{17} Al-Isra / الإسراء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | مريم / Maryam {19} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Kahfi الكهف (Penghuni-Penghuni Gua) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 18 Tafsir ayat Ke 31.
أُولَـٰئِكَ لَهُمْ جَنَّاتُ عَدْنٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الْأَنْهَارُ يُحَلَّوْنَ فِيهَا مِنْ أَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَيَلْبَسُونَ ثِيَابًا خُضْرًا مِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ مُتَّكِئِينَ فِيهَا عَلَى الْأَرَائِكِ ۚ نِعْمَ الثَّوَابُ وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا ﴿٣١﴾
ulā`ika lahum jannātu ‘adnin tajrī min taḥtihimul-an-hāru yuḥallauna fīhā min asāwira min żahabiw wa yalbasụna ṡiyāban khuḍram min sundusiw wa istabraqim muttaki`īna fīhā ‘alal-arā`ik, ni’maṡ-ṡawāb, wa ḥasunat murtafaqā
QS. Al-Kahfi [18] : 31
Mereka itulah yang memperoleh Surga ‘Adn, yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; (dalam surga itu) mereka diberi hiasan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. (Itulah) sebaik-baik pahala dan tempat istirahat yang indah.
Orang-orang yang beriman itulah yang mendapatkan surga di mana mereka akan tinggal di dalamnya selama-lamanya, yang mengalir sungai-sungai tawar menyegarkan dari bawah bangunan-bangunan tinggi dan rumah-rumah mereka. Di dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang-gelang emas, dan mereka memakai pakaian berwarna hijau yang dibuat dari sutera halus dan sutera tebal, dalam keadaan duduk diatas dipan-dipan yang dilapisi dengan tirai-tirai yang indah. Sebaik-baik pahala adalah pahala mereka, dan surga adalah sebaik-baik tempat dan kedudukan bagi mereka.
Setelah menyebutkan nasib orang-orang yang celaka, Allah menyebutkan keadaan orang-orang yang berbahagia, yaitu mereka yang beriman kepada Allah dan membenarkan rasul-rasul-Nya terhadap semua yang mereka sampaikan, serta mengamalkan semua yang dianjurkan oleh mereka berupa amal-amal saleh. Maka bagi mereka adalah surga ‘Adn. Al-‘Adn artinya tempat tinggal.
…mengalir sungai-sungai di bawahnya.
Yakni di bawah gedung-gedung dan tempat-tempat kediaman mereka. Fir’aun mengatakan, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di bawahku. (Az Zukhruf:51), hingga akhir ayat.
dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas. (Al Kahfi:31)
Di dalam ayat lain disebutkan melalui firman-Nya:
dan mutiara, dan pakaian mereka adalah sutera. (Al Hajj:23)
Kemudian disebutkan secara rinci dalam ayat ini:
…dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal.
Yang dimaksud dengan sundus ialah kain sutera yang tipis lagi lembut, seperti kain untuk baju gamis dan untuk kegunaan lainnya. Adapun yang dimaksud dengan istabraq ialah kain sutera yang tebal lagi mengkilap warnanya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…sedangkan mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah.
Al-ittika menurut suatu pendapat maknanya ialah berbaring, sedangkan menurut pendapat lainnya duduk bersila. Pendapat kedua inilah yang lebih mendekati makna yang dimaksud dari ayat, dan termasuk ke dalam pengertian ini sebuah hadis yang mengatakan:
Adapun diriku tidak pernah makan sambil duduk bersandar.
Ada dua pendapat mengenai maknanya.
Al–araik adalah bentuk jamak dari lafaz arikah, artinya dipan yang berkelambu.
Abdur Razzaq mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Qatadah sehubungan dengan makna araik ini, bahwa yang dimaksud ialah kelambunya. Ma’mar mengatakan bahwa yang lainnya mengatakan dipan yang berkelambu.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Itulah pahala yang sebaik-baiknya dan tempat istirahat yang indah.
Maksudnya, sebaik-baik pembalasan amal perbuatan mereka adalah surga.
…dan tempat istirahat yang indah.
