{17} Al-Isra / الإسراء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | مريم / Maryam {19} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Kahfi الكهف (Penghuni-Penghuni Gua) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 18 Tafsir ayat Ke 26.
قُلِ اللَّهُ أَعْلَمُ بِمَا لَبِثُوا ۖ لَهُ غَيْبُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ ۖ أَبْصِرْ بِهِ وَأَسْمِعْ ۚ مَا لَهُمْ مِنْ دُونِهِ مِنْ وَلِيٍّ وَلَا يُشْرِكُ فِي حُكْمِهِ أَحَدًا ﴿٢٦﴾
qulillāhu a’lamu bimā labiṡụ, lahụ gaibus-samāwāti wal-arḍ, abṣir bihī wa asmi’, mā lahum min dụnihī miw waliyy, wa lā yusyriku fī ḥukmihī aḥadā
QS. Al-Kahfi [18] : 26
Katakanlah, “Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua); milik-Nya semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tidak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain Dia; dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan.”
Apabila kamu ditanya, wahai Rasul, tentang masa tinggal mereka di dalam gua, sedangkan kamu tidak memiliki pengetahuan dan wahyu dari Allah tentang hal itu, maka janganlah lancang menjawabnya sedikit pun, tetapi katakanlah: Allah yang lebih tahu masa tinggal mereka. Kepunyaan-Nyalah yang tersembunyi di langit dan bumi. Betapa terang penglihatan-Nya, dan betapa tajam pendengaran-Nya! Yakni, kagumlah terhadap kesempurnaan penglihatan dan pendengaran-Nya serta pengetahuan-Nya yang meliputi segala sesuatu. Tak ada seorang pun selain Allah yang mengurusi semua urusan makhluk, dan Dia tidak memiliki sekutu dalam hukum, keputusan, dan penetapan syariat-Nya سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Katakanlah, “Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua).”
Apabila kamu ditanya mengenai berapa lamanya mereka tinggal di gua, sedangkan kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya dan tidak ada pula petunjuk dari Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang menerangkannya kepadamu, maka janganlah kamu memberikan suatu tanggapan pun, melainkan katakanlah dalam hal semisal itu:
Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua), kepunyaan-Nyalah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi.
Dengan kata lain, tidak ada yang mengetahui hal itu kecuali Dia dan orang yang diberitahu oleh-Nya dari kalangan makhluk-Nya. Apa yang telah kami kemukakan sehubungan dengan tafsir ayat ini dikatakan oleh banyak kalangan ulama tafsir, seperti Mujahid dan lain-lainnya dari kalangan ulama Salaf dan Khalaf.
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan mereka tinggal dalam gua mereka tiga ratus tahun. (Al Kahfi:25), hingga akhir ayat. Bahwa hal ini menyitir apa yang dikatakan oleh kaum Ahli Kitab, kemudian dijawab oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى melalui firman-Nya:
Katakanlah, “Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua).”
Qatadah mengatakan bahwa menurut qiraat Abdullah ibnu Mas’ud disebut qalu (mereka mengatakan), bukannya qul (katakanlah!), maksudnya ialah perkataan tersebut dikatakan oleh orang-orang. Demikianlah menurut pendapat Qatadah dan Mutarrif ibnu Abdullah. Akan tetapi, apa yang dikatakan oleh Qatadah ini masih perlu dipertimbangkan kebenarannya, karena sesungguhnya menurut berita yang ada di tangan orang-orang Ahli Kitab, ashabul kahfi tinggal selama tiga ratus tahun tanpa tambahan sembilan tahun, menurut perhitungan tahun syamsiyyah, sekalipun Allah telah menceritakan pendapat mereka melalui firman-Nya: dan ditambah sembilan tahun. (Al Kahfi:25)
Menurut makna lahiriah, sesungguhnya hal ini hanyalah pemberitaan dari Allah, bukan mengisahkan ucapan mereka. Demikianlah menurut apa yang dipilih oleh Ibnu Jarir. Adapun riwayat Qatadah dan qiraat Ibnu Mas’ud bersifat munqati’, kemudian riwayat tersebut berpredikat sya’z (menyendiri) bila dibandingkan dengan qiraat jumhur ulama, karenanya qiraat Ibnu Mas’ud tidak dapat dijadikan pegangan sebagai hujah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya. (Al Kahfi:26)
Yakni sesungguhnya Allah benar-benar Maha Melihat lagi Maha Mendengar tentang mereka.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa ungkapan ini merupakan ungkapan pujian yang maksimal. Seakan-akan dikatakan bahwa alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya. Dengan kata lain, takwil kalimat adalah sebagai berikut: Alangkah terang penglihatan Allah kepada semua yang ada, dan alangkah tajam pendengaran Allah terhadap semua yang didengar, tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya dari hal tersebut.
Kemudian diriwayatkan dari Qatadah sehubungan dengan makna firman-Nya:
Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya.
Maka tidak ada seorang pun yang lebih melihat daripada Allah, dan tidak ada pula seorang pun yang lebih mendengar daripada-Nya.
