dan kami jaga mereka di dalam tidurnya itu, kami bangunkan mereka agar di antara mereka saling bertanya tentang keadaan mereka. Salah seorang di antara mereka berkata, sudah berapa lama kamu berada di sini’ mereka menjawab, kita berada (di sini) sehari atau setengah hari. Mereka mengira baru satu atau setengah hari di dalam gua, sebab mereka masuk ke dalam gua pada pagi hari dan bangun dari tidur pada sore hari. Melihat keadaan di dalam gua itu dan di sekitarnya berbeda dengan apa yang disaksikan dahulu, mereka ragu berapa lama tinggal di dalam gua. Maka timbullah perbedaan pendapat di antara mereka. Kemudian berkata seorang di antara mereka, tak usah kita perdebatkan berapa lama kita di sini, tuhanmu lebih mengetahui berapa lama kamu berada di sini. Meraka merasa lapar maka salah seorang di antara mereka berkata, suruhlah salah seorang di antara kamu pergi ke kota untuk membeli makanan dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia mencari tempat menjual makanan dan lihat manakah makanan yang lebih baik, maka belilah makanan itu dan bawalah sebagian makanan itu untukmu, dan hendaklah dia berlaku lemah lembut kepada siapa saja di kota itu dan jangan sekali-kali menceritakan halmu kepada siapa pun agar mereka tidak mengetahui keadaanmu dan tempatmu bersembunyi. Sesungguhnya jika mereka, yakni penduduk kota tempat kamu membeli makanan itu dapat mengetahui tempatmu, lalu mereka menguasai kamu, niscaya mereka akan melempari kamu dengan batu, jika kamu tetap mempertahankan keimanan kamu, atau mereka akan memaksamu kembali kepada agama mereka, yakni menyekutukan Allah dengan tuhantuhan yang lain, dan jika demikian, yakni jika kamu memeluk agama mereka, niscaya kamu tidak akan beruntung selama-lamanya baik di dunia maupun di akhirat.
Al-Kahfi Ayat 19 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Kahfi Ayat 19, Makna Al-Kahfi Ayat 19, Terjemahan Tafsir Al-Kahfi Ayat 19, Al-Kahfi Ayat 19 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Kahfi Ayat 19
Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)