Yakni surga adalah sebaik-baik tempat tinggal, tempat istirahat, dan rumah. Sebagai kebalikan dari firman-Nya:
Itulah minuman yang paling buruk dan tempat istirahat yang paling jelek. (Al Kahfi:29)
Hal yang sama teijadi pula di dalam surat Al-Furqan, yaitu dalam firman-Nya:
Sesungguhnya Jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. (Al Furqaan:66)
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan nasib orang-orang mukmin setelah beberapa ayat sesudahnya, yaitu melalui firman-Nya:
Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, mereka kekal di dalamnya. Surga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman. (Al Furqaan:75-76)
(31) Allah menyebutkan pahala mereka dengan berfirman, اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ جَنّٰتُ عَدْنٍ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهِمُ الْاَنْهٰرُ يُحَلَّوْنَ فِيْهَا مِنْ اَسَاوِرَ مِنْ ذَهَبٍ وَّيَلْبَسُوْنَ ثِيَابًا خُضْرًا مِّنْ سُنْدُسٍ وَّاِسْتَبْرَقٍ مُّتَّكِىِٕيْنَ فِيْهَا عَلَى الْاَرَاۤىِٕكِۗ “Mereka itulah orang-orang yang mendapatkan Surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya, dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas, dan mereka memakai pakaian hijau dari sutra halus dan sutra tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah,” [merekalah] maksudnya mereka yang berkarakter dengan keimanan dan amal shalih mendapatkan surga-surga yang tinggi yang pepohonannya sungguh banyak, hingga menutupi orang yang berada di dalamnya, sungai-sungainya pun banyak, mengalir di bawah pepohonan yang elok dan tempat-tempat kediaman yang tinggi, perhiasan mereka di dalamnya ter-buat dari emas, pakaian mereka terbuat dari sutra hijau dari jenis sutra sundus yaitu sutra yang halus dan istabraq yaitu sutra yang tebal. Mereka dalam keadaan bersandar di atas dipan-dipan yang indah, yaitu ranjang-ranjang yang dihiasi lagi diperindah dengan aksesoris yang mewah. Karena tidaklah ia dinamakan arikah (ran-jang-ranjang mewah) sehingga (harus) menjadi seperti itu.
Cara duduk mereka yang menyandar di atas dipan-dipan yang indah itu menunjukkan bentuk istirahat yang sempurna, hilangnya rasa capai dan kelelahan, disertai mobilitas pelayan untuk menyuguh-kan sesuatu yang mereka inginkan. Sebagai penyempurna kenik-matan itu, kekekalan yang lestari dan masa menetap yang abadi, maka kampung yang mulia ini, نِعْمَ الثَّوَابُۗ “adalah pahala yang sebaik-baiknya,” untuk orang-orang yang beramal وَحَسُنَتْ مُرْتَفَقًا “dan tempat istirahat yang indah.” Mereka merasa nyaman di dalamnya dan bersenang-senang dengan apa yang disukai oleh jiwa, membuat sejuk pandangan mata, berupa kegembiraan, kesenangan, dan ke-bahagiaan yang abadi, kelezatan yang berturut-turut dan kenikmatan yang melimpah.
Tempat istirahat mana yang lebih bagus daripada kampung ini? Serendah-serendah tingkatan penghuninya, dia (bisa) berjalan di kerajaannya, kenikmatan, istana-istana, dan kebun-kebunnya selama waktu dua ribu tahun. Sementara itu, dia tidak merasa me-lihat kenikmatan yang melebihi kenikmatan yang telah dia peroleh. Semua angan-angan dan kebutuhannya telah diberikan kepadanya. Ditambah lagi dengan kenikmatan yang tak terjangkau oleh angan-angan mereka. Bersama dengan semua itu, kenikmatan mereka tetap abadi, terus bertambah sifat-sifat dan keindahannya. Kita memohon kepada Allah agar Dia tidak mengharamkan kita dari kebaikan apa saja yang ada di sisiNya, disebabkan keburukan yang ada pada kita berupa kelalaian dan kemaksiatan.
Ayat ini dan ayat semisalnya menunjukkan bahwa perhiasan itu umum bagi laki-laki dan wanita, sebagaimana terdapat dalam hadits-hadits shahih, karena Allah menyebutkannya dalam bentuk umum dalam FirmanNya, يُحَلَّوْنَ “mereka dihiasi” begitu pula sutra dan yang sepertinya.
Mereka itulah orang-orang yang tinggi kedudukannya yang memperoleh surga ‘adn, yang mengalir di antara pepohonan yang tumbuh di bawahnya sungai-sungai; di dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang yang terbuat dari emas dan mereka memakai pakaian berwarna hijau yang terbuat dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka di dalam menikmati keindahan itu duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang diberi bantal dan tirai yang indah. Itulah sebaik-baik pahala dan tempat istirahat yang indah yang memberikan manfaat dan kebahagiaan yang sebesar-besarnya. Dan berikanlah wahai nabi Muhammad kepada mereka, yakni orangorang musyrik yang teperdaya oleh kesenangan dunia sebuah perumpamaan yang menggambarkan dua orang laki-laki; seorang dari keduanya beriman kepada tuhan dan seorang lagi tidak; kami jadikan bagi seorang di antara keduanya, yakni kepada orang yang tidak beriman dua buah kebun anggur dan kami kelilingi kedua kebun itu dengan pohon-pohon kurma dan di antara kedua kebun itu kami buatkan ladang yang subur.
Al-Kahfi Ayat 31 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Kahfi Ayat 31, Makna Al-Kahfi Ayat 31, Terjemahan Tafsir Al-Kahfi Ayat 31, Al-Kahfi Ayat 31 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Kahfi Ayat 31
Tafsir Surat Al-Kahfi Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)