Ibnu Zaid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Alangkah terang penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya. (Al Kahfi:26) Allah melihat semua perbuatan mereka dan mendengar hal tersebut dari mereka dengan pendengaran yang disertai dengan penglihatan.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…tak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain dari-Nya, dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan.
Yakni sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى itu, Dialah Yang menciptakan dan Yang menentukan keputusan, tiada yang mempertanyakan tentang keputusan-Nya, tiada pembantu, tiada penolong, tiada sekutu, dan tiada penasihat bagi-Nya. Mahatinggi lagi Mahasuci Dia.
25-26. Tatkala Allah melarang Rasulullah meminta fatwa kepada ahli kitab tentang perkara Ashabul Kahfi karena mereka tidak memiliki ilmu tentang hal itu, sedangkan Allah adalah Dzat yang Maha Mengetahui hal yang ghaib maupun yang nyata dan Maha Mengetahui segala sesuatu, maka Allah memberitahukan kepada RasulNya tentang berapa lama mereka tinggal. Ilmu tentang hal itu hanyalah milik Allah, karena termasuk perkara yang tersembunyi di langit dan bumi. Keghaiban kejadian itu menjadi hak khususNya. Dan apa yang Allah beritakan melalui lisan RasulNya merupakan kebenaran yang diyakini yang tidak ada keraguan padanya. Dan berita yang tidak Allah beritahukan kepada para RasulNya, maka tidak ada seorang pun dari makhluk yang dapat mengetahuinya.
Firman Allah, “Alangkah terang penglihatanNya dan alangkah tajam pendengaranNya,” kekaguman terhadap kesempurnaan pendengaran dan penglihatanNYa serta jangkauan keduanya terhadap seluruh obyek yang didengar dan obyek-obyek yang terlihat setelah Dia mengabarkan tentang ilmuNya yang meliputi segala sesuatu yang diketahui, kemudian Allah menyatakan keesaanNYa dalam penjagaan yang umum dan khusus. Dia-lah Pemelihara yang berwenang mengatur seluruh alam semesta dan Pemelihara bagi hamba-hambaNya yang beriman, mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya, memberikan taufik bagi mereka menuju jalan yang mudah, dan menjauhkan mereka dari kesulitan. Oleh karena itu, Allah berfirman, “Tidak ada seorang pelindung pun bagi mereka selain dariNya.” Maksudnya, Dia-lah yang mengurus perkara Ashabul Kahfi dengan kelembutan dan kemuliaanNya, tidak menyerahkan urusan mereka kepada seorang pun dari kalangan makhlukNya.
“Dan Dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutuNya dalam menetapkan keputusan.” Ini mencakup putusan takdir yang bersifat kauni dan syar’i. Sesungguhnya Allah adalah Pemutus keputusan di tengah makhlukNya baik dalam masalah keputusan, ketetapan takdir, penciptaan, dan pengaturan, dan Dzat yang menjadi hakim pada mereka dengan perintah dan llaranganNya, pahala dan hukumanNya.
Tatkala Allah menceritakan bahwa bagiNya perkara-perkara yang tersembunyi di langit dan bumi, maka tidak ada cara bagi makhluk untuk mengetahuinya kecuali melalui berita yang Allah kabarkan kepada para hambaNya. Al-Quran telah menghimpun banyak sekali perkara ghaib. Allah memerintahkan supaya meresponnya.
Katakanlah kepada siapa yang tidak percaya atau membantah keterangan ini, Allah yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal di dalam gua; betapa tidak, sebab milik-Nya semua yang tersembunyi di langit dan di bumi, tidak ada sesuatu pun yang terluput dari pengetahuan-Nya. Alangkah terang penglihatan-Nya terhadap segala sesuatu dan alangkah tajam pendengaran-Nya terhadap suara; tidak ada seorang pelindung pun bagi mereka penduduk langit maupun bumi selain dia yang mahakuasa atas segala sesuatu; dan dia tidak mengambil seorang pun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan, sebab dia tidak membutuhkan siapa pun menjadi sekutu bagi-Nya. Sesudah selesai menceritakan kisah penguni gua, ayat ini kembali menyampaikan pesan-pesan yang disampaikan pada permulaan surah ini. Dan bacakanlah wahai nabi Muhammad apa yang diwahyukan Allah kepadamu, yaitu Al-Qur’an, kitab tuhanmu. Tidak ada siapa pun yang dapat mengubah kalimat-kalimat-Nya, yakni wahyu-Nya atau ketetapanketetapan-Nya. Dan ketahuilah engkau tidak akan dapat menemukan tempat berlindung selain kepada-Nya. Oleh karena itu, janganlah engkau lalai melaksanakan tuntunan tuhanmu.
Al-Kahfi Ayat 26 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Kahfi Ayat 26, Makna Al-Kahfi Ayat 26, Terjemahan Tafsir Al-Kahfi Ayat 26, Al-Kahfi Ayat 26 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Kahfi Ayat 26
Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)