{17} Al-Isra / الإسراء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | مريم / Maryam {19} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Kahfi الكهف (Penghuni-Penghuni Gua) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 18 Tafsir ayat Ke 23.
وَلَا تَقُولَنَّ لِشَيْءٍ إِنِّي فَاعِلٌ ذَٰلِكَ غَدًا ﴿٢٣﴾
wa lā taqụlanna lisyai`in innī fā’ilun żālika gadā
QS. Al-Kahfi [18] : 23
Dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, “Aku pasti melakukan itu besok pagi,”
Janganlah kamu mengatakan terhadap sesuatu yang kamu tekadkan untuk melakukannya: Sesungguhnya aku akan melakukan hal itu besok,
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberi petunjuk kepada Rasul-Nya tentang etika bila hendak mengerjakan sesuatu yang telah ditekadkannya di masa mendatang, hendaklah ia mengembalikan hal tersebut kepada kehendak Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Yang mengetahui hal yang gaib, Yang mengetahui apa yang telah terjadi dan apa yang akan terjadi, dan yang mengetahui apa yang tidak akan terjadi, seandainya terjadi bagaimana akibatnya.
Dalam kitab Sahihain telah disebutkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda bahwa Sulaiman ibnu Daud a.s. pernah mengatakan, “Sungguh saya akan menggilir ketujuh puluh orang istriku malam ini.” Menurut riwayat lain sembilan puluh orang istri, dan menurut riwayat yang lainnya lagi seratus orang istri. Dengan tujuan agar masing-masing istri akan melahirkan seorang anak lelaki yang kelak akan berperang di jalan Allah. Maka dikatakan kepada Sulaiman, yang menurut riwayat lain malaikat berkata kepadanya, “Katakanlah, ‘Insya Alldh’,” tetapi Sulaiman tidak menurutinya.
Sulaiman menggilir mereka dan ternyata tiada yang mengandung dari mereka kecuali hanya seorang istri yang melahirkan setengah manusia. Setelah menceritakan kisah itu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman-Nya, seandainya dia mengucapkan, “Insya Allah” (jika Allah menghendaki), dia tidak akan melanggar sumpahnya dan akan meraih apa yang diinginkannya. Dan dalam riwayat yang lain disebutkan: Dan sungguh mereka (anak-anaknya) akan berperang di jalan Allah semuanya dengan mengendarai kuda.
Dalam permulaan surat ini telah disebutkan latar belakang penyebab turunnya ayat ini, yaitu dalam pembahasan sabda Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ketika ditanya mengenai kisah para pemuda penghuni gua, yaitu sabda Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang mengatakan: Besok aku akan menjawab (pertanyaan) kalian. Kemudian wahyu datang terlambat sampai lima belas hari. Kami telah menyebutkan hadis tersebut secara rinci mencakup semua keterangannya, sehingga tidak perlu diutarakan lagi di sini.
(23) Larangan ini adalah sebagaimana larangan lainnya, sekalipun penyebabnya khusus dan ditujukan kepada Rasulullah, akan tetapi arah pembicaraannya umum, untuk semua kalangan mukallaf. Allah melarang seorang hamba mengatakan dalam urusan yang akan datang, اِنِّيْ فَاعِلٌ ذٰلِكَ غَدًاۙ “Sesungguhnya aku akan mengerjakan itu,” tanpa menggandengkannya dengan kehendak Allah. Demikian itu, karena sikap tersebut memuat sebuah larangan. Yaitu berbicara tentang perkara ghaib yang akan datang, yang mana dia tidak me-ngetahui apakah dia akan mengerjakannya ataukah tidak? Dan apakah akan terjadi atau tidak? Pada ungkapan itu (tanpa mengait-kan dengan kehendak Allah) mengandung pengertian mengembali-kan sebuah perbuatan kepada kehendak seorang hamba belaka, dan sikap demikian ini dilarang lagi diharamkan. Sebab, semua kehendak adalah milik Allah.
وَمَا تَشَاۤءُوْنَ اِلَّآ اَنْ يَّشَاۤءَ اللّٰهُ رَبُّ الْعٰلَمِيْنَ
“Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Rabb semesta alam.” (At-Takwir: 29).
Dan karena pada penyertaan kehendak Allah memuat unsur memuluskan dan memudahkan urusan, teraihnya berkah serta unsur meminta bantuan dari hamba kepada Rabbnya.
Beberapa orang quraisy bertanya kepada nabi tentang roh, kisah penghuni gua dan kisah zulkarnain. Nabi Muhammad menyuruh mereka datang besok pagi dan beliau menjanjikan akan menceritakan kepada meraka peristiwa ini. Allah memberi pelajaran dalam ayat ini, dan jangan sekali-kali engkau mengatakan terhadap sesuatu, yakni menjanjikan akan memberikan jawaban terhadap pertanyaan atau melakukan sesuatu dengan berkata aku pasti melakukan itu besok pagi, kecuali engkau janjikan hal itu dengan mengatakan insya Allah, yakni jika dikehendaki Allah. Dan ingatlah kepada tuhanmu apabila engkau lupa mengaitkan janjimu dengan kehendak Allah, begitu engkau ingat, kaitkanlah janjimu itu dengan mengatakan insya Allah dan katakanlah wahai nabi Muhammad, mudah-Mudahan tuhanku akan memberiku petunjuk kepadaku untuk menjelaskan sesuatu kepada yang lebih dekat kebenarannya daripada ini, yakni dari kisah penghuni gua dalam memberi petunjuk kepada kenabianku.
Al-Kahfi Ayat 23 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Kahfi Ayat 23, Makna Al-Kahfi Ayat 23, Terjemahan Tafsir Al-Kahfi Ayat 23, Al-Kahfi Ayat 23 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Kahfi Ayat 23
Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)